• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Traning This Month
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Public Training
    • Annual Event 2019
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • Magazine
  • Book
  • E-Book
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Traning This Month
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Public Training
    • Annual Event 2019
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • Magazine
  • Book
    • E-Book
    • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • RSS

Anak

Terlalu Banyak Les bisa Membuat Anak Stres

Terlalu Banyak Les bisa Membuat Anak Stres
Redaksi
February 12, 2018

Terlalu Banyak Les bisa Membuat Anak Stres

Tingginya tuntutan pendidikan anak pada saat ini telah memaksa sebagian besar dari mereka untuk menginkuti pelajaran tambahan di luar sekolah, kegiatan tersebut sering disebut dengan istilah les. Ada beragam jenis les yang ditawarkan, mulai dari les pelajaran sekolah hingga kepada les ketrampilan. Hal ini terus berlanjut hingga mereka mencapai perguruan tinggi. Jam untuk les biasanya berlangsung dari siang hingga malam hari. Hal ini biasanya dilakukan dengan tujuan agar anak serba bisa dalam berbagai bidang, mengoptimalkan bakat anak, dan tentu saja agar anak pintar dalam berbagai hal.

Banyak sekolah yang demi menjaga nama baik sekolah dan takut reputasi sekolahnya jatuh, maka pihak sekolah mengadakan tambahan pelajaran untuk anak didik yang tertinggal. Pihak sekolah juga mengadakan tambahan pelajaran untuk anak-anak dengan nilai akademis yang tinggi, agar dapat mempertahankan nilainya dan diharapkan bisa ditingkatkan lagi. Sehingga ranking sekolah mereka juga meningkat secara tidak langsung. Namun benarkah mereka membutuhkan les tersebut ? Apakah bidang les yang diikuti memang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan si anak? Ataukah hanya obsesi orang tua yang menginginkan anak untuk serba bisa dalam segala bidang? Sadarkah jika obsesi untuk menjadikan anak pintar justru malah membebani anak tersebut? Agar wawasan Anda semakin terbuka berikut akan dijelaskan lebih lanjut, beberapa dampak psikologis apabila anak terlalu banyak mengikuti les, diantaranya adalah :

Tidak semua anak bisa bertahan dalam kondisi dengan jadwal yang padat

Bagi beberapa anak ada yang tidak dapat menyesuaikan diri untuk bertahan dalam kondisi jadwal yang padat. Jadwal yang padat justru akan membuat anak rentan terhadap stres, mengalami kejenuhan dan kelelahan sehingga membuat anak tidak belajar secara optimal di kelas dan di tempat les. Anak yang awalnya memiliki prestasi akademik yang baik justru bisa jadi menurun. Anak bisa enggan untuk belajar lagi karena merasa sudah karena tidak ada waktu istirahat untuk anak. Hal ini disebabkan anak terlalu diforsir untuk terus-menerus belajar.

Ketika anak memang siap maka proses belajar akan lebih baik

Jerome Bruner, psikolog pendidikan dan kognitif, mendukung pandangan “golden age” dengan mengatakan bahwa pelajaran apapun dapat diajarkan secara efektif pada anak dengan berbagai tingkat usia manapun. Hal ini membuat banyak pihak baik sekolah maupun orang tua yang optimis bahwa anak dapat belajar dengan cepat dan menangkap apapun yang dipelajari dengan baik. Padahal ada keterbatasan biologis dalam proses belajar pada anak. Sesuaikan sistem belajar anak dengan usianya. Jika anak dirasa memang telah siap maka proses belajar akan lebih baik dan anak akan belajar lebih optimal.

Anak-anak akan kekurangan waktu untuk bermain/bersosialisasi

Beratnya tuntutan akademik pada anak menyebabkan anak dituntut untuk memikul banyak beban belajar, memaksa anak untuk menguasai pelajaran dalam waktu cepat, mengikutsertakan anak pada bimbingan belajar atau les sehingga anak-anak tidak memiliki waktu bermain. Orang tua tampaknya justru merasa bangga jika anak-anaknya pintar dan menjadi seperti apa yang diinginkan orang tua. Tuntutan orang tua yang menginginkan anak-anaknya untuk pintar dalam berbagai hal justru membuat anak tidak dapat menikmati masa kanak-kanak mereka serta tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain.

