IntiPesan.com

Pemimpin Era Digital Harus Mampu Memahami Lifestyle Milenial

Pemimpin Era Digital Harus Mampu Memahami Lifestyle Milenial

Digitalisasi saat ini membawa transformasi besar di segala aspek kehidupan, salah satunya di dunia kerja. Kehadiran teknologi, telah membawa kita ke arah hidup serba fleksibel. Hal itu menjadi tuntunan dan tantangan bagi para pelaku usaha dan bisnis maupun organisasi untuk terbuka dan adapt terhadap perkembangan teknologi. Temasuk bagaimana cara memimpin dan mengelola organisasinya yang kebanyakan sekarang ini dipenuhi generasi milenial. Menarik dan mempertahankan milenial untuk berkontribusi terhadap organisasi. Juga mengintegrasikan generasi milenial dengan generasi baby boomer dan generasi X untuk menghindari konflik antargenerasi di lingkungan kerja. Hal tersebut disampaikan oleh Tan Wijaya, Presiden Direktur PT IBM Indonesia ketika ditemui Redaksi Intipesan seusai menyampaikan seminar di Jakarta pada minggu lalu.

“Saat ini kita masuk di industri 4.0. Dimana kalau kita lihat dinamikanya gak berbeda dengan sebelumnya, banyak diisi oleh milenial sebagai workforcenya kita. Sehingga satu tantangan yang sangat real, adalah bagaimana kita bisa memanage atau menarik milenial ini yang dari berkontribusi terhadap perusahaan kita. Itu tantangan sigfnifikan yang kita hadapi semua,” katanya.

Dirinya menambahkan bahwa setiap pemimpin dari segi work lifenya, harus bisa sesuai dengan keinginan para milenial. Bersikap terbuka dan mau melakukan perubahan sesuai dengan perkembangan jamannya, termasuk bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka.

“Menjadi penting untuk pemimpin  bisa membangun komunikasi yang setara dengan mereka, agar bisa asik ketika ngobrol dengan mereka” ujarnya.

Untuk bisa berkomunikasi dengan milenial sendiri, pemimpin harus mengerti terlebih dahulu life stylenya agar bisa masuk ke dalam lingkungan mereka. Dalam hal ini, diketahui bahwa media sosial memainkan peranan penting pemimpin bisa berkomunikasi dengan milenial.

“Kita harus mengerti life stylenya dia, mengerti cara berkomunikasi channelnya. Mereka lebih suka dan nyaman dari segi tidak terstruktur, tetapi lebih cara pensive. Kita juga perlu understanding bagaimana kita masuk. Jadi sosial media menjadi peranan penting saat ini untuk kita bisa berkomunikasi dengan mereka,” tutupnya.