IntiPesan.com

Empat Hal Penting yang Harus Diperhatikan Ketika Perusahaan Mengurangi Jam Kerja

Empat Hal Penting yang Harus Diperhatikan Ketika Perusahaan Mengurangi Jam Kerja

Banyak peneliti menyebutkan bahwa seharusnya setiap karyawan bekerja lima jam dalam sehari, karena menurut survey US Workplace Survey pada 2019 mengungkapkan bahwa rata-rata pekerja kantoran hanya produktif selama dua jam 53 menit.

Sebagian sisa dari waktu kerja resmi mereka di kantor dipergunakan untuk mengecek media sosial, membaca situs berita, membicarakan kegiatan di luar pekerjaan dengan rekan kerja, membuat minuman panas atau merokok.

Selain itu mereka juga beranggapan bahwa jam kerja karyawan selama 8 jam sehari dan 40 jam seminggu, yang diperkenalkan oleh Henry Ford pada tahun 1920-an, ternyata bukanlah formula paling produktif untuk pekerja kantor di era pandemi seperti sekarang ini.

Ketika pandemi muncul beberapa tahun yang lalu dan menuntut sebagian besar pekerja untuk melakukan aktivitasnya dari rumah, telah semakin memperkuat keinginan banyak individu untuk semakin memperhatikan keseimbangan hidup yang lebih baik antara bekerja dan bersosialisasi. Akibatnya semakin banyak individu dan organisasi yang kemudian mempertanyakan hubungan antara produktivitas dengan jam kerja karyawan.

Beberapa pihak menyetujui pengurangan jam kerja, karena dapat meningkatkan produktivitas. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Brad Touesnard, founder and CEO of SpinupWP sebuah perusahaan provider distribusi barang retail di Amerika yang menyatakan bahwa organisasnya telah menerapkan jam kerja yang lebih pendek serta mengurang kerja lembur. Hasilnya justru produktivitas mereka meningkat.

“Dengan jam kerja yang lebih pendek ternyata mampu mengurangi tingkat stres, dan ini kemudian membuat karyawan menjadi lebih bahagia dan lebih produktif. Karena mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman dan orang yang mereka cintai, melakukan hal-hal yang mereka sukai. Mereka juga menjadi lebih loyal dan meningkatkan semangat bekerja,” jelasnya lebih jauh.

Janelle Owens, direktur SDM di perusahaan Test Prep Insight juga mendukung hal tersebut. menurutnya ketika perusahaan menerapkan empat hari kerja dalam seminggu di organisasinya, dampak pada produktivitasnya sangat luar biasa.

Janelle Owens menambahkan bahwa setelah bekerja untuk tiga perusahaan berbeda dalam kapasitas SDM yang berbeda, dapat dikatakan bahwa dirinya belum pernah melihat sesuatu yang memotivasi karyawan seperti [enerapan hari kerja yang lebih pendek.

“Tidak dapat disangkal lagi bahwa dengan pengurangan jam kerja, karyawan kami menjadi lebih bahagia. Selain itu semua orang senang mendapatkan libur setiap hari Jumat, sambil mempertahankan gaji dan tunjangan mereka saat ini. Di sisi produktivitas, analisis kami menunjukkan bahwa karyawan daoat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam empat hari kerja dalam seminggu daripada dalam lima hari,” jelasnya.

Menurut Touesnard dengan memperpendek jam kerja membuat pekerja lebih baik dalam mengelola waktu nekerja mereka, sehingga menjadi lebih produktif dan memiliki lebih banyak waktu luang untuk teman dan keluarga. Ini adalah sebuah insentif yang sangat berharga di masa sekarang ini.

“Karena hal tersebut juga berarti pekerja yang memiliki anak balita, tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lain guna membayar layanan penitipan anak yang mahal. Lebih penting lagi, mereka memiliki banyak waktu berharga bersama anak-anak mereka selama tahun-tahun masa pembentukan kepribadian anak,” jelasnya.

