Empat Kiat Pakar SDM Agar Lolos Rekrutmen Gen Z
Apakah Anda seorang job seeker Gen Z, yang merasa terperangkap dalam lingkaran frustrasi—melamar puluhan lowongan namun selalu terhenti di tahap seleksi?
Di tengah persaingan ketat dan tuntutan digital, kunci sukses bukan lagi tentang seberapa banyak lamaran yang Anda kirim, tetapi seberapa akurat Anda menargetkan diri.
Ibu Nining Kristiana, Founder First Asia Consultants dan pakar SDM senior, juga membagikan kiat praktis agar talenta muda tidak hanya harus bisa survive, tetapi terpilih sebagai aset terbaik perusahaan.
1. Stop Blaming, Mulai Identifikasi Diri
Ibu Nining menyoroti frustrasi job seeker, yang sering menyalahkan kegagalan pada psikotes atau proses seleksi. Dirinya mendesak agar fokus diubah, dari blaming menjadi identifikasi diri.
Menurutnya kunci terbesarnya adalah pada review diri sendiri.
Tanyakanlah pafa diri sendiri, apakah saya sebenarnya cocok di bidang ini?
Mulai mem,ahami strength dan weakness untuk menentukan pilihan karier yang benar, bukan sekadar mengikuti tren.
2. Pahami Strategi Talent Acquisition
Rekrutmen kini berevolusi menjadi akuisisi talenta. Perusahaan sangat berhati-hati, karena proses ini adalah “gerbang utama SDM”, yang menentukan kualitas organisasi ke depan.
Untuk itu dirinya menyarankan talent agar memahami kompetensi pasar, selalu update dengan kompetensi apa yang sedang dibutuhkan industri supaya tetap relevan.
Selanjutnya mengenali esensi MT, apabila melamar Management Trainee (MT), pahami bahwa Anda membidik posisi calon pemimpin.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita memiliki potensi leadership ? Jadi jangan hanya mengejar label.
3. Jual Wisdom, Bukan Hanya Knowledge
Di era di mana knowledge mudah diakses (bahkan melalui AI), yang membedakan talenta adalah pengalaman dan kebijaksanaan (wisdom).
Ibu Nining meluruskan mitos: psikotes bukanlah “kambing hitam,” melainkan alat penting untuk identifikasi dan pengembangan potensi talent.
Kiatnya bagi Gen Z adalah, berusaha menguasai kekuatan dan mempelajari how to sell yourself secara efektif, yaitu mengartikulasikan potensi agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Bermanfaat dan Selesai dengan Diri Sendiri
Di luar teknik seleksi, Ibu Nining membagikan filosofi karier jangka panjang yang juga perlu diperhatikan, yaitu : Bermanfaat.
“Bermanfaat dan selesai dengan diri sendiri, sehingga bisa lebih banyak untuk bisa berbagi,” jelasnya.
Kesuksesan sejati, menurutnya, adalah kemampuan untuk berbagi ilmu dan pengalaman (wisdom) kepada generasi penerus.
Ini adalah balancing act, antara mencari keuntungan (transaksi) dan memberi (berbagi) kepada sesama dalam jangka panjang.
Untuk melihat wawancara lengkapnya di channel Intipesan Youtube, silahkan klik link di bawah ini :