Para Pemimpin Wanita Sukses Yang Mampu Menciptakan Budaya Kerja Hebat
Budaya kerja membawa dampak kepada organisasi. Setiap perusahaan didirikan memiliki tujuan dan visi tertentu. Dibutuhkan kerja sama tim agar bisa mencapai tujuan tersebut secara efektif hingga mencapai keberhasilan atau kesuksesan. Oleh karena itu, penting bagi para karyawan untuk bisa enjoy di tempat kerja sehingga muncul rasa loyal terhadap perusahaan. Hal itulah mengapa budaya kerja perlugan diterapkan pada organisasi. Hal itu juga menumbuhkan semangat serta loyalitas karyawan dengan membangun budaya kerja yang kuat.
Inti dari budaya perusahaan sebenarnya berkenaan dengan karakter suasana internal perusahaan atau suasana kerja, yang ditampilkan dalam bentuk sebuah sistem dari pembagian nilai, kepercayaan, dan standar etika dalam mendefinisikan norma perilaku, sikap yang sudah melekat, menerima praktek kerja dan gaya dari operasional perusahaan.
Sebagai pemimpin, salah satu tanggung jawab utamanya adalah menciptakan budaya kerja yang baik. Memotivasi mereka untuk melakukan, berkontribusi, dan bertahan di organisasi.
Misalnya, perusahaan seperti Zappos, MyFitnessPal dan Gusto terkenal karena dedikasinya terhadap budaya kerja yang sehat. Perusahaan-perusahaan ini juga menghubungkan banyak keberhasilan mereka dengan budaya mereka.
Dalam membangun budaya kerja memang bukan hal yang dianggap mudah. Tetapi kita bisa mempelajari dari beberapa tokoh yang telah sukses dengan budaya kerja di perusahaannya.
1.Piper Gunnarson, Executive Director of On Site Opera
Menurut Gunnarson, udaya kerja yang positif sangat penting. Menjadi keberuntungan baginya sebagai pemimpin bisa bekerjasama dengan semua tingkatan mulai dari dewan direksi, staf, hingga tim produksi.
“Saya pikir ini sangat penting dalam bidang yang digerakkan oleh tenggat waktu seperti seni pertunjukan. Tidak pernah ada opsi untuk memperpanjang batas waktu proyek. Tiket sudah terjual, artis dikontrak untuk bekerja selama periode waktu tertentu sebelum mereka terbang ke pekerjaan berikutnya, tempat ini hanya tersedia untuk jendela kalender tertentu, pertunjukan harus tetap berjalan.Model bisnis ini dapat dengan mudah menyebabkan tingkat stres yang tinggi, hubungan yang tegang, dan kelelahan” jelasnya.
Ia menambahkan, mengetahui bahwa jadwal proyek tidak dapat dinegosiasikan, menjadi penting untuk mengajak orang-orang di tim yang memiliki sikap positif dan gaya kerja kolaboratif. Ia menyarankan untuk meluangkan bertemu atau berkomunikasi dengan para anggota tim.
“Di perusahaan saya saat ini, kami selalu memulai setiap proses latihan dari tempat kerja. Rapat tim dimulai dengan pertanyaan, “Apa yang baru dan menarik?” Orang-orang kemudian memiliki ruang untuk berbagi apa yang sedang terjadi dalam hidup mereka. Di On Site, kami memulai proses latihan dengan menyambut semua orang di lingkungan sekitar, terutama artis yang berkunjung, dengan lembar informasi tentang sumber daya lokal seperti restoran, toko obat, bank, dll. Diikuti dengan kode etik kami untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan lingkungan kerja yang saling menghormati,” jelasnya.
Mendorong budaya kerja yang positif diumpamakan memasak makanan yang lezat, kata Gunnarson, dimana bahan rahasianya adalah cinta.
“Anda harus memiliki cinta di ruang latihan, di kantor dan di ruang dewan jika ingin produksi opera Anda akan terasa hebat bagi penonton. Jika Anda membuat produksi Anda atau proyek Gunnarson dengan racun di hati Anda, itu akan dirasakan oleh semua orang, dan semuanya menurun dari sana” katanya.
