Mengenal Empat Ketrampilan Dasar Manajer HRD
Bagian HRD atau dulunya dikenal dengan istilah bagian ketenagakerjaan,merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah perusahaan. Bagian HRD memiliki tugas mengelola semua hal yang berkaitan dengan semua karyawan, dari level terendah sampai dengan yang tertinggi.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya HRD harus bisa bersikap netral tanpa memihak manapun, tetapi harus mampu memberikan solusi atas setiap permasalahan yang ada. Selain itu HRD juga memiliki tugas berhubungan dengan pihak di luar perusahaan, baik kepada dinas ketenagakerjaan, pihak asuransi ataupun jamsostek. Ini diperlukan sebagai perlengkapan untuk pemberian fasilitas bagi semua karyawan yang berada di perusahaan tersebut. Karena itulah HRD harus bersifat independen, dan untuk bisa menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut bagian ini membutuhkan pula seorang HRD manager yang andal.
Untuk bisa menjalankan peran ini, para manajer HRD harus memiliki empat kompetensi utama : komunikasi, kemampuan analisis, keterampilan membangun hubungan dan kualitas kepemimpinan.
1. Kemampuan Berkomunikasi
Seorang manajer sumber daya manusia harus dapat menjalin komunikasi dengan setiap orang di dalam organisasi – dari karyawan staf hingga hingga pimpinan puncak. Selain itu, keterampilan komunikasi juga diperlukan ketika berhubungan dengan penyedia tenaga alih daya (perusahaan outsourcing), pimpinan serikat pekerja, pejabat pemerintah, karyawan tingkat bawah, calon karyawan dan rekan sekerja.
Diperlukan kepiawaian komunikasi untuk dapat berhubungan dengan berbagai lapisan masyarakat, baik di dalam perusahaan maupun di luar. Berkomunikasi dengan karyawan level bawah tentu berbeda dengan karyawan level staf atau pimpinan. Memang membicarakan hal-hal yang terkait dengan bisnis perusahaan adalah harus. Namun ada kalanya untuk memecah kebekuan, komunikasi bisa diawali dari hal-hal kecil yang menyangkut keluarga. Ada pimpinan yang sangat senang kalau kita membicarakan prestasi anaknya di sekolah, dari situ pintu masuknya pembicaraan.
Ada lagi karyawan yang orangtuanya sakit bertahun-tahun. Dengan memperlihatkan rasa empati, misalnya mengunjungi rumahnya, manajer SDM akan dapat memperlihatkan rasa peduli perusahan terhadap karyawannya. Kebiasaan mengunjungi karyawan atau anggota keluarga karyawan yang sakit menjadi sarana untuk mendekatkan hubungan, tidak hanya bagi sang manajer dengan karyawannya, tapi juga baik bagi citra perusahaan di mata karyawan.
Bahkan setiap ada karyawan yang mempunyai hajatan/pesta, manajer HRD selalu hadir, minimal kehadirannya adalah mewakili perusahaan. Ada perusahaan tertentu di mana karyawan telah bergabung ke dalam koperasi karyawan perusahaan, koperasi selalu menyediakan kado/parsel bagi karyawan yang punya hajat.
Pendek kata, para manajer HRD perlu tahu kapan menyesuaikan keterampilan komunikasi terhadap audiens dan situasi. Termasuk, misalnya manajer sumber daya manusia harus dapat menyampaikan pentingnya praktik perlakuan secara adil baik kepada karyawan staf perusahaan maupun terhadap karyawan harian.
2. Kemampuan Analisis
Keterampilan analisis dan berpikir kritis merupakan keharusan bagi seorang manajer sumber daya manusia. Ia harus mampu memberikan keputusan yang tepat dan terlibat dalam keputusan-keputusan penting di sejumlah bagian dalam perusahaan. Seorang manajer HRD masa kini dituntut memiliki pengetahuan bidang bisnis yang digeluti perusahaan tempat dia bekerja (business acumen), sehingga dia tidak tergagap kalau berinteraksi dengan unit atau divisi lain di luar HRD. Apalagi dalam konsep human capital, maka karyawan merupakan mitra (partner) bagi pimpinan untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Kemampuan menganalisis situasi dan melihat implikasi dari suatu keputusan tertentu dari suatu sudut pandang kritis adalah sangat bermanfaat bagi seorang pimpinan sumber daya manusia. Misalnya, keputusan untuk mengalihdayakan (outsource) satu atau beberapa fungsi sumber daya manusia, tentu memiliki implikasi terhadap individu karyawan maupun organisasi secara keseluruhan. Alihdaya (outsourcing) menjadi tren bukan saja di luar negeri tapi juga di Indonesia, semakin banyak pekerjaan yang dipercayakan kepada pihak luar agar perusahaan fokus pada bisnis inti.
Para manajer sumber daya manusia juga terlibat mewakili perusahaan dalam urusan yang menyangkut pengangkatan maupun pemutusan hubungan kerja. Kadang-kadang menjadi manajer HRD juga harus menjadi raja tega, karena menjadi salah satu tugasnya untuk menyampaikan berita buruk kepada karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja. Meskipun demikian ia juga menjadi pembawa khabar baik, ketika ada karyaan yang naik golongan atau dipromosikan.
3. Kemampuan Membangun Hubungan
Departemen HRD harus mampu menjadi perekat bagi departem lain untuk mencapai sasaran organisasi melalui pengembangan sumber daya manusia. Untuk itu, manajer HRD harus mampu menciptakan kondisi bagi terjalinnya hubungan berbagai pihak dalam perusahaan demi meraih tujuan bersama.
Salah satu tantangan yang dihadapi departemen HRD adalah membangun kepercayaan dengan karyawan. Banyak karyawan mengasosiasikan departemen HRD dengan kantor kepala sekolah, yang angker. Kesan karyawan terhadap departemen HRD adalah pembuat SP (Surat Peringatan) atau teguran soal disiplin. Dikatakan bahwa, seorang manajer HRD harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan kredibilitas dan kepercayaan, sekaligus menyeimbangkan perannya dalam melakukan pendampingan baik bagi organisasi maupun para karyawannya.
4. Kepemimpinan
Keterampilan memimpin merupakan kompetensi lain yang juga wajib dimiliki manajer HRD. Pada era departemen HRD hanya mengurusi soal administrasi, peran kepemimpinan mungkin kurang. Orang HRD umumnya ikut saja apa yang dimaui orang bisnis. Berbeda dengan kondisi sekarang dimana manajer HRD bertanggungjawab membuat rencana strategis bagi departemen HRD dan seluruh tenaga kerja. Karena itu, keterampilan kepemimpinan adalah penting, khususnya dalam proses pembuatan sebuah rencana strategis bagi tim manajemen perusahaan.
Sumber/foto : yorbusiness.azcentral.com/incimages.com
Facebook
Twitter
RSS