• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Traning This Month
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Public Training
    • Annual Event 2018
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • Magazine
  • Book
  • E-Book
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Traning This Month
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Public Training
    • Annual Event 2018
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • Magazine
  • Book
    • E-Book
    • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • RSS

Education

Karakteristik Pelatihan yang Cocok bagi Orang Dewasa

Karakteristik Pelatihan yang Cocok bagi Orang Dewasa
Ananto Hari
January 30, 2018

Karakteristik Pelatihan yang Cocok bagi Orang Dewasa

Malcolm Knowles, yang dianggap sebagai salah satu pencetus teori tentang pembelajaran bagi orang dewasa (adult learning theory) dalam bukunya The Adult Learner, A Neglected Species menguraikan bahwa orang dewasa termotivasi untuk menginvestasikan waktu dan tenaganya mempelajari sesuatu, sepanjang hal itu dapat membantunya dalam melaksanakan tugas atau menghadapi masalah yang terjadi dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu setiap program pelatihan bagi orang dewasa sebaiknya mengarah pada hal tersebut.

Banyak pemrakarsa program pelatihan sudah memahami hal ini, dan umumnya menyediakan bahan pelatihan sesuai kebutuhan nyata karyawan Anda untuk meraih sukses di tempat kerja. Dan para peserta pun harus paham mengapa mereka harus ikut pelatihan dan bagaimana hal itu akan berdampak langsung pada pekerjaannya. Demikian disampaikan oleh Kermit Burley dalam tulisannya di smallbusiness.chron.com.

Kermit Burley, yang tinggal di Bethlehem, Palestina, telah menulis lebih dari 30 tahun. Tulisan-tulisannya dimuat di majalah “Training”, dan sejumlah publikasi perusahaan sepanjang kariernya. Burley menyelesaikan master di bidang pendidikan di Penn State, AS dan memegang sertifikat sebagai instruktur dan perancang pelatihan.

Sementara itu Sarah Cordiner menulis bahwa proses pembelajaran bagi orang dewasa melalui pengalaman (learning experience) dikenal sebagai Andragogi. Istilah ini pertama dikemukakan oleh seorang pendidik Jerman bernama Alexander Kapp (1833), yang kemudian diterkenalkan Malcolm Knowles, yang dianggap sebagai penulis bidang pendidikan paling berpengaruh hingga kini. Knowles membedakan antara pedagodi, pembelajaran bagi anak-anak dengan andragogi, pembelajaran bagi orang dewasa.

Dalam bukunya “The Fundamental Principles Behind Effective Adult Learning Programs” Sarah Cordiner juga menyatakan bahwa ia mengeksplorasi bagaimana konsep tentang pembelajaran orang dewasa ini diaplikasikan dalam merancang dan mengembangkan program pelatihan berbasis pengalaman.

Karena itu variasi dari prinsip-prinsip pembelajaran bagi orang dewasa telah menjadi semakin meluas sekarang ini dan digunakan di sekolah-sekolah, kolese, organisasi pelatihan, univeritas dan bisnis yang mengharapkan orang menjadi pembelajar seumur hidup. Belajar bukan hanya sewaktu masih di sekolah tapi kapanpun, tanpa kenal waktu dan umur.

Motivasi Para Pembelajar Dewasa

Kermit Burley melanjutkan bahwa menurut Malcolm Knowles, ada beberapa pendorong mengapa orang dewasa, dalam hal ini adalah karyawan, masih mau untuk hadir dan mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan. Pertama adalah untuk mengembangkan hubungan sosial: mendapatkan kenalan baru, bertemu dengan anggota asosiasi industri atau bahkan asosiasi dari industri yang berbeda dan juga bercengkerama dengan teman-teman.

Kedua adalah untuk memenuhi persyaratan formal dari pihak yang memiliki otoritas. Misalnya asosiasi profesi yang mewajibkan anggotanya untuk mendapatkan sertifikat sebagai pengakuan atas profesinya, atau dikenal dengan program sertifikasi profesi. Karena sifatnya wajib, mau nggak mau seseorang harus mengikuti kegiatan belajar ini.

Ketiga adalah berkaitan dengan kesejahteraan sosial (social welfare): bagaimana meningkatkan kemampuan diri untuk melayani sesama umat manusia, menyiapkan diri untuk terjun ke dalam kehidupan di masyarakat, dan meningkatkan diri untuk aktif berperan serta dalam kegiatan di masyarakat.

Keempat adalah untuk kemajuan pribadi. Dengan mengikuti pelatihan, seseorang dapat berharap agar jabatannya di perusahaan dapat meningkat, mengamankan pengembangan profesinya, dan menghadapi kemajuan yang dilakukan oleh pesaing. Dengan membekali diri lebih banyak, diharapkan ia akan mampu mempertahankan posisinya atau malah meningkat kariernya.

Tapi bagi mereka yang sudah tidak mungkin lagi meningkat kariernya di perusahaan, ikut pelatihan bisa sekadar untuk kesenangan atau mempelajari sesuatu yang baru. Pelatihan untuk pengembangan diri saja.

Kelima, untuk menghindari rutinitas (escape/stimulation). Orang bekerja terus dapat mengalami kejenuhan. Dengan ikut pelatihan, sambil meningkatkan kemampuan peserta dapat menghindari rutinitas dan melakukan penyegaran diri, yang berbeda dengan keseharian dia. Pelatihan dianggap sebagai rekreasi, untuk rileks atau santai. Tidak mengherankan apabila banyak pelatihan kini juga diselenggarakan di lokasi-lokasi pariwisata.