Kita semua memiliki kekurangan, tantangan, ketakutan, tujuan serta preferensi dan ketidaksukaan dan lainnya. Selama berhenti sejenak di saat-saat sulit untuk saling mendukung dan menguatkan, kita akan menemukan jalan keluar.
2.Josephine Fan, Presiden J. Fan Holdings
Jika kita tidak bisa bahagia dengan apa yang dilakukan, kita tidak akan membuat orang lain bahagia juga. Kebahagiaan tidak selalu berarti bahwa itu membawa kita kegembiraan yang luar biasa, atau tidak merasa beberapa pekerjaan itu membosankan. Tetapi kebanggaan pada pekerjaan dan pencapaian kita serta berusaha untuk berbagi dari pencapaian itu dengan orang-orang.
“Saya sangat percaya bahwa bersikap baik dan adil kepada orang lain pada akhirnya akan membawa peluang bagus. Bagi saya, ini berarti pertama-tama mengakui dan menghargai upaya orang lain, bahkan jika itu belum tentu persis seperti yang ada dalam pikiran kita, kemudian memiliki keterampilan koping yang sehat ketika sampai pada masa konflik, dan memperlakukan bahkan mereka yang tidak setuju dengan kita dengan menghormati. Bagaimana kita bereaksi terhadap pelanggaran yang dirasakan, apakah kita memilih untuk membalas dendam atau mencari resolusi belas kasih, akan menjadi hakim utama karakter kita”, jelasnya Fan panjang.
“Dengan demikian, langkah berikut haruslah untuk mengetahui diri kita sendiri dan nilai-nilai kita dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai itu bahkan jika itu melukai kita dalam jangka pendek, karena menjadi dapat dipercaya adalah fondasi terkuat yang bisa Anda miliki untuk membangun lingkungan kerja yang kuat dan mendapatkan basis pelanggan yang loyal”, lanjutnya.
Kemudian, penting untuk mengetahui kapan harus menyerah dan bertahan. Akan ada situasi di mana kita mengalami kesulitan mengenali masalah-msalah i, terutama jika kita secara emosional berinvestasi -di dalamnya. Pada dasarnya, cobalah untuk tidak tergesa-gesa dalam mengenali dan menyelesaikan apapun. Tenang dan focus adalah kuncinya.
3.Paige Arnof Fenn, Pendiri dan CEO Mavens & Moguls
Dalam pengalamannya, karyawan yang bahagia menjadi juara, pendukung keberhasilan bisnis dan brand perusahaan. Ketika mereka senang, hal itu juga berdampak pada kepuasan pelanggan.
Jika perusahaan mengelola orang-orangnya dengan baik, maka karyawan akan lebih memperhatikan pelanggan.
“Saya percaya organisasi yang menyadari bahwa karyawan mereka adalah pelanggan internal memiliki staf yang lebih bahagia dan lebih sehat serta bisnis yang lebih loyal dan menguntungkan. Dengan memiliki lebih sedikit turnover dan lebih banyak pelanggan tetap, perusahaan dapat memfokuskan seluruh energi mereka untuk membuat produk dan layanan hebat yang memberi mereka keunggulan kompetitif yang sangat besar di pasar untuk bakat dan penjualan,” ungkap Fenn.
Menciptakan budaya yang hebat dan mengelola sebuah tim membutuhkan visi yang jelas, komitmen untuk merekrut orang-orang terbaik, kesabaran untuk memastikan kepercayaan diri yang disertai dengan pengalaman.
4.Cindy Eggleton, CEO Brilliant Detroit
Eggleton menyarankan agar pemimpin mendengarkan, peduli dan mengarahkan setiap karyawan.
“Di masa lalu, saya merasa saya harus benar-benar berpengetahuan, tetapi saya telah belajar bahwa hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mendengarkan dan Anda akan mendapatkan semua pengetahuan yang Anda butuhkan karena orang tahu apa yang terbaik untuk mereka,” ungkapnya.
Menurutnya kehadiran pemimpin adalah kunci, bahkan jika saya ditarik dalam lima juta arah yang berbeda, saya tahu bahwa ketika saya bersama orang lain, saya perlu menghormatinya, menghormati momen itu dan menghormati apa yang perlu kita lakukan bersama.
