IntiPesan.com

Dua Cara Meningkatkan Kemampuan EQ Kepemimpinan Kita

Dua Cara Meningkatkan Kemampuan EQ Kepemimpinan Kita

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) menjadi salah satu elemen penting dalam kesuksesan sebuah bisnis atau perusahaan. Bahkan beberapa tahun terakhir, kecerdasan emosional atau EQ telah menjadi topik umum dan populer di kalangan manajer dan pemimpin perusahaan.

Bahkan menurut Richard Trevino, konsultan manajemen internasional menyebutkan bahwa EQ merupakan salah satu bidang pengembangan yang paling dibutuhkan di tempat kerja saat ini. Terutama diantara para pemimpin.

Sedangkan Travis Bradberry, founder TalentSmart dan penulis buku Emotional Intelligence 2.0, mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengelola diri sendiri dan tentang bagaimana cara berkomunikasi/berempati secara efektif. Dimana hal tersebut merupakan salah satu indikator penting dalam hal prediksi kinerja. Studi saat ini menunjukkan bahwa EQ juga mempengaruhi kinerja dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk retensi pelanggan, peningkatan penjualan, kepemimpinan, manajemen dan banyak aspek lainnya. Dengan demikian manajer dan pemimpin harus memahami dan meningkatkan EQ mereka,untuk mendapatkan manfaat dari dampaknya di tempat kerja.

Secara umum EQ dibagi ke dalam dua komponen utama, yaitu :

1.Memiliki Kesadaran Diri Sendiri

Kesadaran diri pribadi atau self awareness mensyaratkan perhatian pada emosi diri, tentang bagaimana kita mengekspresikannya pada suatu siatuasi. Orang-orang yang memiliki kesadaran diri berkomitmen untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka sendiri, seperti yang ditulis oleh DevelopmenWORKS President John R. Stoker agar sadar diri, kita harus mau melakukan penilaian diri yang jujur, seperti Tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).

Namun kesadaran diri bukan hanya tentang mengetahui bagaimana kita bereaksi terhadap situasi tertentu. dan apa yang memicu respons emosional. Karena ini juga menyangkut tentang bagaimana menggunakan pengetahuan itu untuk mengendalikan reaksi diri. Mengontrol emosi tidak berarti kita berhenti merasakannya. Itu berarti bahwa kita harus bisa mengenali diri ketika terlibat dalam emosi, seperti marah atau frustrasi. Serta memahami bahwa tidak pantas untuk menunjukkan kemarahan dan frustrasi dalam situasi tertentu, dan tetap tenang terlepas dari perasaan negatif.

Hal ini juga berarti selalu siap menerima kritik, baik negatif maupun positif. Serta mampu menggunakannya sebagai dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan diri. Feedback semacam itu juga dapat membantu kita dalam menilai diri sendiri dan mengatur respons emosional.

Self awareness memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan lebih baik. Karena kita dapat mengendalikan reaksi terhadap situasi dan orang tertentu, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu di tempat kerja atau bahkan dalam kehidupan pribadi. Misalnya ketika kita merasa marah atau frustrasi, daripada berteriak dan membuat keributan, kita bisa mengatasinya dengan mencoba menarik napas dalam-dalam dan rilek. Sehingga bisa tetap tenang dan mengatasi masalah dengan tenang. Ini memungkinkan kita untuk menghindari situasi yang semakin parah.

2. Memiliki Kesadaran Sosial

Kesadaran sosial mengacu pada kemampuan kita untuk berempati dengan orang lain. Dengan kata lain itu merupakan kepekaan kita terhadap perasaan dan emosi orang lain, serta kesediaan diri untuk menghormati perspektif orang lain. Kesadaran sosial juga berarti jujur ​​dan hormat. Dengan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang di sekitar kita mungkin bereaksi, akan dapat bersiap untuk reaksi mereka.

Misalnya sebagai manajer dan pemimpin, kita harus menerapkan perubahan di perusahaan di beberapa titik dan dapat mengantisipasi bahwa sejumlah karyawan akan bereaksi negatif terhadap perubahan itu. Konsekuensinya kita juga dapat membuat rencana untuk memastikan bahwa masalah mereka ditangani, yang membantu mencegah sebagian besar konflik yang muncul saat menerapkan perubahan.

Seperti halnya kesadaran diri, kesadaran sosial juga dapat meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi, tidak hanya di tempat kerja tetapi juga dalam percakapan sehari-hari. Untuk meningkatkan kesadaran sosial, berlatih mengamati orang-orang di sekitar. Perhatikan apa yang memicu respons emosional mereka. Orang-orang mengkhianati isyarat tertentu ketika mereka akan mendapatkan emosi yang tinggi.

Misalnya kebanyakan orang mulai bernapas berat ketika mereka marah. Beberapa dapat berubah menjadi merah, sementara yang lain mulai mengerutkan dahi atau membentuk lipatan di dahi mereka. Ini semua adalah indikator orang yang mungkin memiliki respons negatif, terhadap kata-kata atau tindakan kita atau situasi yang dialami. Mengetahui isyarat ini memungkinkan kita untuk mengambil tindakan, untuk memastikan bahwa sebelum mereka mencapai tingkat emosi yang tinggi. Kemudian mencoba untuk meredakannya dan mencari penyebab respons emosional mereka.

Sebagai seorang manajer atau pemimpin dalam kapasitas apa pun di tempat kerja, mengasah EQ akan meningkatkan interaksi sehari-hari di antara karyawan maupun pimpinan. Salah satu manfaat memiliki EQ tinggi, adalah mengembangkan kemampuan untuk mengumpulkan sekelompok orang dan membuat mereka bekerja bersama mencapai tujuan bersama. Karena kita memahami respons emosional mereka, sehingga kita tahu apa yang harus dikatakan atau lakukan untuk memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras dan sebagai tim menuju tujuan yang sama. Dan ingatlah untuk memperhatikan bahwa sadar diri dan sadar sosial juga dapat membantu mengelola hubungan pribadi , meningkatkan kualitas hidup di dalam dan di luar kantor.(Artiah)

Sumber/foto entrepreneur.com/stanford.edu