Keenam, kebutuhan kognitif (cognitive interest). Orang ikut pelatihan karena memang dirinya butuh untuk mengasah diri lagi dengan cara menambah pengetahuan baru. Bisa juga sekadar memuaskan keinginan diri untuk mengetahui sesuatu hal, mungkin saja ilmu itu akan bermanfaat kelak kalau dia sudah pensiun, misalnya.

Lantas bagaimana suatu program pelatihan akan dapat menjawab semua kebutuhan dari para peserta pelatihan, yang memiliki motivasi berbeda-beda tersebut. Paling tidak ada beberapa hal yang sifatnya wajib dipenuhi oleh penyelenggara program pelatihan.

Sasaran Pembelajaran (Learning Objectives)

Program pelatihan yang efektif akan menjawab pertanyaan “Mengapa saya ikut program ini?” Desain setiap program pelatihan harus selalu dimulai dengan sasaran pembelajaran. Perancang pelatihan perlu membuat programnya dengan sasaran spesifik yang harus diselesaikan oleh peserta pelatihan. Sasaran-sasaran ini harus juga berkaitan dengan keterampilan nyata yang akan membuat karyawan Anda akan lebih berhasil dalam pekerjaannya. Instruktur juga harus menyebutkan sasaran ini di awal setiap modul pelatihan. Anda akan mendapati bahwa karyawan Anda akan lebih terlibat dan belajar lebih banyak ketika mereka sepenuhnya tahu bahwa pelatihan ini memang terkait dengan pekerjaannya.

Keterlibatan (Involvement)

Karakteristik dari semua program pelatihan yang baik adalah adanya keterlibatan aktif dari semua peserta pelatihan. Orang dewasa ingin menjadi bagian dari pelatihan yang mereka ikuti, dan suatu program pelatihan yang baik banyak mengandung latihan-latihan di dalamnya. Sesi praktis di akhir setiap modul pelatihan merupakan cara yang bagus untuk melibatkan peserta pelatihan. Lakukan permainan peran (role plays), games atau kegiatan pemecahan masalah secara berkelompok agar peserta merasa menjadi bagian dari pelatihan. Variasikan kegiatan latihan dari individu hingga kelompok kecil dan kelompok besar sehingga setiap peserta memiliki kesempatan untuk terlibat.
Peluang untuk Berbagi Pengalaman

Orang dewasa umumnya akan membawa serta pengalamannya ke dalam program pelatihan, karena itu sering kali mereka mengajak instruktur untuk saling berdiskusi membahas teori dan kenyataan dalam praktik sehari-hari. Program pelatihan efektif akan memanfaatkan pengalaman ini lebih sering dan memberikan banyak kesempatan bagi setiap orang untuk membagikan pengalamannya. Rancanglah program pelatihan Anda sehingga konsep-konsep baru dapat didiskusikan dan dikaji. Orang dewasa ingin menambahkan keterampilan baru ini terhadap apa yang mereka sudah miliki sebelumnya dan untuk menambah pengetahuannya. Agar pembelajaran sesungguhnya dapat berlangsung, peserta pelatihan perlu waktu untuk merefleksikan apa yang mereka baru saja pelajari dan kemudian menemukan bagaimana menerapkannya ke dalam pekerjaan.

Buatlah Menyenangkan

Robert Pike, dalam bukunya “Creative Training Techniques Handbook,” menyatakan bahwa “Learning is directly proportional to the amount of fun you have.” Program pelatihan efektif dirancang dengan sebisa mungkin dapat menyenangkan bagi peserta pelatihan. Masukkan lelucon ke dalam pembelajaran, buatlah permainan (games) dan kesempatan praktik (practice opportunities) yang dapat membuat peserta pelatihan menikmati apa yang mereka lakukan. Aktivitas yang kreatif dan menyenangkan dapat dimasukkan ke dalam program pelatihan dan karyawan Anda akan mengingat serta akan menerapkan pelatihan kelak di kemudian hari.

Sumber/foto : sarahcordiner.com/smallbusiness.chron.com/linkedin.com

Related ItemsFeatured
Education
January 30, 2018
Ananto Hari
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Booking Cart

Psychology More Psychology

  • Read More
    P.I.O
    Lakukan Hal ini Jika Kita Ditegur Atasan

    Lakukan Hal ini Jika Kita Ditegur Atasan Sebagai seorang karyawan, mendapatkan teguran dari bos...

    Ananto Hari March 21, 2018
  • Read More
    Perkawinan
    Perlunya Saling Memaafkan Dalam Membina Hubungan Pernikahan

    Perlunya Saling Memaafkan Dalam Membina Hubungan Pernikahan Dalam membina rumah tangga setiap pasangan, biasanya...

    Ananto Hari March 7, 2018
  • Read More
    Psychology
    Lingkungan Greenspace Berpengaruh Terhadap Perkembangan Mental Anak

    Lingkungan Greenspace Berpengaruh Terhadap Perkembangan Mental Anak Tinggal dalam sebuah lingkungan yang nyaman, tentunya...

    Ananto Hari February 27, 2018
  • Read More
    Psychology
    Memperkuat Ingatan dengan Teknik Memory Palace

    Memperkuat Ingatan dengan Teknik Memory Palace   Memiliki daya ingat lemah kerap kali menjadi...

    Ananto Hari February 26, 2018
IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang focus dalam pengembangan SDM baik untuk perusahaan maupun masyarakat lain di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui conferences, Training , Media Online , Media Cetak dan event event yang berkaitan dengan pengembangan SDM . Intipesan didirikan pada bulan September 1995 dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya .
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik .
Misi : Bekerja dengan standard moral yang baik dan menjujung tinggi profresionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 781 9844

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today.


Copyright © 2011 - 2018 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.