Namun demikian sebelum mengurangi jam kerja menjadi lebih pendek, setidaknya kita harus memperhatikan empat hal berikut ini, diantaranya adalah :

1.Berkonsultasi dengan Rekan Kerja dan Pimpinan

Janelle Owens menghabiskan berjam-jam mendiskusikan pro dan kontra dari minggu kerja yang lebih pendek dengan CEO dan COO-nya dan membaca buku dan studi tentang topik tersebut sebelum membuat keputusannya.

“Setelah melakukan banyak penelitian tentang masalah ini dan membaca sejumlah buku dan studi, kami yakin bahwa perubahan ini akan menciptakan tim yang lebih solid dan lebih produktif,” katanya.

Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif yang berbeda, tim menambahkan satu jam ke hari kerja Senin sampai Kamis. Namun menambahkan libur mereka di akhir pekan menjadi tiga hari.

“Secara umum setiap orang dapat menghitung produktivitas kerja mereka, sehingga di akhir minggu dapat menikmati waktu luang yang lebih banyak dengan keluarga,” ungkapnya.

nya, tetapi ini mempersingkat keseluruhan minggu kerja kami dari 40 jam menjadi 36 jam dan hanya dapat melakukan ini karena semua karyawan kami digaji, karyawan yang dikecualikan.” ungkapnya.

2.Pekerjaan Secara Mandiri atau Bekerjasama

Faktor lain yang perlu diingat adalah apakah jam kerja kita banyak melibatkan pertemuan ataupun kolaborasi dengan klien dan rekan kerja ? Karena dengan jam kerja yang lebih pendek, tugas individu akan memberikan hasil yang berbeda ketika kita bekerja dalam kelompok.

May Flanagan, founder Global Green Family menyebutkan sejak pandemi dimulai, saya dan tim telah sepakat untuk mempersingkat jam kerja. Artinya dengan jam kerja yang lebih sedikit untuk rapat dan kerja kelompok dan sebagai gantinya menggunakan jam yang tersisa untuk mengerjakan tugas individu.

“Hal ini bagi saya tidak menimbulkan masalah ketika harus bekerja dengan jam kerja yang lebih pendek selama rekan kerja mencatat waktu mereka dan menghasilkan hasil yang berkualitas,” jelasnya.

3.Memilih Sistem Kerja yang Tepat

Jerry Han, kepala marketing PrizeRebel, yang mempunyai anggota tim di lima benua yang berbeda menyebutkan bahwa walaupun organisasinya memiliki karyawan dengan waktu kerja yang berbeda-beda namun mereka memiliki sistem kerja yang tepat. Sehingga pekerjaan apapun dapat selesai tepat waktu.

“Bagi kami, tidak masalah selesai dalam satu jam atau seharian, yang penting selesai tepat waktu. Apa yang kami sadari adalah bahwa ini telah menjadi motivasi yang sangat baik bagi karyawan untuk menjadi produktif, menyelesaikan pekerjaan mereka lebih cepat, dan menikmati sisa hari untuk diri mereka sendiri.” jelalsnya.

Menurutnya transisi ke pengurangan jam kerja mungkin menimbulkan perubahan dalam sistem dan struktur organisasi — dan pendekatan berbasis tugas berbasis proyek dapat memberikan keuntungan produktivitas yang lebih baik.

4.Memperhatikan Dampaknya Terhadap Pelanggan

Terakhir, sebelum membuat perubahan besar pada organisasi, penting untuk memperhatikan dan mempertimbangkan dampak potensial pada pelanggan ataupun kepada stake holder lainnya.

“Kita perlu memikirkan bagaimana dampaknya terhadap pelanggan dan pastikan bahwa kita masih bisa memenuhinya. Ini mungkin akan membuat beberapa orang karyawan tertentu yang harus siap sedia saat pelanggan membutuhkan bantuan mereka,” tutupnya.

Sumber/foto : theladders.com/jobstreet.com.sg