Dirinya menambahkan bahwa yang mendasari semua ini adalah kepedulian. Tentu pemimpin di tempat kerja harus banyak memberikan dukungan, cinta dan kepedulian terhadap karyawannya. Hal itu bukan hanya membuat mereka termotivasi, tetapi juga merasa dihargai serta diakui kehadirannya.
Dengan mendengarkan, hadir dan perhatian, juga dapat membangun kepercayaan karena orang tidak perlu menebak apa yang ada di pikiran kita. Kita juga harus bisa menciptakan peluang bagi diri sendiri dan orang lain untuk benar-benar tumbuh.
5.Jessie Medina, Founder FEMX Quarters
Budaya kerja yang sehat dimulai dengan siapa yang kita pekerjakan karena betapapun bagusnya pelatihan dan budaya, kita tidak bisa mengajar orang untuk peduli dengan nilai-nilai kecuali mereka sudah selaras dengan kita. Mulailah dengan mempekerjakan orang yang tepat dengan sikap dan inisiatif positif. Carilah orang-orang yang bersemangat tentang apa perusahaan kita termasuk visi dan misi. Setelah mendapatkan perekrutan yang tepat, kemudian terbentuklah sebuah tim. Tim dapat menciptakan budaya yang mengapa penting untuk mengumpulkan tim yang tepat. Aspek lain yang sangat penting adalah untuk memimpin dengan memberikan contoh dengan tindakan dan ucapan.
“Saya bisa berbicara sepanjang hari tentang kerja tim, tetapi jika saya tidak mau bekerja sama, maka saya hanya membuang-buang waktu. Kenali setiap orang di tim Anda, apa yang penting bagi mereka masing-masing, dan berikan contoh bagi manajer Anda untuk menumbuhkan dan memelihara tim mereka.” Kata Medina.
Penting untuk dipahami bahwa pekerjaan itu bukan kehidupan. Dimana karyawan memiliki memiliki impian dan kekhawatiran. Mereka memiliki keluarga yang harus didukung dan kehidupan pribadi. Perlakukan mereka sebagai orang dan bukan hanya instrumen untuk perusahaan atau angka. Dorong keseimbangan kehidupan kerja, pertumbuhan pribadi, dan kesehatan karyawan. Cobalah menawarkan tunjangan bagi mereka di perusahaan sehingga memenuhi harapannya.
6.Charity Hill, Managing Partner EPIC Entertainment Group
Menciptakan budaya kerja yang hebat bisa lebih sederhana. Orang ingin didengar, dihormati, dan diberikan peluang untuk tumbuh.
“Saya pikir perbedaan mendasar antara mereka yang mencapai budaya kerja yang hebat dan mereka yang meleset dari sasaran adalah keputusan untuk memberdayakan anggota tim untuk menjadi bintang dan unggul dengan apa mereka kerjakan,” gagas Hill.
7.Dimple Thakkar, CEO Synhergy MARKETING
Jas, koper, dan perjalanan reguler ke kantor, menurut Thakkar, bukanlah sesuatu yang perlu untuk digunakan. Ketika kita menghemat lebih banyak uang dan membuang waktu lebih sedikit, akan menciptakan kesenangan dan produktivitas kerja yang lebih efektif.
“Ketika semua orang bahagia, produktivitas, kualitas, dan keterlibatan meningkat. Itulah sebabnya masa depan ruang kantor adalah dunia maya. Sebagai pemilik usaha kecil, menjaga operasi tetap ramping dan rata-rata seringkali merupakan faktor kunci untuk umur panjang dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar yang terlalu jenuh. Menjadi ramping dan kecil bisa menjadi keuntungan, tetapi orang tidak cukup sering mendiskusikannya,” jelas Thakkar.
“Program kerja jarak jauh kami dibuat dengan cermat untuk memberi para pekerja keseimbangan kehidupan kerja. Kami percaya pada keseimbangan itu. Kami juga percaya dalam mendukung kesehatan mental.,” lanjutnya.
8.Courtney Malengo, Founder Spark&Buzz Communications
Menurut Malengo, sebagai pemimpin, wajib untuk membantu orang lain menyadari potensinya dan menciptakan peluang bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang.
“Ini bukan tentang apa yang bisa kita dapatkan dari mereka atau hanya apa yang bisa mereka lakukan untuk Anda dan organisasi Anda. Ada banyak sekali diskusi tentang apakah suatu organisasi bisa terpisah dari orang-orangnya dan sebaliknya, tetapi tetap eksis dan berjalan baik,” kata Malengo.
