IntiPesan.com

Lima Prediksi Talent Tren Pada 2020

Lima Prediksi Talent Tren Pada 2020

Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi pada beberapa tahun terakhir, ternyata juga telah mempengaruhi jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja secara global. Hal ini menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Korn Ferry banyak dipengaruhi oleh kecepatan kemajuan teknologi, yang membawa dampak pada pergeseran pola pikir para pelaku industri.

Bidang HRD telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dan kita akan melihat adanya fokus yang lebih besar pada transparansi, agility, perubahan budaya dan kepemimpinan. Hal tersebut juga membuat pengusaha menjadi lebih fleksibel dalam cara mereka memahami teknologi, ketika merekrut dan memberikan reward kepada karyawannya. Selain itu juga telah menciptakan transformasi berkelanjutan di semua tingkatan organisasi, ”kata Byrne Mulrooney, Chief Executive Officer, Korn Ferry RPO, Professional Search and Korn Ferry Digital.

Menurut Tamara Sigerhall, Market Leader, ASEAN, Professional Search, Korn Ferry menjelaskan bahwa memang pada saat ini terlihat adanya perlambatan ekonomi di berbagai belahan dunia, yang pada akhirnya merembet kepada ketidakpastian geopolitik. Kemudian perubahan teknologi-terutama transformasi digital-juga telah banyak merubah cara kita bekerja. Sehingga ini lantas akan merubah skala prioritas untuk fungsi SDM selama beberapa tahun terakhir. Tema-tema ini akan terus menghadirkan tantangan dan peluang, bagi profesi untuk semakin berkembang lebih jauh lagi.

“Untuk negara-negara dengan tingkat perekonomian yang kecil seperti Singapura, membangun SDM yang lebih agile dan banyak memfokuskan diri pada pengembangan talent lokal berkelas dunia sambil akan menjadi semakin penting untuk pembuktian di masa depan. Perusahaan yang menawarkan kesempatan kepada karyawan akan terus mengembangkan kemampuan mereka, agar tetap relevan di masa depan, ”jelasnya.

Selanjutnya Konr Ferry mencoba mendefinisikan lima tren yang kemungkinan akan muncul di tahun 2020, diantaranya adalah :

1.Tumbuhnya Konsep Kerja Berdasarkan Trust, Purpose dan Agility

Di masa lalu lingkungan kerja yang terstruktur dan terkendali dianggap ideal dalam sebuah industri. Dimana konsep tersebut menempatkan atasan sebagai pengawas strategi dan mengontrol proses dengan ketat, untuk memastikan proses produksi berhasil. Namun untuk tahun ini diprediksikan bahwa ada tuntuntan peran pemimpin yang lebih besar, daripada sekedar pengawas dan pemimpin diharapkan mampu menciptakan budaya yang agile dan mudah beradaptasi, di mana setiap tim dapat saling mempercaya dan memahami tujuan bersama dalam sebuah pekerjaan.

Kepemimpinan yang didorong oleh tujuan bersama akan mengalami peningkatan, karena akan semakin banyak karyawan yang melihat bahwa diri probadi mereka sendirilah yang memiliki peran terbesar di tempat kerja. Serta tumbuhnya keyakinan bahwa setiap pekerjaan yang mereka lakukan, memiliki tujuan dan makna yang berguna bagi diri pribadi.

2.Pengelolaan SDM Secara Efektif dan Pemberian Kompensasi

Pada saat ini di beberapa bagian dunia pengangguran masih menjadi problema utama, hal ini membuat banyak organisasi mulai berhati-hati dalam mengadopsi pendekatan terhadap perekrutan terhadap talent dan kompensasi bagi setiap karyawan. Peran ini tentunya akan berdampak langsung terhadap bidang SDM dan akan membuat diviisi sales menjadi sebuah prioritas utama. Sehingga pendekatan dengan berbasis teknoogi menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut, dan membuat organisasi untuk merekrut orang yang memiliki keterampilan teknis yang lebih khusus.

Untuk menghindari naiknya pengeluaran bagi karyawan, beberapa perusahaan enggan untuk memberikan kenaikan biaya hidup secara menyeluruh. Sebagai gantinya mereka memberikan lebih banyak insentif tidak tetap, seperti bonus, dan bebrapa pengeluaran yang berkaitan dengan penghargaan atas ketrampilan yang dimiliki karyawan.

3. Dukungan Keberagaman

Banyak perusahaan sekarang mulai mencoba mengidentifikasi demografi karyawan mereka, seperti jenis kelamin, ras, dan populasi etnis. Hal tersebut dilakukan agar organisasi dapat menekan tingkat ketidakadilan yang terjadi. Bahkan beberapa perusahaan ini melakukan audit de-biasing untuk proses tersebut, dengan cara membangun kemampuan kepemimpinan yang inklusif dalam manajemen eksekutif dan senior mereka, dan menciptakan akuntabilitas yang lebih besar untuk manajer organisasi.

4.Transparansi Dalam Gaji

Pada masa lalu apabila seorang karyawan bertanya mengenai besaran gaji ataupun tunjangan yang diterimanya, merupakan sebuah hal yang memalukan. Namun tren pada tahun ini mulai menujukkan bahwa hal tersebut akan memudar, dan transparasi atas gaji dan tunjangan seorang karyawan menjadi hal yang biasa terjadi. Dalam upaya untuk mempromosikan kesetaraan upah, lebih dari 80 negara telah mengesahkan undang-undang upah yang sama untuk pekerjaan yang sama. Sebagian besar dari negara-negara tersebut, lebih dari seperempatnya telah memiliki persyaratan pelaporan wajib yang baku.

Sehingga tidaklah mengherankan bahwa dalam survei global yang dilakukan oleh Korn Ferry baru-baru ini mengenai profesional sumber daya manusia, 75 persen mengatakan transparansi dalam pembayaran dan penghargaan akan menjadi lebih penting di tahun mendatang. banyak organisasi sedang menyusun strategi tentang bagaimana cara membuat program pembayaran yang adil, serta cara membantu manajer berkomunikasi dengan karyawan mereka secara lebih terbuka.

5.Kepedulian Karyawan Tentang kecerdasan Buatan

Jaman dulu melacak kandidat potensial bisa menjadi tantangan. Namun dengan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intellegence) dalam bentuk chatbots, telah membantu organisasi dalam menyediakan lebih banyak opsi untuk menjaga kandidat tetap tersedia secara tepat bagi organisasi. Kini banyak perusahaan mulai menggunakan program AI untuk menginformasikan kandidat dengan cepat dan efisien, di mana mereka berdiri dalam proses. Serta membantu mereka menavigasi situs karir, menjadwalkan wawancara dan memberikan saran.

selain itu dengan munculnya tren virtual reality, telah membuat beberapa perusahaan sekarang menawarkan simulasi VR yang memungkinkan para kandidat untuk melihat apa peran yang diperlukan. Serta dapat meningkatkan minat atau membantu kandidat memilih sendiri dari proses. Ini juga membantu pengusaha memahami apakah kandidat akan cocok, berdasarkan perilaku mereka selama simulasi.

Sumber/foto : hrasiamedia.com/topsourcetalentllc.com