Kenali kondisi anak Anda

Pemberian tambahan pelajaran seperti mengikutsertakan anak dalam kegiatan les tidak sepenuhnya buruk. Namun, yang menjadi masalah adalah orang tua terlalu menuntut anak untuk mencapai berbagai prestasi tertentu yang dirasa kurang realistis dibandingkan dengan kemampuan serta mengabaikan perasaan dan kondisi anak ketika menjalaninya. Memang benar dengan memberikan kelas tambahan dan tambahan les di luar jam pelajaran sekolah memiliki peranan yang penting untuk perkembangan anak dan membantu anak untuk mengasah potensi yang mereka miliki. Hanya saja jadwal kegiatan yang padat justru akan menyebabkan anak merasa jenuh, kelelahan secara fisik dan juga mental. Anak juga tidak menikmati kegiatan yang mereka jalani dan hal tersebut akan membuat anak rentan mengalami stres.

Orang tua hendaknya jangan memarahi anak jika anak mendapatkan nilai yang tidak memenuhi standar, tapi bimbinglah secara baik-baik anak agar anak tidak tertekan. Memaksa anak dengan mengikutsertakan dalam berbagai banyak kegiatan justru tidak baik untuk anak, jika stres dampaknya anak akan memberontak dan setengah hati dalam belajar. Jika ingin mengikutsertakan anak dalam les pastikan anak bersedia dan sesuai dengan minat anak. Ingat yang belajar adalah anak Anda bukan? Janganlah melakukan sesuatu yang sia-sis kepada anak dan diri Anda sendiri. (Artiah)

Sumber/goto : pijarpsikologi.com/npr.org

Related ItemsFeatured
Anak
February 12, 2018
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Booking Cart

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Orangtua Perlu Membantu Anak dalam Belajar Mengatasi Rasa Cemas dan Ketakutan

    Orangtua Perlu Membantu Anak dalam Belajar Mengatasi Rasa Cemas dan Ketakutan Rasa takut tidak...

    Redaksi February 15, 2019
  • Read More
    Anak
    Anak Kedua Sering Memiliki Kecenderungan Keras Kepala dan Trouble Maker

    Anak Kedua Sering Memiliki Kecenderungan Keras Kepala dan Trouble Maker Menghadapi anak keras kepala atau...

    Redaksi February 11, 2019
  • Read More
    Anak
    Kualitas Waktu Bersama Anak Menentukan Tingkat Prestasi Akademis

    Kualitas Waktu Bersama Anak Menentukan Tingkat Prestasi Akademis Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh...

    Redaksi February 8, 2019
  • Read More
    Psychology
    Menjaga Kesehatan Mental dengan Mengurangi Penggunaan Media Sosial

    Menjaga Kesehatan Mental dengan Mengurangi Penggunaan Media Sosial Munculnya media sosial menjadi pengaruh pada...

    Redaksi February 7, 2019
var _Hasync= _Hasync|| []; _Hasync.push(['Histats.start', '1,4207743,4,402,118,80,00011111']); _Hasync.push(['Histats.fasi', '1']); _Hasync.push(['Histats.track_hits', '']); (function() { var hs = document.createElement('script'); hs.type = 'text/javascript'; hs.async = true; hs.src = ('//s10.histats.com/js15_as.js'); (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(hs); })(); online visitors counter
IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang focus dalam pengembangan SDM baik untuk perusahaan maupun masyarakat lain di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui conferences, Training , Media Online , Media Cetak dan event event yang berkaitan dengan pengembangan SDM . Intipesan didirikan pada bulan September 1995 dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya .
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik .
Misi : Bekerja dengan standard moral yang baik dan menjujung tinggi profresionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today.


Copyright © 2011 - 2019 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.