Malengo menyarankan pada pemimpin untuk selalu transparan, adil dan jujur, memperlakukan orang dengan hormat, serta membantu mereka mendapatkan kesempatan berikutnya. Apakah itu mempelajari keterampilan baru atau lainnya, membantu orang lain tumbuh dan berkembang adalah kewajibanseorang pemimpin.
Penting untuk selalu membuat ruang percakapan pribadi dan memahami apa yang menginspirasi mereka yang bekerja dengan kita.
“Saya percaya Anda harus mencintai apa yang Anda lakukan. Jika Anda tidak menyukainya, maka mari cari tahu sesuatu yang Anda sukai. Saya memiliki banyak bos yang luar biasa dan bos yang tidak terlalu luar biasa, jadi saya telah belajar dari kedua contoh itu. Saya telah melihat secara langsung bagaimana budaya beracun dapat menembus organisasi dan menghambat keberhasilannya. Itu benar, itu dimulai dari atas. Anda harus memberi contoh dan menunjukkan perilaku yang ingin Anda lihat (dan harapkan) dari tim Anda. Penyelarasan antara apa yang Anda katakan dan apa yang Anda lakukan sangat penting untuk budaya dan konsistensi dalam komunikasi,” ungkapnya menjelaskan.
9.Tina M. Baxter, Founder Baxter Professional Services
Pada kepemimpinanya, Baxter selalu mengusahakan kebahagiaan dan ksenangan karyawannya, dimana mereka tidak mengalami stress ketika bekerja.
“Pada praktik klinis saya, kami memiliki kontes dekorasi liburan yang ramah. Bahkan saya memiliki tim medis sendiri untuk memperhatikan kesehatan karyawan. Kemenangan saya adalah kita belajar untuk bekerja bersama dalam lingkungan yang tidak membuat stress,” katanya.
10.Donie Yamamoto, Founder Vital Pet Life
Ada begitu banyak faktor yang terlibat dalam menciptakan budaya kerja dan kehidupan kerja yang fantastis. Secara pribadi, Yamamoto menciptakan dan membangun komunitas yang mendukung perempuan yang sepaham, teman sebaya dan pengusaha hingga mengubah hidupnya.
“Memulai dan menjalankan bisnis dari rumah kadang-kadang terasa sepi. Tentu saja, keluarga beserta hewan peliharan ada bersama saya, tetapi ketika saya membangun bisnis Vital Pet Life saya, saya ingin menjadi bagian dari komunitas wanita wirausaha lain yang dapat saya ajak berkolaborasi, bertukar pikiran dan berbagi impian saya,” ungkapnya.
Menjadi Tory Burch Foundation Fellow adalah impian lamanya. Hal itu karena ia mengagumi ketajaman bisnis Tory Burch serta misinya untuk memberdayakan perempuan wirausaha. Dimana, program fellow nya menyatukan 50 wanita dinamis yang berjuang untuk tumbuh dan mengembangkan bisnis mereka. Mengetahui bahwa program Fellowship juga memberikan beberapa hadiah untuk memajukan pendidikan bisnis, memotivasi siapa saja untuk berkembang dan maju.
“Saya seorang yang percaya pada pembelajaran seumur hidup dan selalu ingin menghadiri Program Kepemimpinan Eksekutif Wanita di UC Berkeley. Program ini unik karena dirancang oleh wanita untuk wanita. Ini membahas kekuatan dan tantangan khusus yang dihadapi pengusaha perempuan di dunia perusahaan yang kompleks saat ini. Program ini menggabungkan pembicara wanita tingkat tinggi dari perusahaan-perusahaan Silicon Valley terkemuka. Saya tahu program empat hari ini akan memberi saya rasa memiliki atas potensi kepemimpinan saya serta merangkul berbagai bentuk kekuatan dan kepemimpinan perempuan. Saya juga menambahkan ke komunitas sesama wirausaha perempuan yang saya anggap sebagai teman yang terus meningkatkan budaya dan kehidupan kerja saya,” jelasnya. (Artiah)
Sumber/foto : entrepreneur.com/sparkandbuzz.com