Membangun Literasi dan Pemahaman Mengenai Penilaian Pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia telah berkembang selama tiga tahun terakhir dan menghasilkan banyak kemajuan di beberapa aspek. Salah satunya adalah perubahan paradigma mengenai sistem penilaian. Sayangnya, perubahan yang terjadi tidak serta merta mampu mengubah konsepsi seputar penilaian pendidikan.
Sekarang ini, tenaga pendidikan di Indonesia masih memiliki pandangan yang menganggap bahwa penilaian adalah tes dan hasil pembelajaran adalah nilai. Padahal, sejatinya miskonsepsi ini justru akan menghambat proses belajar dan pengembangan kemampuan siswa secara optimal. Fokus dan capaian pembelajaran yang seharusnya bertumpu pada pembentukan keterampilan dan penguasaan pengetahuan setiap anak didik justru memberatkan pada capaian nilai akhir semata.
Maka dengan tujuan untuk membangun literasi dan pemahaman yang benar mengenai penilaian pendidikan, serta perannya di sekolah dan masyarakat umum. ACER Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan sesi berbagi dengan mengusung topik “Asessmen: Apa Makna Sebenarnya?” pada Selasa (9/10) di Dinas Pendidikan DKI Jakarta dengan diikuti oleh para guru, tenaga pendidik, dan kepala sekolah di Jakarta, termasuk anggota Persatuan Sekolah SPK Seluruh Indonesia.
“Sejak didirikan pada tahun 1930, ACER merupakan pusat penelitian pendidikan terkemuka dan didukung oleh lebih dari 400 karyawan yang tersebar di beberapa negara, seperti Indonesia, Australia, India, Malaysia, Saudi Arabia, dan Inggris. Dengan berbekal pengalaman lebih dari 80 tahun, ACER telah berhasil membangun reputasi yang kuat sebagai penyedia dukungan dan keahlian bagi para pembuat kebijakan pendidikan dan praktisi profesional. Khusus di Indonesia, kami bangga melihat kemajuan-kemajuan progresif yang berhasil dibina oleh ACER Indonesia. Hal ini jelas menjadi pemantik semangat bagi kami untuk terus berkomitmen menjadi rekanan strategis bagi para pendidik dan instansi pendidikan Indonesia,“ Dr. Jarrod Hingston, Manajer Layanan Penilaian di Sekolah (Manager of School Assessment Services) dan Mark Butler, Senior Research Fellow, ACER Australia.
Lewat sesi berbagi ini, para guru dan tenaga pendidik dapat memahami fungsi penilaian yang tepat dan kaitannya dengan pembelajaran, memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai komponen yang diukur dalam penilaian, serta cara menyusun pembelajaran berdasarkan hasil penilaian, dan lainnya.
Bowo Irianto, selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa Penilaian tidak hanya memiliki peran dalam pembelajaran, namun merupakan bagian dari pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita memahami manfaat dan tujuan dari setiap penilaian. Di antara begitu berbagai macam produk dan metode penilaian yang diciptakan, tenaga pendidik dituntut untuk cermat dalam menentukan sistem penilaian yang tepat.
“Dinas Pendidikan berharap diskusi hari ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai penilaian serta membangun pemahaman akan manfaat dan tujuan dari setiap penilaian. Saat ini, orientasi akan sistem penilaian telah bertumbuh. Penilaian tidak hanya berpusat pada hasil akan tetapi mengedepankan proses. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sama-sama memahami bahwa hasil tak lain merupakan konsekuensi dari proses. Hal ini juga sejalan dengan perubahan paradigma pendidikan yang tengah terjadi. Apabila kita ingin tetap bertahan, maka cara berpikir kita pun harus berubah,” kata Bowo.
Menurutnya menggunakan penilaian untuk mengukur hasil adalah langkah pertama dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, keselarasan antara kurikulum dan penilaian merupakan hal yang sangat penting. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan bergantung sebagian besar pada praktek penilaian dan pemeriksaan yang sesuai.
“Dalam menyusun standar penilaian pendidikan, pemerintah terus berupaya agar pengaturan mengenai penilaian pendidikan selaras dan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan penilaian hasil belajar,” lanjutnya.
Pengembangan keterampilan dan pengetahuan anak yang mengedepankan proses dan penguasaan pemahaman kini telah menjadi perhatian dan prioritas para pelaku pendidikan. Pemahaman mengenai sistem penilaian yang tepat dan sesuai merupakan salah satu langkah demi terciptanya perubahan positif dalam lingkup sistem penilaian di masa depan. Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan ACER Indonesia berkomitmen untuk terus bersinergi menyebarkan informasi dan pemikiran ini ke lingkaran masyarakat yang lebih luas.
Selain itu, Haifa Segeir, Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia serta pakar pendidikan memaparkan tentang harapannya agar program ini bisa dinikmati oleh semua kalangan, baik itu SD, SMP, SMA, maupun SMK Negeri di kawasan DKI Jakarta.
“Kami pun menyadari bahwa cita-cita sebesar ini membutuhkan kerja sama dan kolaborasi sinergis dengan sejumlah pemangku kepentingan, terutama mengingat keterbatasan sumber daya yang kami miliki. Oleh karena itu, PSSI menyambut baik ajakan kolaborasi dari ACER Indonesia atas dasar semangat perubahan yang sama. Lewat acara Sesi Berbagi, kami mengajak rekan-rekan tenaga pendidik untuk bertumbuh bersama, saling memperbaiki, serta membuka diri dan terus belajar,” ungkap Haifa.(Artiah)
Facebook
Twitter
RSS